Delapan

1K 107 8
                                    

Hazel meremas lengan kekar Alaric saat mereka berdua tiba di mansion keluarga Alaric, jantungnya berdegup kencang mengingat jika kedua orang tua kekasihnya tidak menyukai dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hazel meremas lengan kekar Alaric saat mereka berdua tiba di mansion keluarga Alaric, jantungnya berdegup kencang mengingat jika kedua orang tua kekasihnya tidak menyukai dirinya.

Entah apa yang membuat kedua orangtua Alaric tidak menyukai dirinya, Hazel tidak tahu dan tidak mengerti.

"Gue tunggu di luar aj ya, Ala..." Hazel menatap manik Alaric memohon.

Alaric menggelengkan kepalanya, "Mereka gak akan berani, lo tenang aja baby."

Hazel terpaksa mengangguk meskipun di dalam hatinya menggerutu tidak jelas, pintu mansion utama terbuka menampilkan deretan bodyguard dan maid yang berjejer disana hanya untuk menyambut putra semata wayang Elbarack — Alena, orangtua Alaric.

Saat sampai di ruang tamu, tubuh Hazel tampak bergetar melihat tatapan intimidasi dari kedua orang tua Alaric, dengan segera ia langsung menundukkan kepalanya takut.

Manusia upik abu seperti dirinya mana mungkin disukai oleh keluarga terpandang ini, berpacaran dan tinggal bersama Alaric saja Hazel bersyukur sekali karena Alaric mau menampung dirinya.

"Jangan menatapnya seperti itu!" Ucap Alaric dingin sambil menatap ke arah kedua orang tuanya.

Elbarack terkekeh sinis lalu beranjak dari duduknya pergi meninggalkan mereka yang ada diruang tamu, Alena tersenyum kearah Alaric ia merentangkan kedua tangannya.

Alaric melepaskan pegangan pada tangan Hazel lalu berlalu menghampiri Elena untuk memeluknya sebentar.

Hazel sedikit mencuri pandang ke arah Alaric dan Alena, bibir nya menyunggingkan senyum tipis kali ini tidak ada keributan di antara mereka.

"Al, Mami kangen..." ucap Alena sambil mencium dahi putranya.

Alaric berdehem menjawab ucapan Alena, tatapannya beralih menatap sang kekasih yang tengah menunduk, "Baby, sini!" panggilnya pada Hazel.

Hazel sedikit tergelonjak kaget, ia menatap Alaric lalu menatap Alena yang wajahnya datar.

"G—gue disini aja, Ala." jawabnya.

"Gue boleh izin ke toilet sebentar gak?" Tanya Hazel sambil merapatkan kedua kaki nya seolah ingin buang air kecil.

Alaric tentu saja mengangguk, "Ayo sama gue anter,"

Hazel dengan tegas menggeleng cepat, "Gak usah gue bisa sendiri, sebentar yaa. Permisi, Tante..." ucap Hazel tanpa mau melihat wajah Alena yang begitu menyeramkan baginya.

Hazel berjalan cepat sambil mengedarkan padangannya mencari dimana letak toilet "Besar banget sih, gue jadi susah carinya nih!" gerutunya kesal.

"Nah! itu ada tulisan kitchen berarti ada kamar mandi pasti didalemnya." Hazel berjalan cepat sebelum ke kamar mandi, langkah kakinya ia jalankan menuju wastafel untuk mencuci mukanya terlebih dahulu.

ALARIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang