•15•

87 6 0
                                    

Selamat membaca

🦋🦋🦋🦋

Berbulan-bulan sudah berlalu sangat lama, Nathan juga sudah lama pergi meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di negara Turki bersama Rahel.

Lagi-lagi tanpa sepengetahuan Starla, Dergan mendaftarkan Starla di Universitas yang ada dikota Bandung, dan Starla masuk dalam jurusan kedokteran. Memang, Dergan menginginkan Starla untuk menjadi Dokter nantinya, dan Starla harap bisa mencapainya sehingga membuat sang Ayah bangga padanya.

Untuk ketiga temannya, Bunga, dia melanjutkan pendidikan di Universitas yang ada di Indonesia, begitu juga dengan Vanca. Sedangkan Nada dia melanjutkan pendidikan di Universitas yang sama dengan Starla, bahkan Nada juga mengambil jurusan yang sama dengan Starla.

Starla sangat senang, dia jadi mempunyai teman di kampusnya nanti. Mahasiswa baru telah selesai menjalankan ospeknya selama beberapa hari, bisa dibilang itu sangat melelahkan namun juga menyenangkan, karena nantinya akan menjadi kenang-kenangan dimasa depan.

Tepatnya hari ini, hari pertama dimana Starla akan memulai pembelajaran dikampus setelah melakukan ospek. Starla dan Nada sudah berada didalam kelas dan ada banyak lagi mahasiswa yang akan mengikuti kelas tersebut.

Pintu kelas terbuka dan menampilkan sang Dosen laki-laki kisaran berumur 50 tahun masuk dengan menggunakan kacamata dan satu tangan yang membawa buku.

Nada melirik Starla yang duduk disampingnya, lalu dia menyenggol kaki Starla pelan yang membuat Starla menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" bisik Starla dengan satu alis terangkat.

"Serem banget muka Dosen-nya, gue jadi ngeri" jawab Nada dengan berbisik.

"Baik anak-anak selamat pagi!"

"Pagi!"

"Selamat datang dikelas saya, pertama-tama say—

Ucapan Dosen itu pun terpotong tak kala mendengar suara pintu kelas yang terbuka dan menampilkan seorang mahasiswa laki-laki yang terlambat.

"M—maaf Pak... Saya t—terlamabat" ungkap laki-laki itu dengan nafas terengah-engah.

"Tidak ada kata terlambat dikelas saya!" marah Dosen tersebut yang membuat seluruh mahasiswa yang ada dikelas tersebut terkejut.

"Terus saya harus gimana Pak?" tanya laki-laki itu.

"Pake nanya lagi harus ngapain."

Starla menahan tawannya mati-matian ketika melihat ekspresi dari mahasiswa laki-laki yang sedang berdiri dihadapan Dosen.

"Kenapa kamu senyum-senyum, suka sama saya? Iya?!" tegur Pak Dosen pada Starla.

Starla terkejut ia kelabakan, dia ingin menjawab namun mulutnya terasa kaku untuk berbicara walaupun hanya sepatah kata saja.

"E—enggak Pak, itu tadi anu—

"Anu-anu, sini kamu!" potong Pak Dosen itu.

Starla menghembuskan nafasnya berat matanya melirik pada Nada yang sedang menatapnya dengan tatapan meledek. Starla kini sudah ada didepan, dia berdiri disamping Pak Dosen itu sehingga Dosen tersebut berada ditengah-tengah.

"Kamu, siapa nama kamu!" tunjuk Pak Dosen pada mahasiswa laki-laki yang berdiri disamping kirinya.

"Lana Pak" jawabnya.

"Lana doang?" tanya Dosen tersebut.

"Lanandra Aditiya Wijaya" Dosen tersebut mengangguk.

"Kamu?" kini beralih pada Starla.

 NALA | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang