𝑬𝒑𝒊𝒔𝒐𝒅𝒆 ١٠

986 87 14
                                    

𝓚𝓮𝓵𝓪𝓴 𝓴𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓼𝓪𝓭𝓪𝓻,
𝓫𝓪𝓱𝔀𝓪 𝓫𝓪𝓰𝓲𝓪𝓷 𝓽𝓮𝓻𝓫𝓮𝓻𝓪𝓽 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓶𝓮𝓶𝓲𝓵𝓲𝓴𝓲, 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓼𝓲𝓪𝓹 𝓴𝓮𝓱𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷.

⭐⭐⭐⭐⭐

Om Alan, ayok main, yok!

Main apa, Sayang? Aran berjongkok, menyamakan tingginya dengan Christy, sementara kedua tangannya membelai poni gadis cilik itu penuh kasih.

Main kuda-kudaan. Clisti jadi kudanya, telus Om Alan yang jadi supelhelonya. Ayo naik, om!

Laki-laki dewasa itu terkekeh, menyadari betapa polosnya Christy yang sudah siap dengan posisinya.

Kebalik, Sayangku. Kalau Om yang naik, badan Christy bisa sakit-sakit. Ayo! Aran menepuk bahu, membuat Christy segera menaiki punggungnya.

Om Alan, aku ikut! Ardan berlari dan duduk membelakangi Christy tepat saat Aran mulai merangkak di atas rerumput depan kelas.

Ayo Om, cepet!

Ardan yang berada di posisi paling belakang menepuk-nepuk bokong pamannya dengan penuh tenaga, disusul Christy yang ikut-ikutan menarik kerah kaus hitam yang dikenakan Aran. Laki-laki itu melotot menahan cekikan di lehernya. Sementara Shani yang memperlihatkan ketiganya dibuat meringis sekaligus khawatir.

Waktu istirahat berakhir, Christy dan Ardan segera menuju kelas. Sedangkan Aran malah menarik Shani menuju suatu tempat.

Di kafetaria depan sekolah, dia dan Shani duduk berdua berhadapan. Perempuan sibuk bercerita beberapa hal, sementara Aran tetap tenang dan menikmati saja.

Tak lama datang pelayan membawakan minum, selagi menunggu makanan selesai diolah.

Aku bingung,” celetuk Aran tepat setelah Shani menutup cerita terakhirnya dengan senyuman.

Bingung kenapa?

Aku, kan pesan es teh manis banyak gula, tapi kenapa malah kamu yang manisnya kelewatan.

Ah, kamu bisa aja.” Shani tersipu malu, kedua pipinya memanas, menahan letupan di dalam dada.

Mereka yang sederhana-sederhana saja. Merajuk hari demi hati dan temu demi temu. Merencanakan berbagai hal yang mudah dan menyenangkan untuk mereka nikmati berdua saja.

Di dalam hati Shani, Aran tanami bibit bunga-bunga rindu. Lelaki itu taburkan tawa dan sirami perhatian setiap hari. Lalu lihatlah... Bukankah pucuknya tumbuh dengan begitu segarnya?

Aran adalah sosok yang berperangai teduh dan menghangatkan itu. Shani temukan hangatnya rembulan pada setiap kedipan matanya dan dia rasakan hangatnya mentari pada setiap perkataannya. Aran buat Shani betah, berlama-lama atau mencari alasan untuk terus bertemu.

Dan hari ini, Aran izinkan hati Shani bersanding menemani hatinya. Kemudian waktu seperti memainkan detik-detiknya dengan begitu pelan. Disenandungkan nama Aran, diputarnya rekam gambar wajahnya terus-menerus dan berulang-ulang.

Kamu kapan liburnya, sih? Sesekali Aran kembali mengesap minumannya.

Wanita di depannya itu mengernyit heran. Emang kenapa?

Ya, aku mau ajak kamu jalan.

Minggu pagi, biasanya non Christy menghabiskan waktu bertiga sama ibu dan bapaknya jadi aku dibolehin libur ataupun jalan-jalan di luar.”

RAHASIA CHIKA 2 (Chikara, Vikuy, Shahra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang