Part 3

14 0 0
                                    

***

Malam hari ini adalah puncak dari kegiatan Juang Festival. Penampilan malam ini ditutup dengan performing dari Hindia. Menghela nafas, Gewi duduk di depan backstage guest star. Melihat orang-orang yang kompak bernyanyi.

Sepuluh menit acara berakhir, Gewi mengintruksikan teman temanya untuk kembali ke sekre terlebih dahulu sebelum pulang.

Sekretariat Himpunan

"Terimakasih atas kerjasamanya, saya pribadi memohon maaf kepada teman-teman semua jika ada kesalahan yang tidak disengaja, sampai ketemu di Juang Fest tahun depan." Kata Fachri menutup acara malam ini

"FISIP?!"

"JAYA JAYA JAYA"

Gewi membawa barang-barangnya dan bergegas pulang, dia berjalan menuju parkiran. Tampak parkiran yang tadinya penuh hanya diisi beberapa kendaraan sekarang, termasuk motor Gewi.

"Ge belum balik?" Tanya seseorang membuat Gewi menoleh.

"Eh nin, baru mau balik nih. Lo belum balik?" Sahut Gewi menjawab pertanyaan dari Anindya. Seorang kenalan dari Himpunan Prodi Hubungan Internasional. Satu angkatan Gewi

"Sama, jemputan gue baru datang tuh" kata Anindya

"Yaudah gue duluan ya, hati-hati lo udh malem" lanjutnya berkata

"Aman lah nin, hati-hati ya Lo nin" jawab Gewi, matanya memperhatikan Anindya yang masuk ke dalam mobil merah. Setelah itu Gewi bergegas pulang, jam menunjukan angka pukul 00.30 WIB.

Sesampainya di kost tanpa membereskan barang yang ada di tasnya, Gewi bergegas mandi. Selesai mandi Gewi membereskan barang yang ada di tas nya dan mengecek handphonenya yang sedari tadi dia mode pesawat.

Pesan bermunculan ketik data seluler dinyalakan. Gewi terlebih dahulu membalas pesan dari keluarganya lalu membalas pesan dari dua temannya.

'kruukkk'

Suara perut Gewi membuatnya ingat, dia belum makan, menyambar jaketnya Gewi memutuskan untuk keluar mencari makan. Jam menunjukan pukul 01.58 WIB. Buka hal baru lagi bagi Gewi untuk keluar mencari makan. Beruntung Gewi karna pagi ini tidak ada jadwal kelas apapun, jadi Gewi bisa beristirahat seharian.

Gewi berhenti disala atau angkringan terkenal dekat kampus. Angkringan Cakbu biasa orang-orang menyebutnya.

"Eh neng Gege nembe kadieu deui" kata Mang Asep, pemilik angkringan Cakbu.

"Uhun panan mang, kan kemari mah riweuh eta acara" sahut Gewi sambil memilih makanan.

"Meuni sibuk pisan tuda neng Gege mah, beu dieu di kasih bonus ku bibi yeuh" kata istri Mang Asep

"Ih hatur nuhun pisan atuh bi, jadi kalah enakeun kieu" timpal Gewi membuat gelak tawa mang Asep dan istrinya.

Setelah memesan Gewi duduk di lesehan yang tersedia, angkringan malam ini cukup ramai. Beberapa mahasiswa yang kenal menyapa Gewi.

Baru saja duduk, telpon Gewi bergetar menandakan seseorang memanggil.

'Fares Azhar is calling'

Gewi mengangkat telponnya, Fares Azhar salah satu kenalan dari komunitas yang dipertemukan saat event Juang Festival yang ternyata salah satu seniornya waktu SMA

"Hallo, kumaha a?" Sapa Gewi

'Dimana Ge?' Tanya Fares

"Di angkringan Cakbu a, kumaha gitu a?" Jawab Gewi

'Aa kadinya atuh nya, ieu aya nu pengen ngomong jeung Gewi, sakalian aya project' Jawab Fares

"Oh siap a, sok atuh ditunggu ku Gewi didieu" Kata Gewi lalu setelah Fares menutup salam, telpon dimatikan.

"Lumayan project baru" gumam Gewi lalu menyesap teh hijau yang dia pesan. Salah satu yang Gewi suka dari angkringan Cakbu adalah teh hijau. Favorit Gewi selama setahun lebih dia menetap di kota ini.

