Part 7: Kebenaran Terbongkar

10 3 0
                                    

Hallo semua👋 sejauh ini gimana tanggapan kalian dengan ceritaku. Komen kalian bermanfaat

Jangan lupa komen dan vote ya

Happy reading 😇

BAGAS

Aku sangat sedih harus menyaksikan sepupu yang sangat ku sayangi tak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit ini. Dia harus ikut terjerat dalam permasalahan kami, yang sudah berlangsung dua tahun lamanya.

Angga sepertinya belum mengetahui siapa dalang dibalik pertikaian kami selama ini. Dia tidak tahu kalau aku dijebak oleh Gibran pada saat itu. Dia benar-benar telah dibutakan oleh kalimat Gibran sehingga dia tidak ingin menggali lebih dalam fakta sebenarnya.

tring...tring...tring..

"Halo!" Ucap seseorang di seberang sana dengan suara panik, tidak lain adalah ibu dari Alea.

"Halo tante." Ucapku dengan santai.

Tante sangat khawatir dengan keadaan Alea. Sebagai seorang ibu tentunya dia sangat menyayangi Alea. Pembicaraan kami tidak terlalu panjang karena aku mengatakan bahwa Alea baik-baik saja. Tante mengatakan kalau Angga menelpon, dia pula meminta maaf karena ketidaksengajaannya hingga membuat Alea tidak sadarkan diri.

"Anjing lo Nga. kalau lo sayang sama sepupu gue ngak seharunya lo kasar sama Alea." Ucapku seorang diri.

Tok...Tok...Tok..

"Masuk!" Ucapku dengan lantang.

"Alea udah siuman?" Tanya Angga dengan wajah sedikit khawatir.

"Huft. Gue kira lo ngak bakalan nongol." Ucapku tanpa menghiraukan pertanyaan Angga. "Gue minta lo ngak usah dekat-dekat sama sepupu gue. Kalau lo benci sama gue, cukup sama gue aja ngak perlu  benci Alea dia ngak tahu apa-apa soal Tiger Black Nga." Aku meninggalkan Angga. Namun, dia menahanku.

"Gue ngak menyeret Alea dalam permasalahan ini. Gibran yang membawa Alea ke markas!" 

"Lo ngak tahu Gibran itu seperti apa Angga! Gue ingatin sekali lagi, Lo jauhin Alea!" 

"Lo ngak berhak nyuruh gue buat jauhin Alea." Tukas Angga.

"Oh, gitu? Seharusnya Lo tanya sama diri loh siapa sebenarnya Gibran. Lo tanya diri Lo anjing." Ucap ku penuh emosi.

Aku pergi meninggalkan Angga yang sementara mematung di sana. 

Kali ini tujuanku basecame Germo. Tidak tahan lagi dengan tingkah Gibran yang membuat aku naik pitam, tanpa mengukur waktu pedal gas kutarik dengan keras.  Satu dua motor ku lewati dengan cepat.

Gibran tampak sedang berpesta dengan anggota Germo yang lain. Tak hanya Gibran yang tampak senang ternyata di sana juga ada Indah bersama teman-temannya.

"Wah-wah. Kita kedatangan tamu guys."

Plak...plak...

Pukulan bertubi-tubi ku berikan kepada Gibran. "Kenapa harus sepupu gue yang Lo seret hah?" Plaak..... "Ngak puas Lo bikin persahabatan gue hancur anjing!"

"Hahaha." Gibran bangun dan tertawa puas.

Beberapa anggota Germo Siap menghajar ku tetapi dihalangi oleh Gibran. Dia memberi kode agar membiarkan kami seperti ini.

"Sepupu Lo cantik bro. Gue jadi pengen ngewe sama dia." Ucapnya dengan nada mengejek.

"Tutup mulut Lo anjing, bangsat, mesum." Teriak ku dengan marah. "Lo ngak puas bikin gue sama Angga musuhan. Hanya karena skenario cerita Lo yang ngak berfaedah itu hah."

"Kenapa? Ngak terimah Lo." Ucap Gibran sembari menunjukkan jarinya yang berarti fuck. "Si anjing itu ngak tahu kalau mantan pacarnya ningalin dia karena udah ngewe sama gue. Cerita gue laris bro, Angga aja percaya sama kata-kata gu..."

Titik Temu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang