Bait 9 : Chaos

385 37 17
                                    

"Aku tak ingin menyalahkan takdir atas apa yang terjadi padaku, namun adakalanya aku juga kalut dalam diam dan tanpa sadar merutuki takdir yang pahit dalam hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak ingin menyalahkan takdir atas apa yang terjadi padaku, namun adakalanya aku juga kalut dalam diam dan tanpa sadar merutuki takdir yang pahit dalam hidupku. Kekhilafan itu selalu datang saat gelap menghampiri dalam diam dan mencekat semua yang berdiam."

(Oceanside)

"Nani kore?" pekik Gio histeris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nani kore?" pekik Gio histeris. Tatapannya jatuh pada Sean dengan pandangan tidak percaya. Sedang yang ditatap hanya membola, dan dengan santai menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang dia duduki.

"Yan, yang bener aja. Lo jadi tutor gue?" tanya Gio sekali lagi untuk memastikan pendengarannya tidak salah tangkap. Tepat 5 menit yang lalu Sean menyatakan dirinya akan menjadi tutor Gio, selama dia mempersiapkan diri untuk olimpiade yang dia ikuti. Demi kerang ajaib, Gio lebih baik membayar tutor lain daripada, mendapatkan tutor gratis tapi itu adalah Sean. Bisa-bisa dia dibuat babak belur selama masa belajarnya.

"Gue sendiri yang mendedikasikan waktu berharga gue buat lo, jadi lo harus bersyukur punya temen perhatian kayak gue."

Gio menggeleng keras di tempatnya, "mending nih ya, lo habisin aja waktu berharga lo buat belajar atau ngejar deadline. Gue bisa belajar sendiri." tolak Gio mentah-mentah. 

Percaya padanya, Sean lebih menyeramkan dari dosen killer di universitas mana pun. Guru BK sekolahnya saja kalah kejam, Gio sudah pernah merasakannya dan dia tidak mau lagi. Dia sudah trauma belajar dengan Sean, akan tetapi jika Gio menolak Sean akan tetap bersikeras menawarkan dirinya. Ralat! Bukan menawarkan lagi tapi memaksa Gio.

"Nggak ada, gue udah susah payah minta izin ke nyokap. Jadi lo nggak bisa tolak kesempatan buat belajar sama gue!" tegas Sean. Gio menjambak rambutnya dengan frustrasi.

Siapapun tolong gue!. Teriak Gio dalam hati.

"Haaa... Ya udah deh kalau lo maunya gitu." Pasrahnya pada dirinya sendiri.

Biarlah kali ini Sean puas dengan hal yang dia minta. Walaupun Gio akan kehilangan waktunya untuk bermain game, tapi demi masa depan yang cerah. Tidak apa-apa dia ikhlas.

OCEANSIDE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang