🖤39🖤

114 21 1
                                    

"Mas"

"Hmm"

"Mas sebelumnya tau kalo kak Ridho sama kak Vero punya markas Segede ini?"

"Nggak tau"

"Mereka sama-sama curang ya"

"Curang kenapa sih Humairah?"

"Ga ngasih tau kalo punya markas se cantik ini, jadi pengen punya deh"

"Hehe kamu juga nanti bakal punya, tapi yang sabar aja masih proses pembuatan"

"Beneran Mas?"

"Bener sayang"

"Yey! Makasih mas ku yang baik and ganteng"

"Iyah sama sama"

Mereka masih asik dengan obrolan santai mereka dengan posisi yang masih sama seperti beberapa saat yang lalu.

~^^~

"Mau ke mana Den?"

"Beli makanan laper"

"Nitip lah"

"Iye iye"

Saat Deni hendak menginjakkan kakinya keluar rumah sebuah suara menghentikan langkah kakinya.

"Kak Deni mau kemana?"

"Eh anu mau beli makanan"

"Ga usah beli biar Talita masakin aja gimana?"

"Wait-wait ibu negara pen masakin buat kita yang bener aja nih?"

"Iyah kak Azwar mau ga?"

"Mau!!"

Semua anak Drak's yang ada di sana berseru setuju dengan ide Talita dan langsung mengantarnya ke dapur markas yang tiga kali lipat lebih besar dari dapur di rumahnya.

"Besar banget"

"Yakin mau masak?"

Suara Alexi memenuhi dapur yang membuat Talita menolehkan kepalanya.

"Emang kenapa kak?"

"Drak's itu banyak"

"Kamu butuh bantuan"

Alexi mengambil apron yang tergantung dan memasangkan ke tubuh Talita, setelah selesai ia kembali mengambil apron untuk di pasang ke tubuhnya.

"Kak?"

Satu alis Alexi terangkat mendengar suara Talita yang memanggilnya dengan nada heran.

"Kamu pasti butuh bantuan buat masak"

"Emang kakak bisa masak?"

"Khm apa kalian butuh bantuan?"

Suara Nuan kini menggelegar di dapur dan dengan cepat ia mengambil apron juga beberapa bahan masakan yang ada di kulkas.

"Kak Nuan juga ikut?"

"Udah santai aja di sini yang biasanya masak ya kita"

"Ya udah deh ga papa"

Mereka bertiga akhirnya berkutat di dapur untuk menyajikan makanan. Memang benar apa yang dikatakan Alexi dan Nuan porsi yang sekarang mereka masak sangat banyak, seperti untuk 30-50 orang.

"De!"

Alexi memapah tubuh Talita dan mendudukkannya di kursi.

"Lita ga papa?"

Teman HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang