All character is owned by Mr.masashi Kishimoto. Enjoy reading~
Sasuke mengelus perut ratanya, pandangan matanya kosong dan 'mati'. Tak ada hal lagi yang ingin ia lakukan di dunia ini. Semua mimpi dan cita-citanya pupus sudah. Didalam perutnya kini ada kehidupan lain, sesosok bayi yang akan keluar dari sana nantinya.Suara ketukan pintu tak membuatnya berpaling, ia sudah tak peduli pada apapun dan siapapun lagi. Pintu terbuka, menampilkan sosok lelaki tampan dengan rambut pirang, berpakaian rapi dengan setelan jas khas pekerja kantoran.
"Sasuke-san, aku harus kekantor pagi ini karena ada rapat penting, sarapanmu ada diatas meja. Siang nanti jika aku tidak pulang-"
"Pergilah..."
Naruto menghela napas, ini sudah sebulan sejak mereka menikah tapi Sasuke masih bersifat dingin padanya. Naruto sudah mencoba yang terbaik untuk meluluhkan hati pasangannya, tapi apa daya Sasuke masih saja keras kepala dan hatinya.
"Baiklah, segera telfon aku jika ada apa-apa." Katanya perhatian lalu mengusak rambut Sasuke sekilas.
Naruto pergi. Sasuke rasanya ingin menangis saja. Lelaki itulah yang menghancurkan semua mimpinya. Dua bulan lalu Sasuke dan Naruto terlibat insiden. Sasuke seorang omega, ia yang biasanya teliti membawa perlengkapan seperti obat dan supresant dengan bodohnya lupa.
Sialnya malam itu ia pulang larut dari tempat kerja paruh waktunya. Badannya menghangat kala itu, pertanda jika ia sebentar lagi akan memasuki masa heat. Obat dan supresant tidak dibawanya, otaknya berdering tanda bahaya jika ada alpha liar yang mendapatinya Sasuke benar benar dalam bahaya. Dengan langkah terburu nyaris berlari Sasuke menyusuri jalanan yang mulai sepi, napas yang kian memendek dan kepalanya yang mulai pening membuatnya tidak sanggup dan nyaris tersungkur.
Dewi keberuntungan masih menyelamatkannya, fikirnya, saat tubuhnya tak merasakan benturan menyakitkan. Namun hanya sesaat karena berikutnya ia tak pernah menyangka jika seorang alpha Rut yang menemukannya.
Keduanya memiliki naluri untuk saling menguasai, benang merah seakan membentang dan mengikat mereka hingga akhirnya Sasuke berakhir dirumah Naruto yang tak jauh dari tempat mereka bertemu. Malam itu malam yang begitu panjang bagi Sasuke, mereka berdua menghabiskan masa kawin selama tiga hari penuh. Pada pagi dihari ketiga Sasuke menangis dalam diam. Seminggu setelahnya ia positif mengandung. Naruto memang bertanggung jawab atas janinnya, karena lelaki itu memang bersedia melakukannya saat ia sadar jika apa yang sudah mereka lakukan benar benar fatal.
Naruto datang ke kediaman uchiha bersama kedua orang tuanya setelah Sasuke mengabarinya jika ia benar-benar mengandung. Awalnya sang kepala keluarga sangat murka bahkan sempat meninju Naruto tepat diwajahnya. Minato dan Kushina diam saat itu, karena mereka tau jika anaknya memang pantas mendapatkan satu atau dua pukulan.
Setelahnya pernikahan mereka ditentukan. Sasuke hanya diam dengan pandangan kosong, ia tak ingin ini. Pernikahan dan seorang anak. Ia masih ingin kuliah, lalu meraih mimpinya. Baginya takdir begitu kejam dan jahat.
.
.
.Sasuke diam saja melihat makan paginya, omelette dengan toast bersama mentega dan selai. Terlihat enak dan menggugah selera, namun sayang janin diperutnya tidak menginginkan itu. Ia ingin ramen dengan extra tomat.
"Kenapa kau sangat pemilih?"
Matanya lalu tertuju pada counter dapur. Disana ada pisau dan peralatan makan lainnya, benaknya terus berbisik untuk menggores urat nadinya dengan pisau. Tapi sisi logis dan Luna nya menjerit tidak terima.
"Diamlah, kau sangat berisik." Hardiknya pada sang Luna.
Inner Luna nya merengut kesal, Sasuke hafal sekali kelakuan inner nya jika mereka tidak sejalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance
RandomDua bocah masa depan yang kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan papa tersayang mereka.