Tarik ulur ..
Iya ..
Itu yang tengah Sheena rasakan.
Seperti layang-layang. Yang dibiarkan terbang tinggi, terbang menjauh namun kembali ditarik kencang untuk lebih dekat. Membuat dia kembali bimbang. Membuat dia kembali meragu. Apakah dia kembali diinginkan ataukah menunggu untuk dibuang kemudian?.
Tak tahukan Galvin. Jika saat ini Sheena tengah berusaha untuk menghilangkan rasa egonya. Hampir saja Sheena berjingkrak senang ketika Galvin menyuruhnya untuk kembali bekerja. Itu artinya Galvin masih sangat membutuhkannya. Itu artinya Galvin tidak pernah bisa jauh darinya.
Heii .. heii .. heii Sheena sadarlah. Ini masih dalam ruang lingkup pekerjaan. Rasanya tidak etis jika kamu melibatkan perasaan pribadimu saat ini.
Menggelengkan kepala. Dengan segera Sheena berjalan kearah kubikelnya. Ada beberapa pasang mata yang tengah menatap lekat kearahnya. Menarik kursi putarnya perlahan, kemudian duduk disana setelah tadi sempat menekan tombol power pada CPU komputernya. Memilah beberapa berkas yang belum sempat dia input kemarin.
" kok dia masih disini sihh ? "
" gak jadi dipecat yaa ? "
" sebel gue liat muka so' polos nya "
" cewek gak tahu malu "
" kok bisa-bisanya sihh si bos masih mertahanin cewek yang udah jelas-jelas mau godain dia "
Dan masih banyak ucapan lain yang sebenarnya sangat menyakiti hatinya. Apa yang mereka katakan sangatlah tidak benar. Mereka hanya percaya dengan gosip yang sudah tersebar. Tanpa ada satu orangpun yang menanyakan bagaimana cerita sebenarnya. Apa yang membuat Sheena sangat tergila-gila dengan Galvin. Apa yang membuat Sheena tidak bisa benar-benar lepas dari Galvin.
Itu karena ..
Dia dan Galvin ditakdirkan untuk menjadi saudara tiri .
***
Semuanya dimulai ketika dia masih kuliah semester 2 disalah satu kampus favorit di Jakarta.
Siang itu disalah satu meja kantin kampus tengah ramai oleh beberapa manusia. Entahlah apa yang tengah mereka lakukan. Yang Sheena pikirkan adalah perutnya yang sudah minta untuk cepat-cepat diisi.
Materi kuliah hari ini benar-benar sangat melelahkan. Hanya karena salah satu dosen absen tidak bisa hadir, dengan seenaknya beliau memberi tugas diluar batas normal.
" Ehh .. itu Galvin jalan kesini. Duhh kok gue deg-degan yaa "
" Aduhh .. gue gak pake lipstik, ngapain Galvin jalan kesini "
" Na. Rambut gue udah rapi belum ? "
Mengabaikan orang-orang yang tengah berbisik-bisik pelan disekitarnya. Sheena hanya tinggal melangkah satu langkah lagi sebelum dia merasa ada seseorang yang menarik kencang tangan kirinya menuju kearah meja ramai tadi.
" Dia tunangan gue. Ini udah cukupkan buat alesan kita putus. Gue dijodohin sama bokap, buat nikahin dia. "
Tidak hanya Sheena yang secara otomatis membelalakan kedua matanya. Tapi perempuan yang tepat berada didepannya pun tengah melakukan hal yang sama. Perempuan dengan beberapa titik air mata dipipinya yang sekarang tengah menatap penuh amarah kearahnya.
Heii !!
A-apa yang sebenarnya terjadi ??
Tunangan ??
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Alone
Teen Fiction"Dalam hidup pasti akan selalu ada pilihan. Memilih untuk berlari, atau memilih untuk berhenti" - Sheena Arkani "Segala sesuatu yang diawali dengan keterpaksaan tidak akan pernah berhasil akan hasilnya" - Tirta Galvin