Esok paginya...
Hal gila apa yang sudah terjadi disini!?
Sasuke diam membeku. Tak seincipun ia berani untuk bergerak bahkan ia menahan napasnya untuk beberapa saat tadi.
Pertanyaannya adalah
Apa yang sudah terjadi!?
Sial Sasuke bahkan tak ingat satu hal pun dari memorinya semalam. Ia hanya merasa begitu marah sampai dengan bodohnya minum alkohol setelahnya blank, tak ada yang tersisa dimemorinya.
"Dobe," panggilnya dengan suara mencicit namun tak mendapat respon dari si pirang yang mendekapnya erat.
"Oi Naruto- Ngah!"
Sasuke benar benar akan mati jika Naruto terus memeluknya dengan erat, sial dia bahkan menyenggol kemaluannya tanpa sengaja.
"Sial Naruto!"
"Si bodoh ini, lepaskan aku!"
Duak!
Satu dengkulan maut bersarang di masa depan si pirang, membuatnya terpekik kesakitan dengan mata yang langsung terbuka lebar.
"Akh!"
"A-apa yang kau lakukan...?" Tanyanya ditengah rasa sakit yang mendera selangkangannya.
"Keluarlah"
"Hah?"
"Keluar!"
Naruto terperanjat karena bentakan Sasuke, rasa sakitnya hilang sudah digantikan rasa jengkel luar biasa.
"Sial kau hampir membunuhku dan sekarang malah mengusirku!?"
"Keluar. Dobe."
"Iya baik! Sekalian saja usir aku dari rumahku! Cih!"
Naruto kesal sampai ubun ubun. Apa sih yang ada di kepala jenius Sasuke? Sebelumnya dia tidur begitu pulas didekapannya, tapi ketika bangun mengamuk seperti singa. Kurang beruntung apa lagi coba? Sudah dipeluk idola desa yang bahkan gadis cantik saja belum tentu bisa memeluk Naruto!
"Padahal dia yang meminta dipeluk, tapi sekarang malah mengamuk tidak jelas. Cih tidak tau terima kasih."
"Aku mendengarmu dobe!"
Naruto buru buru pergi dari depan pintu, ia berlari kecil menaiki tangga menuju kamarnya.
.
.
.Sasuke memotong tamagoyaki yang ia buat lalu menatanya diatas piring. Meletakkan menu terakhir itu diatas meja.
"Menma, hari ini aku dan Naruto akan melihat hasil latihan mu."
Mata biru itu berbinar, sudah ia nantikan ini meskipun terlambat dari kesepakatan mereka.
"Tentu! Aku sudah menantikannya."
"Kau bersemangat sekali..." Naruto masuk dengan wajah kuyu dan suara serak khas orang bangun tidur.
"Tousan ohayou!" Saruto menyapanya dengan semangat dan senyum manis.
"Ohayou~" balas Naruto sembari duduk dikursi sebelah Menma kemudian tangannya terulur untuk mengusak kepala dua bocah itu. Matanya kini terbuka lebar karena aroma makanan enak.
"Jadi, apa yang membuatmu semangat?"
"Karena kalian akan melihat hasil latihan ku!" Menma menjawab penuh semangat dan tentu saja rasa percaya diri yang tinggi.
"Hooo bagus bagus, kutebak jika kau sudah memiliki hasil yang bagus?"
"Hehe tousan pasti terkejut nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance
RandomDua bocah masa depan yang kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan papa tersayang mereka.