Maaf ceritanya aku hapus, soalnya gak nyambung sama sekali. Tapi ini aku buat baru semoga banyak yang suka ya!.
***
Gadis yang berhijab hijau mint itu sedang berada di tepi pantai . Aisyah Nur Rahma. Nama yang indah, Perempuan yang penuh cahaya dan kasih sayang. Namun sayang, hidupnya tak seberuntung anak pada umunya. Menginjak di umur 15 tahun ia menjadi gadis introvet yang dulunya ektrovet.
Lika liku hidupnya hanya ditemani tangisan yang tak berguna. Sibuk mencari ketenangan yang tak berarti.
Di umur 17 tahun ini. Aisyah baru kelas 12 yang artinya akan segera lulus. Namun rasanya lama sekali, padahal jika sudah kelas terakhir di sebuah sekolah akan terasa sebentar.
Gadis broken home yang masih mempunyai orang tua. Kekurangan kasih sayang, tak pernah mendapatkan peran sosok ayah, berusaha kuat tanpa pundak seorang ayah.
Anak satu-satunya dari Arkan dan Mila.
***
"Kamu tu udah kelas 12 seharusnya lebih giat lagi belajar! Bukan malah keluyuran diluar! Mau jadi apa nantinya kamu kalo begitu! Gelandangan?!." murka Mila kepada Aisyah.
Aisyah yang baru saja pulang dari pantai untuk mencari ketenangan hidupnya itu pun terkejut setelah membuka pintu. Ibunya memarahinya habis-habis an.
"Aisyah ngerti ma, sekarang lagi libur emang Aisyah salah jika ingin mencari udara segar?."
"Ya jelas salah! Seharusnya manfaatin hari minggu ini buat belajar!." marahnya lagi.
Aisyah hanya mendengus kesal tak ingin mendengarnya lagi. Ia berlalu dari sana dan menuju ke kamarnya.
***
Di sini lah Aisyah sekarang berada. Di balkon kamar dengan beralaskan tikar kecil dan boneka koala miliknya yang sudah amat lusuh.
Boneka koala itulah yang menjadi saksi bisu kala Aisyah sedang stres akan hidupnya. Jika Aisyah sedang stres ia akan menangis sejadi-jadinya di kamar dan berujung paginya matanya akan bengap.
"Upi.. Masak ibu marahin aku terus."
Upi adalah nama boneka koalanya.
"Capek tau hidup di tengah-tengah orang yang gak paham sama gue." curhat Aisyah.
"Kalau bunuh diri gak dosa udah gua lakukin dari 3 tahun yang lalu. Hm btw kangen gak sih lo sama diri gue yang dulu?."
Aisyah tertawa pelan.
"Hahha masih gak nyangka ya.. Dulu gue gak se pendiem ini dan gak sejahat ini. Ini semua salah mereka, ayah sama ibu."
"Mereka yang udah buat gue gini. Udah ngehancurin mental anaknya sendiri. Gak pernah mikir gimana rasanya di posisi gue."
***
Pagi hari di senin cerah. Aisyah keluar kamar dan hanya melirik sekilas di meja makan. Ia tak pernah sekalipun sarapan di rumah. Karena ia tipe orang yang gak bisa sarapan pagi.
Dulu jika Aisyah tak sarapan pasti ibunya akan membuatkan bekal kepada Aisyah. Tapi sekarang ibunya hanya membuat bekal kepada suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH NUR RAHMA
SpiritualKisah seorang gadis yang berusaha untuk mencari kebahagiaan dunia. Karena lingkungan yang begitu mengerikan, membuatnya punya trauma yang begitu dalam. Tanpa adanya seseorang yang menemani di hari-harinya, akhirnya ia sadar jika ia sudah terlalu jau...