Shim Jaeyoon x Lee Heeseung
Fanfiction by jjyunning_###
cw // underage smoking
Rumah Heeseung terasa seperti rumah kedua bagi Jake. Di tempat itulah dia menyaksikan sahabat kecilnya tumbuh dewasa, dan di tempat itu jugalah dia menemukan cinta pertamanya.
Dia bertemu Heeseung ketika mereka berusia 12 tahun, ketika dia pindah dari Australia ke Seoul. Heeseung adalah sahabat pertama dan terdekatnya. And, of course, his most favorite one.
Sepanjang persahabatan mereka, hari demi hari berlalu, Jake menjadi semakin yakin bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada Heeseung. Dia tidak tahu bagaimana dan kenapa dia bisa mempunyai perasaan pada sahabatnya itu karena cukup sulit baginya untuk memberikan jawaban.
Mungkin karena binar terang yang tidak pernah luntur di matanya, mungkin juga karena tawanya yang mengasyikkan yang seringkali membuat dada Jake bergetar, mungkin juga karena senyumannya yang semanis madu dan secerah mentari atau juga karena rambutnya yang selalu jatuh menutupi wajahnya, membuat Heeseung terlihat menggemaskan dan cantik.
"Apa yang kamu pikirkan?"
Jake segera tersentak dari lamunannya, menggelengkan kepalanya lalu tertawa ringan. "Tidak ada apa-apa. Apa hyung ingin naik ke atap?"
Atap rumah adalah tempat persembunyian mereka. Jika mereka mengalami hari yang berat, atau hanya ingin bertemu satu sama lain, mereka akan pergi naik ke atap rumah Heeseung. Dan terkadang, mereka akan kesana hanya untuk menghisap rokok, satu atau dua batang.
Heeseung mengangguk, dengan cepat menyelipkan sweater rajut dari atas kepalanya sebelum meraih pergelangan tangan Jake.
Memanjat keluar dari jendelanya, Heeseung balas tersenyum pada Jake. Dia mengulurkan tangannya, memberikan bantuan dan di saat bersamaan, dia melepaskan kakinya untuk memanjat ke atap.
"Want a light?" Jake mengangguk, membiarkan Heeseung menyalakan rokoknya. Sambil dia menghela napas dan ketika kepulan asap keluar dari mulutnya, dia melirik ke arah sahabatnya.
Heeseung benar-benar cantik. Rambutnya nyaris menutupi matanya, dan sweaternya membuat kulit putihnya bersinar di bawah sinar bulan.
Dia kembali menghela napas, menyaksikan asap bertiup di depan wajahnya. Dia juga bisa melihat asap berlegar di udara dari arah kirinya, saat Heeseung menghela napas.
Untuk beberapa alasan tidak penting, Jake menemukan dirinya lagi-lagi terpesona melihat sahabatnya. Dia tahu dia sedang jatuh cinta, tapi saat-saat seperti inilah yang membuat hatinya seakan berhenti berdetak. Seakan ada suatu hal tentang musim gugur yang membuatnya sangat sulit untuk mengabaikan perasaannya. Saat cuaca mulai mendingin, dan saat daun pohon maple memerah dan daun pohon ginkgo menjadi kuning, dunia seakan menjadi hangat dan dia mendapati dirinya semakin terpikat.
Heeseung melirik, menangkap tatapan Jake. Tanpa meluahkan kata-kata, dia beringsut untuk menyandarkan kepalanya di bahu yang lain. Jake menghisap rokoknya lagi, melingkarkan lengan kirinya ke pinggang kecil Heeseung.
Mereka duduk seperti itu cukup lama, memandangi langit malam yang terlihat indah dalam diam.
###
Ketika berjalan ke sekolah, netra bulat Heeseung berusaha mencari keberadaan Jake di lorong-lorong yang ramai. Ketika mata cerah Jake bertemu dengannya dari seberang aula membuat Heeseung kembali teringat pada hari pertama mereka bertemu. Pria itu masih memiliki aura kekanak-kanakan pada dirinya, meskipun tidak diragukan lagi dia sudah menjadi lebih dewasa sekarang.