All character is owned by Mr.masashi Kishimoto. Enjoy reading~
Naruto kembali bersama Sasuke ke Konoha, keadaan Sasuke benar benar buruk. Naruto menawarkan padanya untuk digendong tapi manusia berharga diri tinggi seperti Sasuke menolaknya mentah mentah. Mau ditaruh dimana wajahnya nanti?Sasuke lalu dibawa kerumah sakit, luka luarnya memang tidak banyak tapi chakranya hampir terkuras habis. Sepanjang perjalan Naruto memapah Sasuke, tangannya melingkar erat di pinggang kurus lelaki Uchiha. Jangan berfikir jika Sasuke pasrah diperlakukan seperti itu, ia mengamuk dan memberontak tapi apalah daya kondisinya saat ini tidak untuk melawan.
Lelaki keras kepala itu kini terbaring dirumah sakit setelah sebelumnya mendapat perawatan intens dari sakura. Setelah dinyatakan baik baik saja barulah Naruto bernapas lega dan pergi dari rumah sakit, ia pergi mencari Menma dan Saruto di padang pinggir desa.
Sasuke tertidur pulas, ia kelelahan setelah perjalanan dua hari tanpa henti belum lagi chakra yang ia habiskan untuk menghancurkan meteorit raksasa.
Naruto mengusak rambut Saruto lembut, menenangkan bocah yang mati Matian menahan tangisnya itu.
"Saruto, jangan menangis dan tetaplah tenang oke?"
"Eum!" Anggukan tegas diberikannya sebagai jawaban.
"Baiklah ayo masuk."
Naruto membuka pintu kamar inap Sasuke, menggandeng tangan Saruto diikuti Menma di belakangnya. Bibir Saruto melengkung kebawah saat melihat Sasuke terbaring dengan mata terpejamnya. Naruto membiarkan bocah itu berlari dan mendekati ranjang Sasuke.
"Papa~"
"Tenanglah Sasuke hanya tidur karena kelelahan."
Menma meremat tangan Sasuke lembut, bocah tampan itu begitu lega setelah merasakan suhu hangat ditangannya. Ia tak ingin lagi merasakan suhu dingin membeku dari tangan papa nya.
"Syukurlah..." Ucapnya penuh syukur
"Papa... Cepat sembuh ya.." bisik saruto tepat disamping telinga Sasuke.
.
.
.Shikamaru menatap heran pada hokage pirang yang terlihat berfikir keras. Apa sekarang Naruto mulai memakai otaknya? Batinnya sedikit kurang ajar.
"Apa yang kau pikirkan?"
Naruto menghela napas pelan lalu menggeleng kecil.
"Tidak, bukan hal penting..."
"Benarkah? Kau terlihat berpikir keras beberapa waktu ini." Shikamaru menjawab jujur jika dirinya memperhatikan kebiasaan 'baru' Naruto beberapa waktu ini.
"Yah hanya memikirkan apakah ada jutsu yang bisa mengikat seseorang?" Naruto menjawab cuek sembari mengambil lembaran dokumen lain disisi mejanya. Shikamaru mengernyit tak mengerti, apa kepala pirang itu terbentur?
"Apa yang sebenarnya kau katakan?"
"Tidak, lupakan."
"Apa ini soal Sasuke?"
Naruto menghentikan tarian jarinya sejenak dan itu tak luput dari pengamatan Shikamaru. Mencoba tuli Naruto kembali melanjutkan kegiatannya.
"Oi Naruto, kalau kau ingin mengikatnya lebih baik kau menikahinya saja."
"Jangan gila!" Sentak Naruto terkejut. Dirinya langsung mempertanyakan kejeniusan Shikamaru si penasihat.
Shikamaru jengah juga lama lama. Yang satu gengsian yang satu ini tidak pekanya setengah hidup.
"Gila bagaimana? Sudah jelas bukti nyatanya ada bersama Sasuke di rumah sakit bukan?" Yang dimaksud adalah Menma dan Saruto.
"Sudahlah, aku tidak ingin membahasnya kepalaku akan meledak nanti,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance
RandomDua bocah masa depan yang kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan papa tersayang mereka.