Bagian 8 (Rencana Menikah)

3 0 0
                                    

            Ada yang mengatakan jika tempat pulang adalah dia yang bisa membuat nyaman. Ada yang bilang juga jika tempat paling nyaman untuk pulang adalah keluarga.

Keluarga ..

Yang dimana didalamnya ada ibu, ayah, adik dan kakak.

Dia tidak memiliki adik, pun tidak memiliki kakak.

Ayahnya sudah terlelap nyaman dipelukan Tuhan.

Dan ibunya masih belum pulang.

Dan untuk dia yang bisa membuat nyaman, masih belum bisa dianggap rumah jika belum memiliki ikatan yang sah. Sheena bukan tipikal perempuan bebas. Dia masih akan tetap pulang kerumahnya. Meskipun dia sendiripun tahu, tidak akan pernah ada siapa-siapa dirumah kecilnya.

Galvin sempat menawarkan diri untuk menginap. Namun tawaran itu tentu saja Sheena tolak. Mereka berdua sudah sama-sama dewasa. Sheena tidak ingin membuat nama ibunya semakin jelek dimata tetangganya, jika dia sendiripun membiarkan laki-laki asing untuk tidur dirumahnya.

Meskipun Galvin sedikit memaksa tadi, dengan dalih dia akan tidur dikamar tamu, dia akan tidur lebih dulu setelah dia mendengar Sheena sudah mengunci rapat pintu kamarnya.

Tidak ..

Tentu saja, Sheena tidak akan tergoda dengan tawaran itu.

Melepaskan resleting dress hitamnya secara perlahan. Mengganti pakaiannya dengan piyama yang biasa dia pakai untuk tidur. Sheena terduduk didepan meja riasnya. Menatap cermin cukup lama, memperhatikan raut wajahnya yang terlihat sedikit lelah.

Menatap cincin berlian yang melingkar dijari manis tangan kanannya. Sheena menghela nafas perlahan. Malam ini adalah malam yang tak akan pernah Sheena lupakan. Dimana dia dan Galvin akhirnya terikat pada sebuah hubungan yang lebih serius.

Dimana dia dan Galvin akhirnya saling menyatakan jika mereka telah berjanji untuk saling mengasihi dalam suka maupun duka. Dimana Sheena telah berjanji untuk menjadikan Galvin sebaik-baiknya seorang raja dihatinya. Pemimpinnya. Cinta pertamanya. Ahh tidak. Cinta keduanya setelah sang ayah.

Sheena sudah dewasa. Tidak ada salahnya jika dia mulai membuka hati dan menerima lamaran dari laki-laki yang sudah serius ingin meminangnya. Memang lamaran itu hanya disaksikan oleh Owen dan Aruni saja.

Rencana awal mereka sebenarnya adalah untuk bertemu dengan ayah Galvin. Namun karena ada sedikit masalah di perusahaannya. Secara tiba-tiba ayah Galvin membatalkan acaranya tersebut.

Galvin akan melamar Sheena tepat didepan ayahnya. Galvin ingin membuktikan jika dia bisa memilih pasangan tanpa harus dengan campur tangan ayahnya sendiri, itu yang Sheena dengar dari Galvin.

Tentang Ganeeta. Sheena belum mendengar kabar dari gadis itu lagi. Pernah suatu hari Sheena sengaja menanyakan kabar Ganeeta pada Galvin –yang tengah serius memakan makan siangnya. Dan apa yang selanjutnya terjadi. Galvin menghentikan kegiatan makannya. Melipat kedua tangannya didepan dada, dan pria itu menatap tajam dengan sorot mata yang seakan mampu menguliti Sheena saat itu juga, seraya berkata " Kalau kamu masih nanya soal Ganeeta lagi, aku gak akan segan-segan buat cium bibir kamu di tempat rame kayak gini, paham."

Sheena mengerjap, merapatkan belah bibirnya, dia hanya bisa menelan ludah seraya menganggukkan kepalanya.

Galvin tidak pernah melampiaskan amarahnya dengan begitu saja. Tepatnya kepada Sheena. Dia akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak berteriak atau memaki secara kasar pada Sheena.

Dan Sheena cukup nakal. Dia kerap kali menguji kesabaran Galvin. Ingin melihat sampai batas mana laki-lakinya itu bisa menahan amarahnya. Dan untuk pembahasan Ganeeta. Sepertinya perempuan itu masih memiliki pengaruh yang cukup baik untuk membuat Galvin marah.

Leave AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang