Seharian

924 123 19
                                    

Dear Narra,

Saat bunga mekar jatuh bertebaran, tunas muncul menyembuhkan luka.
Aku menyadari sesuatu, bahwa segalanya memiliki makna.

Termasuk pertemuan ini.

Dari,
Jendralnya Narra

***

Pagi itu Jendral harus bangun lebih awal lagi. Ia sudah menyanggupi bahwa ia akan pergi ke Bogor dengan Narra untuk mencari lokasi yang akan digunakan untuk makrab.

"Halo, Ra. Dah bangun?"

"Hmm, iya ini bangun" bisa Jendral pastikan bahwa disebrang telfon itu Narra masih mengeliat lucu karena gangguan dirinya.

"Bangun dulu, ntar gue samperin dah selesai ya lo?"

"Iya, gue gak perlu dandan cakep kan?"

"Gak usah, santai aja"

"Okay!"

"Bangun loh, Ra. Gue bawain sarapan ntar makan dijalan.."

"Iya bapak Jendral"

"Bagus deh, ya udah gue mandi dulu"

"Hmm. Hati-hati ntar kesininya"

"Oke. Bye, Ra" Jendral memutuskan telfonnya. Ia memandang kearah jam dinakasnya. Setengah enam pagi.

Jendral mengambil beberapa makanan yang sudah ia beli tadi malam dan menaruhnya di kulkas. Ia hanya perlu memanaskannya di microwave saja nanti. "Sushi kesukaan Narra nih.."

Tak lupa ia mengeluarkan nugget McDonald's. Semua ia siapkan ditempat makan dan dipanaskan lalu ditata dalam tas bekal.

Drrtt!

"Halo, With.."

"Narra jadi sama lo?"

"Jadi, kenapa?" Tanya Jendral pada Witha di telfon itu.

"Gapapa, tiati ya kalian. Gue sama Devan cari disekitar sini"

"Oke. Thanks, With"

Sejauh ini yang terlihat menyukai Narra selainnya itu ada Witha, Kenan, Hendery, Mada dan Devan. Ia bisa melihat jelas bagaimana mereka memperlakukan Narra sama seperti dia memperlakukan gadis itu.

Itu sebabnya, kemanapun Narra pergi. Jendral tak akan pernah membiarkan gadis itu sendiri.

Hari demi haripun, Jendral semakin yakin bahwa ia juga menyukai Narra. Rasa ingin selalu bersama, rasa ingin selalu menemani, rasa ingin selalu melindungi dan rasa ingin selalu membahagiakan Narra itu semakin meningkat.

Tapi hanya satu yang membuat Jendral ragu. Apakah Narra merasakan hal yang sama?

****

Jendral terkikik geli melihat Narra yang celingukan didepan gerbang kosnya. Gadis itu tampak mencari keberadaanya yang tak terlihat. "Hahaha lucu banget"

Ia membiarkan saja Narra melihat kanan kiri untuk mencarinya. Apalagi gadis itu yang membawa helm sembari menenteng hoodie milik Jendral yang dipinjam Narra.

"Kemana sih? Katanya udah sampek. Ngerjain gue nih" gerutu Narra sembari mengerucutkan bibirnya.

Ia meraih ponsel disaku celananya dan mencoba menghubungi seseorang.

Drrtttt!

"Kenapa Ra?"

"Dimana sih? Gue dah didepan. Katanya lo dah nungguin heh.. boong ya?"

amorevolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang