"Ting...."
Suara telfon masuk keluar dari handphone Alwi yang sengaja di titipkan kepada Inne.
"Halo wi kamu kemana sih? Rumah juga kenapa sepi banget?"
"Tammy? Udah ngomongnya?"
"Eh.. kok hp Alwi ada di Bunda? Emangnya Alwi kemana Bun?"
"Sekarang bunda tanya kamu kenapa tumben banget telfon adik kamu?"
"Gini loh bund masalahnya, rumah sepi banget gak kayak biasanya makanya aku telfon Alwi"
"Udah kamu tidur lagi aja, lagian ini udah tengah malem kamu belum juga tidur"
Sambungan telfon terputus dan Inne kembali menaruh handphone Alwi ke dalam tasnya. Memang sengaja ia tak memberitahu orang rumah dengan keadaan Talita dan juga Alwi malam ini, tapi mereka juga akan memberitahu besok pagi nya agar mereka bisa istirahat.
Waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB namun belum ada suster yang keluar dari ruangan.
"Ananda sejak kapan Talita ada di dalam?"
"Sejak jam 00.00 memang lumayan lama dari yang seharusnya, tapi insyaallah mereka akan baik-baik saja"
Ananda mengajak Lyman untuk pergi ke kantin rumah sakit dan membeli beberapa makanan juga minuman untuk mereka makan.
Setelah 15 menit lagi mereka menunggu suara tangisan bayi terdengar jelas bahkan sangat nyaring di dengar oleh semua orang. Seorang dokter keluar dengan senyum kepada mereka tentang kondisi pasiennya.
"Dok gimana kondisi anak dan cucu saya" ucap Inne penasaran
"Kondisi pasien dan juga anaknya baik-baik saja, bahkan pasien masih bisa tertawa setelah melahirkan"
Mendengar itu mereka semua tersenyum bahagia dan bersyukur bahwa kenyataannya Talita dan anaknya baik-baik saja.
~^^~
Setelah bayi dibersihkan dan diberikan baju, ia kembali ke pelukan sang mamah untuk diberi ASI untuk pertama kali.
"Anak laki-laki yang tampan, lihat deh mas matanya mirip kamu sewaktu bayi" ucap Talita
Alwi hanya tersenyum sambil mengelus pelan pipi bayi yang ada di gendongan istrinya.
"Pipi nya gembul enak banget empuk kayak donat baru masak" ucap Talita
"Ya Allah sayang masa anak kita kamu samain sama donat sih, beda jauh lah" Alwi hanya bisa tersenyum gemas dengan istrinya
"Mas dede belum di azan nin loh"
Alwi mengambil alih untuk menggendong sang anak, walau sebenarnya ada rasa takut saat bayi itu sedikit bergerak di dalam gendongannya. Setelah mengumandangkan azan dan iqomah bayi yang ada di dalam gendongannya tersenyum lebar seakan-akan mengerti bahwa itu adalah suara sang ayah.
"Senyum mu sangat manis persis seperti Uma, yang membuat Abi langsung terpikat"
"Mas udah punya nama buat dede?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup
Teen FictionCerita ini dimulai dari kehidupan Talia Nur Afaf. Dia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mengidolakan sosok Alwi Assegaf. Bukan hanya karena parasnya yang tampan tapi akhlak dan kepribadiannya yang baik membuat siapapun akan luluh denga...