𝑬𝒑𝒊𝒔𝒐𝒅𝒆 ٦

1.2K 111 20
                                    

𝑷𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒌𝒔𝒂𝒂𝒏. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒐𝒃𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂. 𝑴𝒂𝒌𝒂, 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒐𝒓𝒆𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒖𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒂𝒏, 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏. 𝑫𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒂𝒎.

⭐⭐⭐⭐⭐

Jam sepuluh pagi, selepas menjemput kemenakannya, Aran berangkat ke stasiun Gambir. Guna mencari inspirasi, untuk naskah film yang dia garap. Dan tanpa lelaki itu sadari, mobil Chika malah membuntuti laju kendaraanya.

Tiba di tempat tujuan, Aran segera masuk melalui pintu selatan. Kemudian, menempati bangku panjang di ruang tunggu stasiun.

Ekor matanya beredar, mengamati orang-orang yang berseliweran di sekitarnya. Tak lama dia pun mengeluarkan pena dan buku kecil, lalu mencacat poin-poin penting yang akan dia kembangkan menjadi sebuah premis.

Menulis skenario tentunya sangat berbeda dengan format novel, cerpen, puisi atau bentuk tulisan lainnya. Sebab, menulis naskah film, lebih mirip seperti membuat sebuah planning atau rencana.

Rencana apa?

Rencana untuk membuat penonton rela duduk di teater bioskop, lebih dari sembilan puluh menit. Dari awal hingga akhir, guna bisa meresapi pesan yang ingin disampaikan pembuat sineas, melalui tindakan para tokoh dalam filmnya.

Narasi dalam skrip film tergantung 80% pada unsur visual. Itu sebabnya sebuah naskah hanya perlu memberikan instruksi mengenai peristiwa yang sedang terjadi. Karena mengenai ekspresi, perasaan dan situasi si tokoh adalah tugas para aktor.

Dalam penulisan skenario yang paling penting adalah karakter. Sebuah film, walaupun memiliki banyak sekali properti warna-warni, gambar-gambar yang menarik, plot maju mundur cantik, serta budget yang luar biasa tidak terbatas. Tanpa penokohan yang kuat, cerita yang Aran tuliskan tidak akan menarik untuk diangkat menjadi sebuah film.

Layaknya sebuah novel. Jika opening atau prolog, menentukan apakah pembaca akan membalikkan lembar cerita, atau malah menutup bukunya. Ending bakal memutuskan, mereka akan membaca buku kedua kita atau tidak. Maka, sebuah karakter, tentu menjadi patokan utama bagus atau tidaknya suatu karya.

Lantas, mengapa karakter itu penting?

Soalnya, karakter lah yang bergerak sepanjang film, dia lah yang mengalami perubahan paling besar.

RAHASIA CHIKA 2 (Chikara, Vikuy, Shahra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang