Setelah satu minggu perjalanan tanpa banyak beristirahat, Shi Ying dan Xieyun pun tiba di Gusu Lan.
Sudah nyaris satu bulan Xieyun tidak pulang tanpa kabar, tapi ia tidak segera mengunjungi kedua orang tuanya atau Lianhua yang pasti merindukannya siang dan malam. Alih-alih menampakkan dirinya di hadapan para anggota sekte, Xieyun lebih memilih untuk menyeret Shi Ying ke belakang gunung tempat kolam pemandian air dingin berada.
Di sanalah jamur-jamur yang selama ini Shi Ying cari tumbuh. Jamur tersebut tumbuh di antar celah tebing di balik air terjun. Jumlahnya tak banyak, tapi setidaknya bisa digunakan untuk menyembuhkan orang satu kota.
"Sial. Kenapa kau tidak bilang dari awal kalau jamur ini ada di sini?"
"Kau tidak memberi tahuku seperti apa bentuk jamurnya."
"Urgh, aku sendiri tidak tahu wujudnya sampai aku datang ke Tibet dan melihatnya sendiri."
"Hhh, ini adalah bukti bahwa ilmu pengetahuan itu mahal."
Shi Ying meringis sejenak sebelum mendesah pasrah. Ia lalu mengelus ujung hidung Xieyun dan berkata, "Setidaknya kita sudah mendapatkannya sekarang. Terima kasih, ya."
Telinga Xieyun memerah, tapi ia memutar bola matanya. "Terima kasih pantatmu. Bukan aku yang menanam jamur ini di sini."
Shi Ying memeluk Xieyun dari belakang dan berbisik, "Umm, tapi kau yang memberitahuku di mana tempatnya."
Perlakuan Shi Ying membuat wajah Xieyun merah padam. "Baiklah, baiklah. Kalau begitu, sekarang apa?"
"Apanya?"
"Jamurnya. Apa yang harus kita lakukan dengan jamur ini?"
"Oh ...." Shi Ying melepas pelukannya dan berdeham malu. "Ahem, kukira apa. Soal jamur, kita tidak bisa meraciknya begitu saja. Kita harus mengeringkannya dulu setidaknya tiga hari, baru menyeduhnya.
"Oh. Kalau begitu, kau tidak perlu buru-buru pulang. Kau bisa menginap di sini terlebih dahulu."
Shi Ying menyeringai dan menggoda. "Kenapa? Apa kau masih tidak ingin berpisah denganku?"
"Shi Ying!"
"Hahaha. Tidak perlu malu seperti itu karena aku juga tidak ingin jauh darimu."
Mata mereka bertemu untuk beberapa saat. Jantung keduanya seolah beradu, sementara rona mulai merayap ke leher, wajah, dan telinga.
Saat itu hari sudah malam. Cahaya remang-remang bulan yang memantul di air membuat suasananya begitu mendukung. Mereka baru saja pulang dari perjalanan panjang dan mereka menemukan jamur yang mereka cari. Hanya ada kebahagiaan di hati Shi Ying dan Xieyun malam itu.
Gemericik air terjun menjadi alunan lagu tersendiri dan membuat hutan di sekitar mereka terasa begitu damai. Dinginnya air di kolam pun membuat mereka ingin mendekatkan tubuh masing-masing.
Shi Ying dan Xieyun mulai mencondongkan wajah. Napas panas mereka bahkan sudah bercampur menjadi satu. Sungguh momen yang tepat untuk kembali berciuman. Sayangnya, perut Xieyun yang sudah seharian tidak terisi memutuskan untuk berbunyi dan merusak suasana.
"Ahem." Xieyun berdeham menutupi rasa malunya. "Aku lapar. Ayo kita ke aula dan memakan beberapa mangkok sup."
Tanpa menunggu jawaban Shi Ying, Xieyun beranjak pergi lebih dulu meninggalkan kepala sekte Moling Su itu sendirian tertawa di belakang.
Dari kejauhan, Shi Ying berteriak, "Kukira kau tidak suka makanan herbal Gusu Lan?!"
"Aku tidak banyak makan selama seminggu ini karena seseorang terlalu bodoh untuk menghindari penipuan. Meskipun hambar, setidaknya sup herbal Gusu Lan lebih enak dari pada jangkrik yang kau bakar di hutan kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Xieyun Si Bocah Tengil [Keluarga WangXian]
FanfictionWangxian telah menikah dan menemukan cara untuk melahirkan keturunan mereka. A-Yuan kini menjadi kakak dari ketiga adik barunya. Moran, Xieyun, dan Tangsan. Mereka akan siap memberi kedua ayah mereka sakit kepala. Khususnya Xieyun. Bukannya meniru p...