"Semoga kamu adalah bagian dari doa yang ku utarakan kepada Tuhan."
Butterfly***
"Ilza.""Hm... paan sih?"
Wajah tampan dengan hidung mancung itu mendekat, hembusan nafas yang ia keluarkan terasa di pipi kanan gadis di sampingnya.
"Kapan lo nerima cinta gue?"
Ilza Atheena, gadis yang di kejar oleh laki-laki bernama Rafka Alvarez. Ilza tak menolehkan wajahnya disamping, ia asyik dengan aplikasi wattpad yang menemaninya sedari tadi sebelum hadirnya laki-laki gila seperti Rafka.
"Aish! Dicuekin lagi."
Rafka mengeluh karena tak ada respon dari Ilza, namun itu tak membuatnya patah semangat, ia tetap bertahan duduk manis di samping Ilza.
"Ga seharusnya lo ngomong gitu Raf. We no more than friend, just friend Raf." jawab Ilza setelah lama ia tenggelam dalam dunianya.
"Ga bisa naik pangkat Za?"
Ilza mengedikkan bahunya acuh, "lo udah ngingkari janji kita waktu SMP." ucap Ilza sembari beranjak berdiri, namun sebuah tangan menggapai lengannya agar berhenti sejenak.
"Gue tarik omongan gue waktu itu Za. Gue ga bisa mendem perasaan ini, yes i know this is a big wrong, tapi apa salahnya kalau status kita berubah?"
Ilza menatap Rafka sambil menghembuskan nafasnya, "gue ga mau persahabatan kita rusak gara-gara cinta Raf. You are my best friend but not my boyfriend." Ilza menepuk pundak Rafka lalu pergi meninggalkannya begitu saja.
Rafka terdiam, ia menatap punggung Ilza yang semakin jauh, mungkin benar. Persahabatan akan rusak jika cinta ikut hadir diantaranya.
***
Berkali-kali Ilza menguap, pelajaran Ekonomi hari ini begitu membosankan, sebisa mungkin ia melebarkan kedua matanya agar tidak tertutup. Hingga sebuah senggolan datang dari samping membuat kantuknya lenyap begitu saja digantikan rasa terkejut.
"Apasih Van?" tanya Ilza kepada sahabatnya, Vanila Nakhla.
"Nih, Rafka chat gue..."
Vanila menyodorkan handphonenya dibawah meja, Ilza hanya meliriknya saja tanpa berniat membalasnya.
"Lo kenapa sih Za sama Rafka?"
Ilza menggeleng.
"Kalian lagi berantem?"
"Engga sih, dia udah ngebuat persahabatan jadi rusak."
Vanila manggut-manggut mengerti, "friendzone maksud lo?"
"Iya."
"Yaudah sih ubah jadi kekasih aja. Lagian tuh ya mana ada cewek sama cowok itu temenan, yang ada mah saling suka dan jatuh cinta."
"Enggak. Gimanapun juga gue sama Rafka tetep sahabatan, gada cinta-cintaan." bantah Ilza membuat Vanila mendengus pelan, "yaudah terserah lo."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Teen Fiction-Aku hanya-lah langit biru yang memandangmu terbang bebas layaknya kupu-kupu indah. Sulit untuk memiliki-mu sebagai milikku.- Sky -Terbangku seperti kupu-kupu karena aku lelah menjadi ulat, tak ada satupun orang yang menghargai hadirku.- Butterfly I...