Mantan

135 29 3
                                    

Tara : ngurus diri sendiri saja masih ga beres, apa lagi klo ada laki ntar, bisa pusing jiwa (pikiran picik Tara)

Sehabis makan malam. Karan langsung menidurkan Angel sembari berberes keperluan besok karena besok mereka harus bersiap ke sekolah barunya Angel.

Sehabis itu Karan juga menyempatkan mengecek laporan hari ini melalui tabnya.

"Namanya tante Tara, dia yang bantu gunting poni aku." Angel masih belum tidur. Karan hanya mendengarkan putrinya bercerita sembari mengusap layar di depannya.

"Dan tahu ga pa lucunya dia?-tante itu katanya dulu punya cita-cita jadi chef tapi masak telor ceplok aja berantakan," Angel tertawa saat mengingat kondisi dimana Tara terlihat panik ketika masak.

Tara itu tipekal wanita yang jarang berada di dapur dan bahkan ketika ia memilih berpisah tempat tinggal dari orangtua karena terkait pekerjaan, dan keinginannya juga pengen hidup mandiri ia masih lebih banyak mengkonsumsi makanan yang telah diolah di luar ketimbang masak sendiri.
Dan alhasil saat-saat dimana ia beraksi di dapur ada-ada saja kekacauan yang terjadi entah itu minyaknya meleber kemana-mana, apinya kebesaran, dan lain-lain.

Karan tidak ada niatan untuk menanggapi, karena dia sedikit butuh kefokusan terhadap apa yang dia baca sekarang, hingga sebuah kalimat mengejutkan keluar dari mulut Angel, "Pengen deh punya mama seperti tante Tara, sepertinya seru"

Pria itu tidak bisa, tidak mendelik ke arah putrinya itu berbaring.

Oh lord, siapakah si Tara itu?! Bisa-bisanya mempengaruhi Angelnya hanya dalam hitungan jam?

"Ehm, papa boleh tanya ngk?"

"Boleh"

"Tante-tante yang kau bilang itu pasti sudah punya suami"

"-Belum! Dia bahkan zomblo dari lahir pah!"

Mendengar itu Karan langsung bergidik. Entah kenapa dari sinar mata Angel sekarang ia dapat mencium jiwa-jiwa mak comblang? Yang benar saja, anak lima tahun is mak comblang.

Lagian wanita yang dimaksud palingan tidak jauh-jauh dari tampang pertua(perawan tua) makanya ngk laku-laku, pikir Karan culas walaupun ia tidak begitu yakin akan pemikirannya itu mengingat banyak wanita zaman sekarang yang usianya sudah menginjak setengah baya tapi wajahnya masih tergolong remaja akibat perawatan.

"Angel mendingan tidur yaa ... besok harus bangun pagi dan berangkat sekolah," instruksi Karan memotong pikiran Angel yang sepertinya masih membayangkan Tara. Dilihat dari ekspresi gadis itu yang sedari tadi tampak senyum-senyum sendiri seolah punya rencana menyenangkan.

Karan mematikan lampu tidur kamar Angel, beranjak dari sana dan masuk ke kamarnya yang ada di lantai bawah.

Di tempat lain.

Tara sudah tertidur pulas di sofa dengan kondisi beberapa dokumen meleber kemana-mana.

Sehabis mengantar anak tetangganya yang tentu saja Angel, Tara langsung mengerjakan beberapa progres untuk persiapan besok di kantornya.
Tugasnya sebagai seorang manager di salah satu perusahaan tentu sangat tidak bisa dibilang mudah, ada banyak perencanaan yang harus diselesaikan.

Paginya sehabis sarapan Tara langsung berangkat ke kantor. Tidak lama dari itu, mobil Karan juga baru akan berangkat mengantar putrinya ke sekolah.

👄👄👄

"Senang bertemu dengan anda, tuan Karan."
"Senang bertemu dengan anda juga Ms. Jumi."

Wanita itu tersenyum senang. Bagaimana tidak? Mantan terindahnya comeback setelah bertahun-tahun tak ada kabar. Yeah, meski dia tahu lelaki di depannya ini pasti telah menjadi seorang bapak melihat lelaki itu membawa balita sekarang, tapi tetap saja pesona seorang Karan tidak terelakkan.

"Putrimu?" Tanya wanita itu menunjuk Angel yang sedari tadi memegang erat lengan baju Karan.

"Iya"

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik"

Seperti biasa Karan adalah tipekal lelaki cuek dan no basa basi. Kata Jumi dulu: 'Karan itu tipe lelaki sat set shoot.'

Perempuan itu sedikit memanyunkan bibir kesal, masih saja kepribadian Karan yang lama gada perubahan, pikir Jumi sedikit nostalgia.

"Oh ya, btw istrimu nggak datang?"

"Enggak punya istri 'eh maksudku mama Angel sudah tiada beberapa tahun yang lalu"
Karan tentu tidak mau memberi tahu bahwa sebenarnya dia belum menikah dan mama Angel yang dimaksud adalah kakak kandungnya yang meninggal beberapa tahun yang lalu akibat kangker. Dan pada waktu itu Angel masih bayi tidak tahu apa-apa oleh sebab itu dia mengangkat Angel jadi putrinya, agar Angel tetap merasakan punya orangtua.

Jumi yang memang menangkap sesuatu yang janggal langsung menarik Karan mendekat, "Ini anaknya kak Lea kan?" bisiknya tidak enak kedengaran Angel.

"Dia anakku," ada nada tersirat di sana, Jumi paham itu dan entah angin dari mana hati Jumi lega? Yap bisa dibilang begitu atau lebih kepada dia masih punya kesempatan untuk membentuk hubungan lagi dengan Karan?

-Mereka kan putus baik-baik akibat Karan melanjutkan studinya di Inggris, karena tidak mau LDR yang bisa saja berujung ketidak pastian akhirnya mereka memutuskan untuk break.

Jumi menatap Karan penuh arti.
"Oh ya berkas anakmu dimana, biar aku aja yang serahkan di TU," Karan mengeluarkan sebuah map yang dibutuhkan dan menyerahkannya kepada Jumi
"senang berjumpa dengan kalian" yap Jumi adalah seorang guru merangkap wakil kesiswaan di sekolah itu.

"Terimakasih," balas Karan tersenyum tulus membuat Jumi sedikit salah tingkah.

Karan tidak menyadari hal itu selain Angel dengan kepekaannya akan lingkungan sekitar dia tahu bahwa Jumi tertarik dengan papanya.

Karan berjongkok di hadapan Angel, "Papa balik dulu ya, nanti papa jemput ketika pulang sekolah."
Angel hanya mengangguk.

Kembali berdiri sembari menyerahkan Angel ke Jumi, "Kalau begitu aku titip Angel yaa," ujar Karan yang diangguki wanita itu.



Jrenggggg

Huft

Sekian dan terimagaji ;)

Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaa :))


Embrace HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang