•| Tara : Pengennya gue itu dapat jodoh yang mirip dengan gue, oh satu lagi yang hebat masak.
"Angel sudah lama tinggal di sini?"
Sekarang seorang balita cantik tengah dalam gendongan Tara.
"Baru kemarin" balas gadis itu seadanya.
Tara membawa dirinya dan gadis itu untuk duduk di taman sekitar sana.
Habis itu tidak ada percakapan antara keduanya.
Tara yang notabenenya gadis kaku, menoton dan jarang sekali berbaur dengan anak kecil yah walaupun dia punya dua saudara perempuan tapikan bukan dia yang merawat mereka waktu kecil karena di masa sekolah waktunya dipenuhi oleh les-les di luar, treking-an dan termasuk personil rumah yang jarang di rumah hingga ia tumbuh dewasa seperti sekarang. Meskipun begitu saat ini di depan anak kecil itu, ia berusaha untuk rileks. Terlebih wajah di sampingnya itu tampak datar dan tidak ada emosi di sana. Tara seakan sedang bercermin ketika menghadapi anak kecil itu.
"Mm, orangtua Angel dimana?""Oh papa, papa tadi subuh berangkat kantor katanya ada keperluan mendesak"
"Kalo mama?"
"Mama belum punya," jawab anak gadis itu dengan polosnya membuat Tara sedikit bingung.
"Jadi kenapa keluar tadi, apa dibolehin sama papanya?"
Angel mengangkat wajahnya menatap sorot mata wanita di depannya.
Tara yang sadar bahwa pertanyaannya menekan anak gadis di depannya, langsung memberikan senyuman, "Ya sudah gapapa ... Jadi kita sekarang di sini aja nih? Sampai papamu pulang?"Selang beberapa detik
"Angel pengen es krim," gumam Angel pelan.
Tara seketika berbinar, "Ya sudah ayo ke apartemen tante, ada es krim di sana."
Tanpa menunggu lama anak kecil itu mengangguk, nurut dengan perempuan di depannya ini yang sepertinya manusia baik-baik.
Di sepanjang jalan mereka mengisinya dengan obrolan ringan. Dan keduanya cukup klop.
🍃🍃🍃
"Mm...tan-te Tara tinggal sendiri di sini?"
"Iyaa" jawab Tara sambil menikmati eskrim di tangannya.
"Suami tante emangnya kemana?"
Tara hampir saja tersedak kalau tidak cepat ia meraih air lalu meminumnya.Anak gadis depannya benar-benar diluar dugaan bisa-bisanya ia bertanya sesuatu yang belum di garisnya? Atau dia tampak setua itu hingga anak kecil saja mengira dia telah menikah? Oh tentu saja tidak, bukan itu alasannya. Jelas-jelas zaman sekarang sudah banyak anak-anak muda yang telah berkeluarga jadi sepertinya wajar saja jika Angel bertanya itu. Meski rada aneh mengingat Angel masih bocah kecik—tapi wajar juga sih mengingat Angel ini termasuk generasi gadget dari orok. Maybe, hobinya nonton orang nikah-nikahan.wkwk. pikir Tara ngambang.
"Hm tante belum menikah Njel"
"Oalah papa juga belum punya istri"
Tara langsung tersedak kali ini tiada kontrol. Eskrim di tangannya sudah terjatuh di lantai.
Oh astaga jangan bilang papa anak ini adalah seorang duda? Oh no amit-amit DUDA? Jelas bukan tipenya Tara. Tipe Tara adalah seorang pria lajang, mapan tampan dan tidak boleh ada histori hubungan dengan siapapun intinya yang mirip dengan dirinya.
Ngomong-ngomong tadi Angel kan hanya berkata papanya belum punya istri bukan berarti Angel menjadikan dia ibu? Oh astaga mungkin efek menjomlonya terlalu lama jadi pikiran Tara mulai sinting akan laki.Menatap manik polos di depannya. Tara menarik senyumnya, jelas anak gadis di depannya belum tahu hal-hal demikian dia hanya berujar apa adanya.
"Astaga maafkan tante! Angel pasti terkejut ya, tunggu tante beresin ini dulu yaa" gadis itu hanya mengangguk sambil naik ke atas sofa. Meraih kembali eskrim yang ada di atas meja lalu duduk menyaksikan kartun yang diputar Tara sedari tadi.
Sedangkan Tara tengah membereskan kekacauan yang ia buat sendiri seraya pikirannya ngedumel tidak jelas.
"Nanti ini Angel mau balik rumah?"
"Papa sepertinya pulang malam atau bisa jadi ga pulang hingga besok seperti biasa, nanti Angel boleh minta tolong telfon papa ngk? Soalnya cuma nomor ponsel papa yang Angel ingat, klo nomor telepon rumah sudah diganti. Bibinya juga sudah ganti orang" papar gadis itu, benar-benar persis banget dengan sifat Tara yang kalau ngejelasin sesuatu pakai kausalitas dan komplit.
"Oh oke gapapa. Ya sudah tante masak dulu ya untuk makan siang nanti"
Tara berlalu dari sana menuju dapur untuk menyiapkan makanan buat mereka.
Di tempat lain.
Karan baru saja keluar dari ruangan bedah habis melakukan tugasnya sebagai dokter spesialis bedah.
Pria itu langsung masuk ke ruangan pribadinya dan menyuruh yang lain untuk menggantikan dia beroperasi serta melayani pasien. Kenapa begitu? Yah karena dia pemilik rumah sakit ini dan sekaligus dokter spesialis di sini tapi jam kerjanya cukup longgar mengingat ada si kecil Angel yang masih membutuhkannya.
Dia tahu betul, bahwa putrinya itu sangat tidak mudah akrab dengan orang lain. Oleh sebab itu sejak berpindah kota kembali ke kota asalnya ini pembantu yang biasanya juga ia tukar, karena ternyata walaupun sudah cukup lama menghabiskan waktu dengan Angel. Tetap saja putrinya itu tidak bisa nyaman sama orang itu, alhasil terpaksa hubungan kerja diputuskan.
Kembali sekarang menghadirkan pembantu baru di rumahnya, dan semoga saja Angel kecilnya bisa nyaman.
Cukup lama Karan memejamkan mata di meja kerjanya hingga dering ponselnya membuat ia sedikit terganggu dan mengangkat panggilan itu. Nomor baru.
"Hallo?"
"Hallo papa, ini Angel. Angel pengen papa segera pulang! Angel pengen cerita sesuatu"
Karan mengangkat alisnya sebelah, Angel pengen cerita?. Satu lagi gadis kecilnya itu bukan seperti anak-anak kebanyakan yang apapun pengalaman yang dia alami dia sharing ke orang-orang, dia terbilang sangat jarang bercerita, kecuali ada sesuatu yang benar-benar menarik? Dan jangan lupakan nada ceria saat Angel bicara tadi, membuat pria kepala tiga itu penasaran.
"Ini nomer ponsel siapa yang Angel pake?"
"Ini punya tante tetangga," jawab Angel,
Karan tidak bertanya lebih lanjut.
Pria itu langsung keluar dari rumah sakit, menuju parkiran.
"Oke, papa akan segera pulang."Karan tiba di depan dan memasuki rumahnya, yang disambut dengan suara Angel memanggilnya 'papa'.
Pria itu menautkan keningnya sejenak saat menyadari sesuatu. Ya sesuatu, ada yang berbeda dengan penampilan Angel. Gadis itu memiliki poni sekarang.
Karan menurunkan badannya, "Siapa yang gunting?" Karan tahu tidak mungkin Angel pergi ke salon sendirian dan kalaupun ia bersama pembantu baru jelas Karan pasti diberitahu sebelum berangkat.
"Nah, ini dia yang mau aku ceritaain sama papa," ujar Angel antusias seraya menjeput poninya.
Melihat wajah ceria putrinya itu membuat Karan tidak urung untuk tidak tersenyum lalu menggendongnya. Rasanya, perasaan lelah disepanjang jalan tadi hilang ditelan oleh senyum manis Angel.
Bukan tanpa alasan bagitu karena sebelumnya Angelnya bisa dibilang sangat jarang tersenyum. Terlihat mendung. Dan hari ini benar-benar berbeda seolah mendiang mamanya Angel kembali hidup dan membawa suasana ceria itu kembali.
Note :
(づ ̄ ³ ̄)づ
![](https://img.wattpad.com/cover/224086331-288-k99507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace Heart
RandomYuliana Tara kerap dipanggil Tara adalah seorang manager di divisi tempat ia bekerja. Di usianya yang akan menginjak 24 tahun masih belum pernah mengalami yang namanya pacaran, sejauh ini belum terbesit dibenaknya untuk menjalin hubungan dengan sia...