Dia ku

788 116 42
                                    

Cantik. Secantik bunga, itulah Narra Kailee Adhitama. Yang berhasil membuat sang penakhluk, takhluk.

-Jendral-

****

Kabar baik dari Jagadhita Adhitama (ayah Jendral), pagi itu membuat Narra, Jendral dan Krystal terburu-buru menuju rumah sakit. Tangis kesedihan itu pecah saat Jendral menjelaskan apa yang terjadi pada kakaknya. Seluruh keluarga Adhitama berduka yang amat dalam. Sang ayah tampak begitu terpukul walaupun ia mencoba tetap tegar. Jika sudah takdirnya, ia tak bisa apa-apa lagi. Narra yang ada disana mencoba merangkul Jendral agar selalu kuat. Hingga sosok gadis itu disadari oleh tuan Jagadhita.

Hari itu Narra dikenalkan sebagai calon menantu Adhitama. Padahal putranya belum resmi mengungkapkan perasaannya untuk Narra. Tapi tak apa, Narra tak masalah. Ia malah merasa tersanjung. Jendral langsung menunjukkan keseriusannya dengan mengenalkan gadis itu pada keluarganya.

Bahkan Jagadhita sampai ingin bertemu dengan ibunya Narra. Hanya saja Narra masih tak tahu kapan bundanya bisa bertemu dengan keluarga Adhitama. Selama ini ibunya saja tak pernah membalas pesannya dan tak menelfon sama sekali. Ini sudah biasa Narra rasakan, ia sudah biasa ditinggal sendiri sejak kecil.

****

Drrttt!

Ponsel Narra bergetar karena ada panggilan dari seseorang. Gadis itu yang sedang menonton tv bersama Krystal dan Jendral segera mengambil ponselnya yang ada dimeja didepan mereka.

"Halo mom? Mommy dah gak sibuk? Narra mau cerita, Narra sekarang ada di jog-..."

"Narra sayang, kamu sudah dewasa. Tolong jangan hubungi mommy kalau mommy lagi kerja"

"T-tapi-.."

"Mommy juga sedang mencari banyak uang untuk kamu, untuk kita. Jadi ngerti ya sayang? Kabarin saja tentang kamu. Mommy akan membacanya jika lega. Mommy matiin dulu, mommy lagi di New York buat launching brand mommy disini".

Iya, benar. Narra memang kaya dan ibunya memiliki brand fashion yang sudah terkenal diseluruh asia. Tapi satu yang Narra butuhkan, yaitu kasih sayang seorang ibu.

"Huhhh~" Narra menghembuskan nafas panjangnya. Jujur saja ia sedikit sakit hati mendengar itu dari ibunya.

'Narra cuma butuh waktu dan perhatian dari mommy, bukan uang'

Jendral dan Krystal jelas mendengar itu. Mereka memeluk Narra saat gadis itu menatap sendu ponselnya.

Tanpa banyak tanya keduanya memelik erat Narra. Mereka ikut terkejut mendengar bagaimana ibu Narra yang mengatakan hal itu dengan sangat mudah. Tapi mereka juga tak bisa marah, mungkin bagi ibunya Narra karir dan bisnisnya harus lebih utama. Apalagi dia juga single parents. Dimana semua tanggung jawabnya jauh lebih besar.

"Ra, are you okay?"

"Hmm, gapapa. Udah biasa" ucap Narra sembari tersenyum kecil. "Mommy emang sibuk kak, maaf ya.."

Krystal menggeleng. "Enggak, bukan salah Narra kok".

"Hoamm, kayaknya Narra dah ngantuk, Narra ke kamar dulu ya? Mau istirahat dulu. Besok pagi kan mau pulang ke jakarta hehehe"

Krystal mengangguk pada Narra. Ia tahu bahwa sebenarnya Narra sedih hanya saja gadis itu lebih memilih menutupinya.

"Jendral, temenin Narra kekamar gih.."

"Yuk Ra."

"Selamat malam kak ytal"

"Selamat malam Narra"

amorevolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang