4/4

8.5K 152 154
                                    

6. 00 AM

Jeffrey baru saja pulang setelah mendapat telepon dari istrinya. Joanna mengatakan jika dia telah menemukan flashdisk yang selama ini dicari olehnya. Sehingga Jeffrey yang awalnya ingin bangun siang langsung bergegas pulang.

Membuat Jessica yang sudah duduk di ruang makan menatap takjub Joanna yang ternyata bisa membuat Jeffrey pulang sebelum sarapan dihidangkan. Sama seperti apa yang telah dia ucapkan semalam. Karena wanita itu memang selalu menepati ucapan entah ketika sedang bekerja ataupun tidak.

"Di mana?"

"Di atas meja rias."

"Ada apa? Apa yang di atas meja rias?"

"Flashdisk!"

Jeffrey langsung lari menaiki tangga. Menuju kamar dan mencari keberadaan flashdisk yang sebulan lalu hilang. Membuatnya sampai merekrut 10 orang untuk mengerjakan proyek yang selama tujuh tahun ini dikerjakan bersama Mega.

"Akhirnya ketemu juga!"

Jeffrey tersenyum senang ketika melihat flashdisk biru yang sudah ada di atas meja. Di samping toner dan serum Joanna. Lalu bergegas mengambilnya. Kemudian dimasukkan pada laptop yang baru saja dibuka.

"Kenapa tidak bisa!?"

Jeffrey tampak panik. Karena flashdisk yang baru saja dimasukkan pada laptopnya tidak terbaca saat ini. Entah karena rusak atau karena hal lain.

Flashdisk ini Jeffrey cabut kembali. Dilihat berkali-kali dan ternyata tidak ada yang salah sama sekali. Namun ada sedikit retakan yang membuat Jeffrey merasa jika ini yang membuat flashdisknya tidak terbaca lagi.

Jeffrey menatap meja rias yang sedikit bergeser ke tengah-tengah ruangan. Karena di pojok ruangan sudah diisi oleh dua tumpuk koper besar milik Joanna. Mungkin itu yang menyebabkan flashdisk ini rusak. Karena Joanna mengatakan jika dia menemukan flashdisk ini di bawah meja rias.

Dengan perasaan kecewa, Jeffrey langsung menutup laptopnya. Diletakkan pada tempat semula. Bersama flashdisk biru yang sudah diletakkan di atasnya.

Jeffrey langsung merebahkan badan, memijat kepala karena terasa pusing tiba-tiba. Mungkin karena stress dan kurang tidur juga. Sebab Joanna menelepon dirinya di pagi buta.

Di bawah sana, Joanna sarapan dengan Jessica. Sesekali mereka juga membahas perusahaan. Beserta rencana Joanna di masa depan.

"Santai dulu, Ma. Aku dan Jeffrey masih sama-sama muda. Masalah anak atau yang lainnya, nanti bisa dibicarakan."

"Serius, ya? Tapi jangan lama-lama! Mama janji akan mengurus anak kalian jika kamu kerja! Tunggu, Mama hampir lupa. Jeffrey dan pacarnya sudah putus, kan?"

Joanna hanya menyunggingkan senyuman. Lalu lanjut mengunyah makanan. Sebelum akhirnya bersuara dan membuat Jessica penasaran.

"Tidak tahu, Ma. Coba Mama cek di akun Instagramnya!"

Jessica langsung membuka ponselnya. Mencari nama Rosaline yang dulu pernah distalking juga. Namun tidak difollow seperti milik Joanna.

"Ya Tuhan! Masih ada foto-foto Jeffrey di sana! Apa Mama suruh hapus saja? Lewat DM atau komentar, ya?"

Tanya Jessica khawatir. Sebab dia tidak enak hati pada Joanna saat ini. Karena menantunya ini jelas rugi sekali jika menikah dengan Jeffrey.

Sebab sebenarnya, ada banyak kolega yang mengincar Joanna untuk dijadikan menantu selama ini. Namun Jessica selalu menghalangi karena ingin dijadikan menantu sendiri.

"Terserah Mama. Aku hanya perlu fokus pada perusahaan, kan?"

Jessica mengangguk cepat. Dia masih fokus menatap postingan Rosaline di akun Instagram. Lalu menulis komentar di postingan terakhirnya. Tidak peduli jika teman-temannya melihat.

BLUE DISK [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang