Flashback
Tobio berjalan masuk apartemen, meninggalkan Sakusa di dalam mobil untuk mengamankan paket kiriman dari sang kakak.
Lelaki raven itu menghela napas saat paketnya masih utuh di depan pintu. Segera Tobio membawanya masuk dan duduk di sofa membuka isinya.
Semuanya sesuai dengan yang ia minta kecuali sebuah kotak kecil lain berbungkus khusus. Alis Tobio terangkat sebelah, diraihnya kotak kecil itu dan dibuka.
"Huh.."
Sebuah kalung dengan liontin permata kecil berwarna safir. Sangat cantik sampai-sampai Tobio tak berkedip. Sejak kapan keluarganya yang sederhana memiliki barang kelihatan sangat mewah begini. Di dalam sana juga terselip selembar surat tulis tangan dari Miwa.
'Tobio ini adalah kalung milik ibu pemberian dari ayah saat kencan pertama mereka. Ibu memberikan itu beberapa tahun lalu padaku, kedengarannya kuno karena ia berpesan untuk menggunakan kalung ini jika pergi ke kencan pertama. Karena aku sudah menikah dan tak akan lagi pergi ke kencan pertama jadi anggap saja ini seperti sebuah tradisi keluarga. Gunakanlah saat kau berkencan dengan kekasihmu atau orang yang kau sukai agar kenangan dari kalung ibu terus berlanjut dan juga supaya kau terlihat cantik di depan orang yang kau sukai hehe okee adikku sayang segitu saja..'
.
.
."Ayo berangkat sekarang."
Kiyoomi sudah berdiri di ambang pintu. Kepalanya menunjuk lorong, memberi isyarat agar Tobio mengikutinya ke luar.
Dengan kemeja putih berbahan jatuh, Sakusa dibuat grogi oleh kancing atas Tobio yang sengaja dibuka menonjolkan tulang selangkanya.
Si pria tan berdeham sejenak sebelum memasukkan tangan ke dalam saku celana. Ia pun berjalan lebih dulu sedang yang lebih kecil mengikuti dari belakang tanpa sepatah kata.
Di bawah lampu jalanan, Tobio mendongak, bintang-bintang terlihat bertebaran di langit. Sesaat, pundaknya ditarik agar tidak bertabrakan dengan pejalan kaki yang lain.
"Hati-hati." ujar Kiyoomi.
"Terima kasih Omi-san.." Tobio mendongak, akhirnya membuka suara setelah sepanjang malam hanya diam.
Yang lebih tinggi pun mengangguk. Ia menatap mata Tobio lalu turun pada benda kecil gemerlap biru yang cantik. Dirinya tiba-tiba kepikiran dengan ucapan sang kakak. "Kau.. Mau pegangan tangan?"
"Huh?"
Sakusa melepas jas kemudian melinting lengan kemejanya se siku. Tobio masih cengo dan mengerjapkan mata sampai sebuah uluran tangan tersedia di depan mata.
Beberapa saat dan si manis belum bergerak sama sekali membuat Sakusa menurunkan tangan. "Ah lupakan saja.. Ide orang itu memang konyol."
Tobio terkekeh. "Omi-san.. Ada apa denganmu?"
"Hm?" Sebelah alis Kiyoomi terangkat sedang Tobio hanya menggeleng masih dengan tawa kecil. Keduanya lanjut berjalan di bawah sinar bulan.
"Kalungmu cantik.."
Tobio tersenyum tipis membuat Kiyoomi kembali melengos ke arah lain, menutup mulutnya dengan satu tangan sedang tangan yang lain berkacak pinggang.
Sial pipinya memerah dan jantungnya berdebar tak karuan.
"Terima ka—"
"Kau lebih cantik—maksudku BUKAN KALUNGNYA CANTIK EH TIDAK KALUNGNYA MEMANG CANTIK TAPI JADI LEBIH CANTIK KARENA KAU YANG PAKAI. KAU TAHU MAKSUDKU?? KALUNGNYA CANTIK DAN KAU CANTIK."
KAMU SEDANG MEMBACA
Old Money Sh#t (Sakukage)
Fanfiction[Mature content 🔞] Orang kaya memiliki cara yang aneh untuk bersenang-senang. Pair: Sakusa Kiyoomi x Kageyama Tobio Slight: (??) Disclaimer: ooc, yaoi, comedy, nsfw, smutt, bdsm, kinky, drama, fluff, angst, mpreg. charas and arts aren't mine, but...