Selamat membaca.
***
Pagi ini tepat pukul 08.00 nanti acara Lomba akan dimulai. Gadis berkerudung putih itu masih berada di kelas mendengarkan music menggunakan earphone-nya. Untungnya ini masih jam 7 lebih jadi ia masih punya waktu untuk beristirahat sejenak melupakan kejadian waktu malam.
Pikirannya butuh istirahat. Mentalnya perlu ke spikiater. Fisiknya butuh ranjang. Namun keadaan memaksanya terus berjalan sampai garis finish tanpa dapat dukungan dari mana pun.
"Woii! Udah setengah delapan ayok ke aula, keburu mulai!" teriak Ratih.
"...."
"Bener-bener ni anak, butuh kekerasan ni.." Ratih sudah bersiap untuk memukul lengan Aisyah, kurang sedikit lagi tangannya menyentuh lengan Aisyah, tak di sangka sang empu malah mencekal tangan Ratih.
"Gue udah denger, masih lama, palingan molor sampe jam sembilan"
Ratih yang sedang memasang muka marah pun langsung mengubah ekspresinya menjadi cengengesan.
"Tapi tadi udah pada dateng yang ikit lomba..., ayok ahh" ajak Ratih memelas mungkin.
"Bilang aja kalo pengen ketemu Satria"
"Nah tuh tau! Udah ah ayo!"
Satria si anak kelas sebelah yang terkenal akan kepintarannya. Ia selalu menjadi juara pertama jika ada olimpiade antar sekolah maupun nasional dan yang penting ini, dia non muslim!.
"Cuih beda agama aja bangga" lirih Aisyah seraya berdiri meninggalkan Ratih.
"Ihh Aisyah mahh jangan begitu dongg... Kan cuma suka! Siapa tau dia juga suka balik sama gue terus pindah agama terus nikah deh sama gue!" teriak Ratih menyusul Aisyah.
"Mimpi lo ketinggan gak bakal sampe ke Tuhan, lo aja jarang sholat"
Ratih yang kesal langsung menyenggol Aisyah menggunakan tangannya. Untung tak sampai jatuh.
"Kayak lo rajin sholat aja!"
"Ya rajin lah, Aisyah gitu loh"
Ratih hanya berdehem mengiyakan. Aisyah tersenyum ketika melihat wajah cemberut Ratih. Setidaknya ia dapai melupakan sedikit kejadian tadi malam.
"Bentarr... Lo aneh dehh, biasanya irit ngomong!"
Aisyah yang mendengar itu langsung mengubah ekspresi wajahnya se cool mungkin.
"Gapapa, emang gak boleh?"
"Ya aneh ajaa.."
"Peserta Lomba Melukis diharapkan segera menuju ke gazebo empat untuk mengambil peralatan lukis dan memulai Lombanya!"
"Saya ulangi lagi, Peserta Lomba Melukis diharapkan segera menuju ke gazebo empat untuk mengambil peralatan lukis dan memulai Lombanya!"
Suara dari mikrofon aula menyadarkan kedua gadis tadi yang asik bercanda di sepanjang jalan sampai lupa tujuan utama mereka keluar kelas.
"YA ALLAH LUPA SYAHH! AYO CEPET KEBURU TELAT"
Ratih segera menyambar lengan Aisyah dan membawanya lari.
Hahsh hahshh
Mereka sampai di gazebo empat dan segera mengambil udara sebanyak-banyaknya. Aisyah pun mengambil peralatannya dan berlali menuju tempat Lomba yang tak jauh dari gazebo empat.
Sepeninggal Aisyah ke tempatnya, Kini Ratih duduk di samping pohon yang tak jauh dari gazebo empat. Terlihat banyak sekali murid yang melihat peserta lomba melukis. 'sekalian cuci mata, siapa tau jodoh gue disini' Kata mutiara Ratih.
"SEMANGAT SYAHH, ISTRINYA EUNWOO BAKAL MENDUKUNG KAMUUHHH!! MUACCHHH" heboh Ratih. Sungguh, sekarang Aisyah malu. Tuhan tolong angkat Ratih kepangkuan-Mu. becanda yee.
Dengan semangat 45 dan telah membuang jauh-jauh pikiran negatifnya. Kini lulisannya sudah hampir 90% jadi. Tak perlu waktu lama kini Aisyah menempati posisi pertama dalam kecepatannya melukis.
Jam menunjukkan pukul 10.15 dan waktu mengerjakannya hanya sampai 10.30 karena sebagian waktu akan di isi dengan lomba lainnya.
"SYAHH CEPETT UDAH MEPET WAKTUNYA".
teriak Ratih."Astagfirullah tu anak" lirih Aisyah di sela-sela teriakan Ratih.
"Waktu tinggal 10 menit untuk menyelesaikan. Usahakan 5 menit sebelum jam habis, semua peserta harap mengumpulkannya di sebelah selatan".
"TUHKAN AISYAH CEPET DONGG"
"CEPETAN ANJIR ASTAGFIRULLAH AISYAH, PEN GUE GEPREK LO!. CEPET WOII!"
"WOI JANGAN TERIAK-TERIAK!" sahut orang yang berada di sebelah Ratih.
"Cih sape lo ngatur gue" balas Ratih.
"Jadi cewek gak ada malunya, amit-amit dah kalo jodoh gue"
"Siapa juga yang mau sama lo, setan aja jijik liat lo"
"Ihh bener-bener ye lo"
Ratih yang sedang beradu mulut dengan salah seorang cowok tadi tak memperhatikan Aisyah yang kini sudah nangkring di sampingnya.
"Buset srepet teteteww.... Ihh ngagetin lo ahh, AA AISYAHH!... udah jadi?" kaget Ratih setelah melihat Aisyah.
"Belum".
"Udah tau malah nanya" cowok tadi yang beradu mulut dengan Ratih menyahut.
"Ih ikut-ikutan aja lo, kamu tuh gak di ajak!" marah Ratih.
"Nyenyenye..."
"IHH SUMPAH YA SIAPE SIH ELO, KITA GAK KENAL YA! JANGAN SOK AKRAB DEH!!".
***
Jangan lupa vote dan komen yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH NUR RAHMA
SpiritualKisah seorang gadis yang berusaha untuk mencari kebahagiaan dunia. Karena lingkungan yang begitu mengerikan, membuatnya punya trauma yang begitu dalam. Tanpa adanya seseorang yang menemani di hari-harinya, akhirnya ia sadar jika ia sudah terlalu jau...