Bagian 14 (Kembali)

1 0 0
                                    

Mari kita berimajinasi. Membayangkan aku dan kamu menjadi kami. Kami yang saling mengasihi. Kami yang saling menyayangi.

Rasanya akan terasa indah jika aku bisa memiliki kamu, tanpa takut kamu yang akan pergi meninggalkanku. Atau aku yang akan meninggalkanmu. Karena pada dasarnya kita memang ditakdirkan untuk saling mencintai.

Karena dalam imajinasi yang aku ciptakan sendiri. Kamu adalah manusia istimewa yang Tuhan ciptakan hanya untuk menjadi milikku.

Rasanya benar-benar sangat menyenangkan. Aku yang tengah menunggu kamu pulang. Menyiapkan sarapan untuk kamu. Mengantarkan makan siang untuk kamu. Membuat makan malam, dan membantu menyiapkan segala kebutuhan kamu.

Yang paling penting adalah aku yang selalu menjadi tempat kamu pulang, aku yang selalu menjadi tempat kamu bersandar ketika kamu lelah selepas kerja.

Namun ..

Didunia ini tidak ada yang abadi. Semua bisa hilang tiba-tiba. Semua bisa hilang begitu saja.

Begitupun dengan imajinasi yang aku buat, tentu saja memiliki batas waktu yang sudah ditentukan.

Ketika aku membuka mata. Seketika dunia nyata benar-benar telah menghantamku. Menyadarkanku pada sebuah kenyataan. Jika kamu tidak tercipta untukku.

Kenyataan yang menghantam tepat pada ulu hatiku. Yang seketika membuat kepalaku pusing. Membuatku mual. Dan rasanya ingin segera memuntahkan makanan yang baru saja aku santap semalam.

Berjalan dengan sedikit lunglai. Netraku menelisik kesegala arah. Menatap pada ruang kecil kamarku. Menyadari jika tidak ada kamu disini.

Kamu yang nyatanya hanya menjadi orang asing untukku. Kamu yang tidak akan pernah bisa menjadikan'ku tempat untuk kamu bersandar. Kamu yang tidak akan pernah membutuhkan bantuanku.

Kamu .. yang tidak akan pernah menjadikanku tempat untuk pulang.

Kamu harus tau ..

Kamu adalah laki-laki hebat yang mampu menjungkir balikan duniaku. Membuatku lemah, membuatku tidak berdaya. Rasanya seperti aku akan hilang kendali, ketika aku berjalan diluar rotasi yang kamu miliki.

Seperti hilang akal. Aku berusaha mencari kembali jalan pulang. Aku kembali mencari rotasi yang kamu ciptakan. Berusaha kembali menjadi duniamu.

Namun ternyata tidak bisa ..

Karena kamu, telah memiliki pusat dunia yang baru.

***

Galvin menutup dengan cepat buku catatan yang telah dia ambil -secara diam-diam di meja kerja Sheena ketika merasakan wanita yang duduk disampingnya menggeliat. Dia memasukkan buku itu pada tas hitam selempang kecilnya. Laki-laki itu membenarkan posisi duduknya ketika akhirnya Ganeeta melepaskan rangkulan pada tangan kanannya.

Galvin mengusap pelan puncak kepala gadisnya. Membuat Ganeeta menolehkan kepala kearahnya. Dan memberikan senyum manis disana. " Masih lama ?. " Tanya Ganeeta.

Galvin menganggukkan kepalanya " Sekitar tiga jam lagi. " Galvin segera meraih pundak Ganeeta untuk dia peluk kemudian. Memberi usapan kecil pada punggungnya. Berharap semoga rasa kesal dari tunangannya berkurang.

" Kalau tau perjalanannya bakal lama kayak gini. Aku gak akan maksa kamu buat foto prewed di Pekanbaru. Belum nyampe juga, udah capek banget badan aku. " Ganeeta semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Galvin ketika dia merasakan laki-laki itu tengah mengecup pelan puncak kepalanya. Ganeeta bersumpah dia tidak akan melepaskan laki-laki ini, lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Leave AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang