Berangkat

1.4K 124 21
                                    

Pukul 06.00

Empat bus berkapasitas besar, pagi ini sudah terparkir rapi di parkiran depan universitas Bimantara. Beberapa mahasiswa sudah berdiri didekatnya dengan membawa ransel besar untuk keperluan mereka kemah selama tiga hari dua malam. Semuanya panitia juga sudah berkumpul.

Termasuk Narra yang sedang bersandar dibahu Joe dan memejamkan kembali matanya. Keduanya duduk di pinggiran pembatas jalan. Sebagai sosok yang lelaki dewasa dan memiliki aura melindungi, Narra memang sering menunjukkan dirinya yang manja pada Joe. Dan anehnya Jendral juga tak cemburu. Tapi hanya pada Joe dan Yoshi. Jika dengan yang lain seperti Theo, Devan, Kenan, Witha, Mada, Lucas, Hendery dan Joshua, itu masih ada rasa cemburu. Sekitar 20%. Tak mau banyak-banyak karena bagaimanapun itu mereka semua sahabat Jendral dan ia yakin bahwa mereka tak akan melewati batas itu.

"Yailah, bapak dengan satu anak ini enak sekali tidak membantu hmm" gerutu Lala.

"Kalo gue bantu, ini yang jagain dan jadi senderan anak gue siapa heh. Elo La? Badan kecil gitu, keras kalo buat senderan.."

"Sembarangan kalo ngomong, dasar duda!"

"Dasar perawan tua!"

"Berantem dah berantem aja kalian, mau gue ambilin samurai sama pistol kagak?" sela Yoshi yang datang membawa selimut kecil.

"Boleh tuh Yos, tuh anak juga nyebelin"

"Bapak yang nyebelin!"

"Udah heh udah, anak gue bangun entar" pisah Yoshi sembari membuka selimut itu dan menaruhnya didepan tubuh Narra.

Lala memilih pergi setelah menjulurkan lidahnya. Seperti itulah Lala dan Joe. Mereka selalu bertengkar saat bertemu.

Shere dan Wendy melihat Narra yang tertidur itupun mendekat.

Shere berlutut dan menatap wajah Narra. "EO itu emang gak capek pas persiapan, karna capeknya ya pas hari H begini. Ni tadi malem pasti gak tidur kan ya? Keliatan banget.."

Wendy mengusap kepala Narra lembut. "Bahkan kita sampek disediain jemputan travel tadi, pake duit nih anak pula biar abis kemah gak pada kecapekan.."

Joe mengangguki itu. Pagi tadi para panitia memang dijemput oleh mobil van dan itu Narra langsung yang menyewa. Mereka sempat terkejut karena ide Narra ini di kabarkan tadi malam dan dadakan. Namun dengan mudah pula, gadis itu mendapatkan sewaan mobil dan supir dengan jumlah 5 Van yang menjemput para panitia. Itu bukanlah sesuatu yang murah.

"Joe, biar gue ajak ke bus langsung aja kali ya?" Ucap Shere yang tak tega dengan Narra.

"Boleh"

Shere mengusap wajah Narra. Ia membangunkannya dengan sangat lembut. "Ayo pindah ke bus aja biar nanti langsung berangkat"

"Kak? Maaf banget ya, Narra malah ngantuk gini"

"Iya gapapa, yuk ke bus. Gue anterin"

"Emm" Narra beranjak dibantu oleh Shere dan Wendy. "Kak Joe, Arra ke bus dulu"

Ucap Narra sembari mengusak matanya yang masih sangat berat.

"E-eh. Iya" Joe tidak salah dengar kan?

'Kak Joe? Arra? Kenapa jadi gemes banget bayinya Jendral? Ini sejak pacaran sama Jendral kenapa keluar aura bocilnya?' Batinnya sembari mengaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

****

"JENDRAL!" Rosa berlari mendekati Jendral. Ia membawa satu kantong kresek. "Narra belum sarapan. Gue dari tadi nyariin dia tapi gak ketemu.."

"Narra sama Joe. Biar gue yang kasihin aja.."

"Okay, thanks"

"Santai"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

amorevolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang