"Naruto! Bangun! Kiba terus berteriak memanggilmu dari tadi!"
Sasuke terus mengguncang tubuh besar Naruto yang tidur begitu pulas. Lelaki pirang itu hanya mengerang sesekali dan menutup lagi matanya karena kantuk. Sasuke berdecak kesal ingin sekali menampar wajah -tampan- menyebalkan milik Naruto.
"Ish aku lelah sekali.." Naruto bergumam dalam tidurnya karena merasa terganggu
"Cepatlah dobe, kau sudah berjanji untuk membantu Kiba di tokonya." Lagi lagi Sasuke mengguncang tubuh Naruto. Sesekali mencubit pipinya atau bahkan menarik kupingnya membuat Naruto menyerah kali ini hingga akhirnya ia bangun dan langsung duduk dikasur. Mata lelahnya memandang Sasuke sanksi.
"Iya iya... Astaga bahkan aku begitu lelah karen urusan kantor." Keluhnya dengan mata setengah terpejam. Tangannya meraih lagi guling didekat kakinya kemudian memeluknya dan kembali terpejam. Membuat Sasuke kali ini benar benar mengeluarkan aura hitamnya. Naruto bergidik dalam tidurnya, matanya terbuka sedikit dan pemandangan menyeramkan yang ia dapat. Sasuke yang menyeringai dengan tangan yang terkepal disisinya. Naruto menelan ludahnya berat.
"Ingin kau yang ke kamar mandi atau kamar mandinya yang datang padamu?"
"Hai!"
Dalam sekali kedipan mata si pirang itu sudah berlari tunggang langgang ke kamar mandi. Sasuke menghela napas setelahnya, kemudian menyiapkan pakaian yang akan dipakai Naruto hari ini.
"Aku sudah siapkan pakaianmu, jangan terlalu lama!." Katanya dengan suara lantang agar didengar jelas oleh Naruto
"Iya! Thanks Suke!"
Sasuke lalu keluar dari kamar menemui tamu yang ia bicarakan untuk membangunkan Naruto tadi.
.
.
."Baiklah, seperti yang sudah direncanakan, terimakasih Kiba." Sasuke berkata tulus kali ini karena Kiba mau membantunya dan ikut berkontribusi. Kiba mengibaskan tangannya tanda tak keberatan.
"Ey tak perlu sungkan begitu," katanya santai dengan senyum puppynya. Sasuke mengangguk kemudian beralih pada dua remaja tampan yang sedang main game di sofa panjang.
"Na Menma, Saruto, kalian bisa pergi nanti untuk membeli barang yang dibutuhkan setelah Naruto pergi?"
"Eye eye captain!" Keduanya menjawab bahkan tanpa mengangkat pandangan dari smartphone mereka. Sasuke menghela napas, mulai terbiasa dengan kebiasaan anak muda itu.
"Bagus, aku sudah memesan-"
"Apa yang kau pesan?" Naruto nongol dengan wajah yang lebih baik dan aroma lemon yang menyegarkan. Sasuke menutup mulutnya, hampir saja ketahuan.
"Memesan satu pekerjaan tambahan untukmu, dobe."
"Cih kau ini suka sekali menyiksaku ya?" Naruto mendecih kesal, suaminya ini benar benar menjengkelkan dipagi hari yang cerah ini
"Bagus jika kau sadar."
Naruto mencibir kemudian memakai sepatunya diikuti Kiba disebelahnya. Sasuke mengantar mereka sampai didepan pintu rumah. Naruto meraih pinggang Sasuke, lalu mengecup keningnya sedikit lebih lama. Senyum lembut terpatri dibibirnya, tangannya mengusap pipi porselen Sasuke lembut. Lelaki Uchiha tak mampu berkata tapi semu dipipi menjelaskan semuanya.
"Aku pergi dulu, sampai jumpa nanti sore. Aku mencintaimu."
"Tumben sekali kau berprilaku manis begini." Katanya mencoba menghilangkan rona malu diwajahnya.
"Ey, apa tidak boleh? Kita tak tahu apa yang akan terjadi bahkan satu detik kedepan, jadi aku hanya ingin kau tau kalau aku sangat mencintaimu, Sasuke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance
RandomDua bocah masa depan yang kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan papa tersayang mereka.