Pagi dengan cuaca yang masih berawan dan udara dingin karena semalam hujan disertai petir. Membuat orang malas dan ingin bergelung manja dengan selimut hangat mereka.
Seorang gadis yang berada di sofa itu terbangun perlahan. Ia menatap sekeliling dengan linglung.
Tidak lama kemudian dia teringat kejadian kemarin malam yang mengakibatkan dirinya tidak sadarkan diri.
"Sistem."
[ Ya Nona? ]
"Lo tau kalau kemarin yang buat panci baru gw jatuh itu si oyen?"
[ Ya Nona ]
Mendengar jawaban itu, Clarissa menggeram marah. Kenapa sistem tidak memberitahunya lebih awal?! Jika saja sistem memberitahunya Clarissa tidak akan ketakutan hingga pingsan.
Tapi ini juga salahnya karena telah melupakan keberadaan sistem. Jika saja dia ingat, Clarissa akan meminta sistem untuk menghidupkan lampu yang padam.
Akhirnya Clarissa meminta penjelasan tentang kronologi semalam.
"Ceritain soal semalam. Mulai awal sampai akhir sistem. Gw masih belum percaya kalau pelakunya itu si oyen."
[ Semalam saat anda fokus dengan film, anak kucing itu keluar dari kamar dan menunggu di dapur. Dia kehausan, jadi dia menunggu di sana menantikan kedatangan anda. Tapi kemudian lampu padam karena hujan deras di sertai dengan petir membuat anda langsung memiliki pikiran negatif, anak kucing itu menunggu cukup lama tapi karena anda tidak datang juga anak kucing itu mencari air sendiri. Secara tidak sengaja anak kucing itu menjatuhkan panci anda, itulah yang anda dengar--
Belum selesai sistem menjelaskan, Clarissa segera memotongnya. "Trus suara cakaran itu apa?"
[ ... ]
"Maaf. Lanjutkan deh hehe.."
[Suara cakaran yang anda dengar itu berasal dari kucing itu. Dia mencakar kaki kursi di meja makan, setelahnya seperti yang anda alami Nona ]
" ... "
Clarissa berpikir, untuk mencegah hal ini terjadi lagi, dia harus membeli kalung kucing. Jika tidak, saat lampu padam lagi dirinya akan ketakutan hanya karena seekor anak kucing.
"Sistem lo punya kalung kucing gak?"
[ Apakah anda menginginkannya Nona? ]
"Ya. Gw minta yang loncengnya ada dua ya, biar bunyinya keras."
[ Baiklah ]
Tanpa banyak kata, sistem memberikan sebuah kalung kucing. Segera, Clarissa mencari si oyen. Entah berada di mana kucing itu.
Mencari kesana kemari hingga akhirnya dirinya menemukan si oyen yang tidur di antara baju-baju di lemari.
'Kenapa dia tidur disitu?' mengerutkan alisnya dengan tatapan tidak paham dengan tingkah kucing yang satu ini.
Clarissa menggendong anak kucing yang langsung bangun karena gerakan yang dilakukan Clarissa. Dia terkejut karena tubuhnya tiba-tiba melayang, bahkan kucing itu sempat berpikir bisa terbang.
Berjalan menuju ruang tengah, Clarissa duduk di sofa dengan anak kucing di pangkuannya. Segera saja dia memasang kalung yang di dapatnya dari sistem.
Kemudian Clarissa segera melakukan kegiatannya. Seperti membersihkan apartemen miliknya ini.
***
Empat hari berlalu, dan selama itu pula Clarissa belum memiliki niatan menambah persenan statusnya.
Tentu saja karena dia belum merasakan rasanya di bully.
Emang dasarnya Clarissa yang aneh. Semua orang tidak ingin di bully tapi dirinya malah ingin di bully. Kan aneh.

KAMU SEDANG MEMBACA
CLARISSA
Teen FictionClarissa Eshal, gadis yang selalu memiliki impian untuk menikahi seorang duda keren beranak satu harus mati karena kejatuhan seekor cicak. "Padahal gw belum nikah sama duda hiks.. dan sekarang gw harus mati. Bye world." Tapi dengan kehendak author...