prologue

85 6 2
                                    

Happy reading ••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading









    Farisha Bailey, merupakan seorang dokter muda. Ia menjadi seorang dokter di usianya yang menginjak 23 tahun, di saat orang-orang masih mengejar kuliah di kedokteran ia sudah lebih dulu menjadi seorang dokter.

    Farisha memiliki sepupu yang bernama "Quilla" dia adalah anak angkat yang di angkat oleh saudaranya, dan menyuruh Farisha menganggap Quilla sebagai sepupunya. Farisha hanya bisa menurut, lagi pula tidak ada untungnya untuk dia kalau dia menolak menganggap Quilla sebagai sepupunya, tidak penting juga.

    Farisha juga memiliki seorang adik, namun adikanya tidak pernah suka terhadapnya dengan alasan "gara-gara kakak, aku selalu di bandingin sama mamah dan papah." Farisha tidak pernah betah untuk tinggal dan menetap cukup lama di rumahnya, karena ia akan selalu menyaksikan pertengkaran orang tuanya dan adiknya, farisha sudah sangat jengah dengan tingkah laku mereka, sehingga saat dia sudah kerja sebagai seorang dokter dia memilih untuk membeli apartemen di dekat daerah rumah sakit tempatnya bekerja.

    Sepupu nya Farisha, Quilla. Dia bersekongkol dengan adikanya Farisha, Maureen. Untuk mencelakakan Farisha, namun usaha mereka tidak pernah berhasil. Mereka juga sudah sering menyindir Farisha di depan keluarga besar mereka saat ada acara kumpul keluarga.

    "Farisha kurus banget sih kayak gak pernah makan aja, padahal kan dia dokter." Kata Maureen.

    "Iya ya, dokter kok gak bisa merawat diri sendiri malu dong." Saut Quilla.

    Farisha yang sudah muak pun menanggapi ucapan Quilla dan Maureen dengan santai dan tajam.

    "Hah, ya gimana ya, namanya juga dokter, saya ini sibuk merawat para pasien saya. Rela bergadang untuk kesembuhan para pasien saya, jadi saya memang kurang ada waktu untuk melakukan kegiatan seperti yang biasa kalian lakukan. Tapi tenang saja, saya makan dengan baik kok, terimakasih loh karena sudah memperhatikan kondisi tubuh saya." Balas Farisha dengan nada yang sangat santai.

    Farisha tidak tau saja, bahwa ucapannya membuat Quilla dan Maureen naik pitam. Para keluarga yang sedang berkumpul pun ikut mendengarkan ucapan Farisha tadi, namun mereka diam saja, pikir mereka "biasalah anak muda pengangguran lagi iri sama orang sukses kayak Farisha."

    Setelah acara pertemuan tersebut, Quilla dan Maureen semangkin gencar untuk membuat Farisha menderita. Puncaknya pada saat hari Senin, di rumah sakit tempat Farisha bekerja. Pada hari itu saat Farisha sedang bekerja di lantai atas untuk mengecek peralatan rumah sakit, tiba-tiba terdengar bunyi tanda adanya kebakaran yang terjadi. Kebakaran tersebut terjadi bukan lah karena listrik yang mengalami korsleting, melainkan karena Perbuatan Quilla dan Maureen. Mereka sengaja menyabotase kebakaran tersebut, berpura-pura menyalahkan listrik yang korsleting. Padahal mereka sengaja membawa api dan menaruh api tersebut di dekat kabel listrik, saat tau bahwa reaksi api dan listrik yang akan mengakibatkan kebakaran sangat cepat, mereka berdua langsung bergegas berlari dan menutup pintu tempat Farisha berada, dan terjadilah kebakaran tersebut.

    Farisha yang kaget pun panik ketika mendengar bunyi alarm penanda terjadinya kebakaran. Dia langsung berlari ke arah pintu keluar, namun sudah dia coba buka tapi pintu tersebut malah terkunci rapat. Seingat Farisha dia tidak mengunci pintu tersebut, akibat panik Farisha sudah pasrah. Karena Farisha yang terkurung di tempat yang penuh asap, menyebabkan Farisha sesak nafas karena terlaku banyak menghirup asap kebakaran yang ada di sekitarnya.

    "Ya Tuhan, jika ini memang sudah takdir ku, aku hanya bisa pasrah menerima ini semua." Kata Farisha saat di tempat ia berada sudah sangat penuh dengan asap kebakaran.

    Terjadi ledakan besar akibat gas yang terkena api dari kebakaran tersebut. Farisha benar-benar sudah merasa bahwa kesadarannya akan habis sebentar lagi.

    "Ya Tuhan, j jika memang i ini sudah takdir ku, a aku ikhlas."

    Tepat pada pukul 15:00 Farisha menghembuskan nafas terakhirnya. Farisha meninggalkan banyak kesedihan untuk orang-orang sekitar yang dekat dengannya. Kedua orang tua Farisha yang mendengar berita tentang anaknya yang meninggal akibat insiden tersebut sangat kaget, mamah Farisha sampai pingsan saat mendengar kabar tersebut.

    Farisha dimakamkan di pemakaman tempat nenek dan kakeknya di makamkan, orang-orang yang tau berita Farisha meninggal pun sangat kaget dan juga sangat sedih, mereka merasa tidak rela akan kepergian orang baik seperti Farisha.

    Sedangkan di sisi lain, Quilla dan Maureen sedang mengalami kepanikan karen perbuatan mereka sudah di ketahui oleh orang yang menyidiki kebakaran kemarin, mereka saling menyalahkan satu sama lain, dan mereka memilih untuk melarikan diri.

    Namun sangat di sayangkan, bahwa tempat persembunyian mereka sudah di ketahui oleh polisi dan keluarga besar mereka, mereka pun di tangkap atas kasus pembunuhan terhadap Farisha, mereka mendapatkan hukuman seumur hidup, dan menderita di dlama penjara.

    Namun sangat di sayangkan, bahwa tempat persembunyian mereka sudah di ketahui oleh polisi dan keluarga besar mereka, mereka pun di tangkap atas kasus pembunuhan terhadap Farisha, mereka mendapatkan hukuman seumur hidup, dan menderita di dlama ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE CERITA INI AGAR LEBIH SEMANGAT MENGUPLOADNYA]

Thalassa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang