Bel yang dinantikan pun berbunyi. Suasana kelas 11Ips2 kini semangat bersiap-siap untuk pulang. Tak lain dengan Ilza dan Vanila, dua gadis itu kini juga tampak sedang memasukkan buku-buku menjengkelkan di dalam ransel masing-masing.
"Baiklah jangan lupa pekerjaan hari ini, saya harap lusa kalian mengerjakan dengan baik." ujar Pak Harun selaku guru Agama di kelas.
"Siap Pak!"
"Hati-hati di jalan." langkah Pak Harun keluar dari kelas di iringi dengan berdirinya semua murid. Mereka juga bergantian keluar dari kelas.
"Za lo ga mau pulang?" tanya Vanila.
"Pulang lah, bentar Abang gue masih OTW. Males banget nungguin di luar, panas..."
"Bang Arga kapan balik ke Indonesia? Kok gue gatau?"
Ilza terkekeh, "siapa elo harus tau daily activity nya bang Arga?"
"Pengagum rahasianya dong."
Ilza hanya geleng-geleng melihat Vanila yang begitu bucin dengan Kakaknya itu.
"Jawab Za. Kapan bang Arga balik?"
"Kemarin sore, soalnya di kampus bang Arga lagi ada perbaikan gitu katanya, jadi yah terpaksa di liburkan."
Vanila hanya ber-oh. "Boleh main gak?"
"Ah elo mah. Mainnya cuman ada bang Arga doang, cemburu gue lo lebih take a care ke bang Arga daripada ke gue."
Vanila tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Ilza.
"Baperan banget sih besti gue satu ini."
Ilza mengerucutkan bibirnya, "habisnya elo ngeselin banget. Gue kasih tau, jangan terlalu bucin sama bang Arga, nyesel lo nanti."
Vanila memutar bola matanya malas, "gausah kompor bisa ga sih Za?"
Ilza terkekeh, namun suara notifikasi masuk membuatnya berhenti bicara dan mengeceknya.
Arga Ugly😊
Heh bebek! Gue udah ada di depan. Cepetan lo, kalau lelet gue tinggal.Ilzaaa
Alay lo bang. Gue udah di koridorRead!
"Yaudah Van. Gue pulang dulu."
Vanila mengangguk, "yaudah bareng."
"Modus lo! Bilang aja mau ketemu sama Arga."
"Biarin dong Zaaa."
Lalu mereka melangkah berbarengan keluar dari kelas, tanpa mereka sadari ada satu siswa yang sedari tadi memperhatikan percakapan mereka sembari tersenyum.
"Udah kali Ngga! Senyam-senyum mulu lo dari tadi."
Merasa kalau dirinya kepergok, ia hanya tersenyum sambil mengusap tengkuknya yang tidak ada apa-apa nya itu.
"Apaan sih lo Len."
"Lah emang kan? Dari tadi gue liatin lo senyam-senyum sendiri, orang gila baru lo?" tanya laki-laki dengan name tag Alen Mahendra.
"Yakali, ngarang lo!"
Dengan laki-laki bernama Awangga.
***
"Gue duluan ya Van! Dadah..."
Ilza melambaikan tangannya kearah Vanila yang berada di seberang, sudah Ilza duga bukan ia yang di beri lambaian tangan melainkan Arga.
"Tuh! Gara-gara pesona lo yang super duper menjengkelkan, besti gue jadi kecantol sama cowok kayak lo."
Arga menautkan alisnya, "gajelas lo. Buruan masuk."
Ilza melangkah masuk kedalam mobil tersebut.
"Jangan-jangan lo juga suka sama Vanila?"
"Heh bebek! Gue tuh udah ada cewek, namanya Claudia. Ngapain juga gue naksir sama bocil kayak Vanila?"
"Bocil lo kata? Sembarangan banget. Udah 18 tahun nih..." protes Ilza.
"Oooh berarti adik gue juga bukan bocil lagi ya?" tangan Arga mengacak-acak rambut Ilza dengan gemas.
"Gak lah. Udah gede gini, udah kelas sebelas."
Arga hanya menanggapi dengan tertawa kecil, ia fokus dengan aktivitas nya yaitu menyetir sambil mendengarkan lagu yang baru saja di mainkannya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
Novela Juvenil-Aku hanya-lah langit biru yang memandangmu terbang bebas layaknya kupu-kupu indah. Sulit untuk memiliki-mu sebagai milikku.- Sky -Terbangku seperti kupu-kupu karena aku lelah menjadi ulat, tak ada satupun orang yang menghargai hadirku.- Butterfly I...