Shim Jaeyoon x Lee Heeseung
Fanfiction by dreamdream_u####
Kanvas ukuran tiga puluh kali empat puluh itu, Heeseung bawa ke pantai lengkap dengan cat air dan kuasnya, ia berjalan menelusuri pantai mencari spot yang cocok untuk dijadikan objek lukisnya. Heeseung mulai melukis langit senja yang menjadi objeknya begitu menikmati hingga ia baru tersadar jika ada objek lain yang menghalangi objek awalnya
Bukannya merasa kesal ataupun terganggu, Heeseung malah kagum dengan laki-laki itu hingga tanpa pikir panjang ua cepat menambah siluet lelaki misterius itu kedalam lukisannya
Kembali, keasikan melukis Heeseung baru tersadar jika yang menjadi objek lukisanya menghilang
Heeseung cepat berlari kearah terakhir kali ia melihat lelaki itu, ditariknya sosok yang tenggelam itu supaya tidak terseret ombak lebih jauh lagi. Napas tersengal me jadi teman Heeseung saat ia menatap pria didepannya ini.
"Oh? Selamat lagi, ya?" Monolog pria yang diselamatkan oleh Heeseung, lalu ia pergi begitu saja tanpa melirik kearah Heeseung
Berjalan mengambil syal juga sepatu yang ia tinggalkan dibibir pantai
"ANJING!!" teriak Heeseung setelah sekian lama ia tidak menemukan kata-kata
Saat hendak melanjutkan lukisannya nun senja yang menjadi objeknya sebelum terganti oleh pria aneh itu sudah tergantikan oleh langit malam bertabur bintang. Jadi ia bawa kembali kanvas setengah jadi itu pulang ke rumah untuk ia selesaikan dengan objek yang diciptakan imajinasinya
###
Jake berjalan pulang kerumahnya yang tidak bisa dibilang dekat. Kehidupan Jake bisa saja membuat banyak orang iri, ia memiliki otak yang cemerlang, visual yang nyaris dikatakan sempurna dan terlahir dari sendok emas
Namun jangan lupa hidup tanpa masalah itu mustahil, Jake yang terlihat baik-baik saja nyatanya sudah berkali-kali melakukan tindakan untuk mengambil hidupnya sendiri. Hidup sempurna dimata orang-orang seperti neraka saat Jake jalani
Pertemuan kedua terjadi saat Heeseung tidak sengaja melihat Jake yang menatap dalam arus sungai Han dari atas jembatan
Lagi, Heeseung menarik Jake sembari berkata
"Ayo! jadi objek lukis ku"Heeseung membawa Jake ke kursi taman, mendorong pelan baru pria itu agar duduk dan ia mulai mempersiapkan peralatan lukisnya
Keduanya tidak bicara hampir tiga jam, setelah membubuhkan tandatangan diatas kanvas sebagai sentuhan terakhir barulah Heeseung mengeluarkan suara
"Dari pada mati sia-sia, lebih baik menjadi objek lukis ku"Heeseung berdiri membawa lukisnya kearah Jake
"Aku Lee Heeseung, datanglah ke alamat ini jika pikiran ingin mati mu melintas di kepala" secarik kertas Heeseung berikan kepada Jake
"Dan simpan lukisan ini, biasanya orang-orang membayar ku sekali lukis sekitar lima belas sampai dua puluh ribu won. Tapi untuk mu, aku beri secara gratis"Setelahnya, Heeseung pergi tanpa menunggu balasan dari Jake dan Jake masih terdiam ditempat namun secara berlahan tangan yang memegang secarik kertas dari Heeseung, mulai masuk kedalam saku Jake untuk menyimpan kertas itu
Tidak lupa ia bawa pulang lukisan dirinya dari orang asing penggangguㅡbegitulah Jake menyebut Heeseung, untuk dipajang didinding kamarnya.
###
Jake mengikuti apa kata Heeseung beberapa hari yang lalu, ia datang ke alamat yang Heeseung berikan
Alamat tersebut membawa Heeseung kesebuah studio lukis, tanpa ragu Jake membuka pintu yang tidak terkunci itu hingga mengejutkan sang pemilik. Sebenarnya Jake tidak bermaksud mengejutkan Heeseung
Cat air yang berada dipangkuan Heeseung tumpah mengotori lantai, tanpa kata maaf Jake mengambil satu kursi lalu menariknya berhadapan dengan Heeseung
"Lukis aku" pinta Jake"Lain kali jangan bikin kaget" tidak ada protes lebih lanjut, Heeseung mengambil kanvas baru untuk media lukisnya dengan Jake sebagai objek.
###
"Hidupku tidak sesempurna yang orang lain lihat" Jake mulai bercerita tanpa Heeseung pinta
"Sangat sulit bagiku untuk menjadi seperti yang orang tuaku inginkan"
Heeseung tidak menyela, ia tahu Jake butuh pendengar jadi Heeseung tetap terus melukis sambil mendengarkan Jake
Didalam hati Heeseung menanggapi setiap perkataan Jake, diliriknya jendela kecil Heeseung dapat melihat daun-daun kuning hampir berwarna jingga berguguran ditiup angin
Pandangannya Heeseung alihkan ke Jake, disama Jake menumpahkan emosinya. Heeseung tersenyum
Di musim gugur yang dingin ini, Heeseung ingin Jake mendapatkan kehangatan
###
"Lukisan ku, sudah jadi?" tanya Jake
"Sudah selesai" jawab Heeseung lalu memperlihatkan lukisannya kepada Jake
Lukisan itu sederhana, namun Jake merasa setiap goresan yang ada disana menceritakan tentang dirinya
"Mmm . . . Jangan mati dulu ya? Musim gugur tahun ini ada ulang tahunku, aku ingin merayakannya bersamamu" pinta Heeseung
"Namaku Jake, ulang tahunku juga ada di musim gugur. Ayo kita rayakan" Jake tersenyum
Heeseung seketika kagum dengan senyum itu
Mereka hampir menghabiskan waktu bersama di musim gugur dengan bersenang-senang, melupakan semua masalah yang sedang dialami
###
Saat memasuki musim semi, dengan napas berat Heeseung membawa sebuah kendi berisi abu dari tubuh Jake ke laut tempat dimana mereka pertama kali bertemu
Heeseung melepas syal dan sepatunya, berjalan pelan memasuki laut dengan kendi yang ia peluk erat
"Jake . . . Aku bertemu denganmu di laut, maka aku kembalikan juga kamu kelaut. Sekarang keinginanmu tercapai dan mari bertemu lagi"
Terus berjalan sampai tubuhnya tidak lagi terlihat dipermukaan, Heeseung membiarkan tubuhnya ditelan laut dalam hingga akhirnya hilang dikegelapan
END