Raja Besar

4.1K 381 11
                                    

All character is owned by Mr.masashi Kishimoto. Enjoy reading~

    
Pagi itu cuaca cerah terpantau di Konoha, matahari bersinar terang bahkan langit tidak nampak berawan. Benar benar cuaca yang bagus untuk memulai hari yang sibuk. Naruto menguap lebar, tangannya sibuk mengaduk cup ramen yang baru saja ia seduh, tak menyadari dua pasang mata yang menatapnya dari arah pintu dapur.

"Tousan-"

"Huwa!!" Naruto memekik terkejut matanya melotot menatap Menma dan Saruto, lelaki pirang itu meraba jantungnya yang berdegup cepat efek terkejut. Kedua bocah itu juga tak kalah kaget karena teriakan Naruto, mereka hanya memanggil pelan tapi reaksi Naruto terlalu berlebihan

"Kalian mengejutkanku..." Naruto mengelus dadanya pelan mengatur napasnya yang tadi terengah karena kejutan

"Tousan, aku lapar..." Saruto mengelus perutnya, matanya menatap Naruto dengan puppy eyes. Naruto jadi berimajinasi jika ada ekor lebat yang berayun pelan dibelakang saruto dan kuping yang tertekuk loyo dikepalanya

"Mau makan ramen?" Naruto menawarkan sembari menunjuk ramen yang baru saja ia seduh. Saruto menggeleng enggan sedang Menma berbinar, kontras sekali.

"Ewh tidak mau~"

"Padahal ramen enak" Menma protes pada penolakan adiknya

"Itu sih aniki yang maniak ramen!" Saruto membantah tak mau kalah

"Bagaimana dengan telur goreng?" Naruto memberi opsi, membuat dua bocah itu membatu dengan ekspresi horor. Menma menoleh patah patah pada naruto

"Tousan tidak mengerti memasak bukan?" Menma sangat tahu jika Naruto sangat sangat tidak pandai urusan masak memasak bisa bisa dapur ini meledak atau terbakar nanti. Naruto berwajah masam, apa apaan itu? Siapa sih yang bilang Naruto tidak bisa memasak? Apalagi ini hanya menggoreng telur! Kacang!

"Siapa bilang? Aku ini jago kalau urusan dapur-ttebayo! Baiklah kalian tunggu disana dan dua porsi telur nikmat akan datang!"

.
.
.

Sasuke menggeliat dalam tidurnya merasa terganggu dengan aroma tak sedap yang menghampiri indera penciumannya. Mata berbeda warna itu terbuka, mengerjap sekilas untuk menyesuaikan sinar yang memasuki retina matanya. Dahinya mengernyit kala mengenali bau yang mengganggu

"Gosong?" Sasuke segera turun dari kasur, sayup sayup ia mendengar suara heboh dari arah dapur. Wajahnya tiba tiba berubah tegang dan ia bergegas pergi menuju sumber yang mengganggunya.

"Apa yang si bodoh itu lakukan?" Sasuke menggerutu sepanjang perjalannya yang sebenarnya tak sejauh itu.

Sesampainya didapur Sasuke terdiam, kehebohan itu berasal dari seorang mahluk kuning dan dua bocah lainnya. Teflon diatas kompor mengeluarkan asap hitam dengan api yang menyambar sesekali, entah apa yang dimasak disana.

"Tousan! Telurnya menjadi abu!" Saruto berteriak panik kala asap dari penggorengan semakin menghitam.

Ah telur. Terjawab sudah pertanyaan dibenak Sasuke

"Uwah!! Menma padamkan dengan suiton!"

Naruto berteriak heboh, tangannya menggenggam spatula wajahnya panik luar biasa kala telur yang ia tak bisa mengangkat telur dipenggorengan karena minyak panas yang terus memercik kesegala arah, belum lagi api yang naik keatas penggorengannya.

"Tousan matikan saja kompornya" Menma berkata malas, sudah dia bilang kan kalau tousan nya itu tak pandai urusan dapur.

"Ah kompor betul matikan matikan-"

Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang