"Takut merusak suasana jika mengungkapkan sebuah rasa."
Butterfly***
Alean
Nongkrong bareng Ngga?Awangga
Next time, lagi jagain Ibu.Alean
Tante Riana sakit apa?Awangga
Biasa, Ayah tadi dateng.Alean
Oh gitu. Yaudah gue doakan semoga semuanya baik-baik saja. :)Awangga
Thanks^O^Read!
Awangga mendengus pelan. Laki-laki itu menyandarkan punggungnya di kepala kursi yang tak jauh dari posisi berbaringnya sang Ibu di sampingnya. Tangan laki-laki itu mengelus rambut sang Ibu.
"Ibu cepet bangun ya, Awangga kangen sama senyumnya Ibu." diakhir ucapannya, Awangga mengecup kening Riana dengan lembut.
Perkenalkan!
Awangga Araja. Bukan troublemaker, just ordinary student di SMA Semesta. Awangga hanyalah laki-laki yang tak memiliki banyak teman, hanya Alean dan beberapa teman-teman di kelas. Teman perempuan pun ia tak pernah mendekati, pasalnya Awangga adalah laki-laki introvert. Bukan cupu atau nerd. Awangga hanya lebih suka sendiri dan ketenangan, karena ia lelah akan keributan yang tercipta di dalam keluarganya.
Selamat menyelami dunianya.
***
Seperti Sabtu malam kemarin, kehadiran Rafka yang terbilang on time untuk mendatangi rumah Ilza.
Ini sudah menjadi kebiasaan sejak mereka masih SMP, Saling mendatangi rumah hanya sekedar untuk bermain atau mengobrol."Rafka?"
Rafka yang berdiri di ambang pintu itu tersenyum hangat kepada Arga, ia mendekat lalu bersalaman.
"Masih aja jadi sahabat adek gue."
Rafka meringis, "bukan sahabat lagi bang."
"Oooh, ceritanya friendzone nih?"
"Bang Arga apaan sih. Omongannya sama kayak Vanila, dikit-dikit frenjon. Apaan coba?" suara milik Ilza langsung terdengar di panca indra keduanya, kehadiran Ilza yang berada di belakang Arga membuat Rafka tersenyum manis sambil melambaikan tangannya.
"Hai. Malam Za."
"Lo kenapa jadi alay gini?" tanya Ilza bingung.
"Iyah biar pernah nyapa dan ngucapin selamat-selamat gitu Za, ah elo mah. Ga romantis sama sahabat sendiri..."
Ilza berdecak kesal kepada Rafka. Ia tak menghiraukan ucapan laki-laki itu, ia lebih memilih menonton TV.
"Za tungguin gue. Gue mau ajak lo keluar," ucap Rafka membuat langkah Ilza terhenti karena ada kata 'keluar' yang terlontar dari mulut Rafka.
"Beliin gue ice cream."
Rafka mendengus, "iya. Buruan ganti baju."
Ilza mengangguk pelan lalu ia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Bang, izin jalan-jalan bentar yah."
Arga mengangguk mengiyakan, "yaudah lo jalan-jalan yang lama juga gapapa, soalnya pacar gue juga mau kesini."
Rafka terkikik geli, "siap bang..."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Teen Fiction-Aku hanya-lah langit biru yang memandangmu terbang bebas layaknya kupu-kupu indah. Sulit untuk memiliki-mu sebagai milikku.- Sky -Terbangku seperti kupu-kupu karena aku lelah menjadi ulat, tak ada satupun orang yang menghargai hadirku.- Butterfly I...