***

Gewi menatap Fares yang datang bersama temannya. Mereka turun dari mobil, Gewi melambaikan tangannya.

"A Fares sini" panggil Gewi, Fares mendekat sementara temanya sedang memesan.

"Udah lama gew?" Tanya Fares duduk diseberang Gewi mengeluarkan rokok merek terkenal

"Belum a, pesen Gewi ge belum selesai tuh" jawab Gewi

"Jadi project apa ieu teh a?" Lanjut Gewi bertanya

"Eh Kela atuh ah, santai. Ke nungguan si Jiwa hela" sahut Fares setelah itu teman yang bersama Fares mendekat. Gewi mengerutkan keningnya, eh dia kenal orang ini.

"Nah orang na datang, tau teu? Tau merennya kan satu sakola" kata Fares saat yang disebut duduk tepat depan Gewi. Lalu mengulurkan tangannya, Gewi menyambut.

"Kavindra Sadajiwa" Jiwa memperkenalkan diri.

"Gendhis Ambarwati" sahut Gewi

"Terus ieu saya manggil apa euy?" Tanya Jiwa menatap Gewi. Gewi mengedipkan matanya, sesaat dia tersihir oleh mata hitam tajam Jiwa.

"Panggil Gewi bisa, Gendhis bisa, Ambar bisa. Terserah sih a bebas saya mah" jawab Gewi

" Alumni Pasundan oge ieu si Gewi teh, adik kelas maneh" kata Fares

"Enya dih? Geuning urng te apal nya?" Sahut Jiwa

"Enya, aa kelas 3 Abi Karak masuk. Pas SMA mah teu terkenal da hehe" Kata Gewi

"Merendah untuk meroket si Gewi mah, si eta loba relasi na Ji, moal aya nu te apal ka si Gewi. Komo deui di Cakra Buana" gurau Fares

Pesanan mereka sudah datang, mereka terlebih dahulu makan. Sehabis itu percakapan berlanjut kembali.

"Jadii, ada apa ini teh?" Tanya Gewi

"Sok tah Ji, jelaskeun" kata Fares

"Jadi kieu, saya punya tawaran project film dari salah satu dosen buat Festival Film akhir tahun nanti. Kebetulan kata Fares kamu teh suka nulis iya nggak?" Jelas Jiwa

"Heem terus gimana a?" Tanya Gewi

"Nah kebetulan juga saya teh belum dapat buat skrip writter buat project ini. Kita udah ada team project film ini tapi kurang satu itu. Kira-kira berkenan tidak kamu bergabung bareng team kita?" Tanya Jiwa menatap mata Gewi

"Em gimana ya, aku teh iya suka nulis tapi ya masih belajar juga a, sebelumnya makasi banget udah ditawari project ini. Tapi kemungkinan aku belum bisa jawab sekarang, nggak papa a?" Jawab Gewi

"Its okey, kita juga disini belajar bareng. Kalo gitu kapan bisa kasih jawabannya?" Kata Jiwa

"Ehm paling lusa, paling cepet besok ya a, nggak papa kan?" kata Gewi

"A Fares, a Jiwa" panggil seseorang, mereka bertiga menoleh bersama. Itu seseorang yang Gewi kenal, Hendery bersama Bintang.

"Eh teh Gewi kirain teh siapa" kata Dery

"Eh der abis darimana?" Tanya Gewi

"Abis nonton konser tadi tuh terus ngumpul sama barudak e-sport yang lain buat yang final area itu. Karna si Bintang lapar jadi mampir sini" jelas Dery

Dery dan juga Bintang bergabung dalam obrolan kali ini. Mereka berlima berdiskusi sampai adzan subuh berkumandang. Gewi memutuskan untuk berpamitan terlebih dahulu. Karna jam sudah menunjukan angka setengah lima.

Kembali ke kosan, Gewi memutuskan untuk tidur setelah sholat subuh. Rasanya hari ini sangat lelah sekali bagi Gewi, dari mulai pagi hingga pagi lagi baru Gewi bisa beristirahat. Perihal project tadi akan Gewi pikirkan nanti.

***

With Love
Mrs Typo

Selamat bertemu Kavindra Sadajiwa🥂

Semesta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang