"Tak bisakah kau pergi dari pikiranku?"
·✧──── ⊹⊱✿⊰⊹ ────✧·
Waktu itu, banyak peristiwa yang terjadi secara bersamaan. Orang-orang itu tidak tahu bahwa selama ini mereka ditonton berkali-kali oleh dua orang yang sama.
Maksudku, dua orang yang memiliki kemiripan.
Yang satu menjelaskan dengan sabar. Sementara yang lainnya mendengarkan dengan seksama. Perasaan yang terpendam di hati paling dalam dipaksa naik ke permukaan.
Tangannya pelan menyentuh lantai. Dingin seketika menyergap ujung jari. Mengalir ke telapak tangan, melewati pergelangan, menerobos siku, bahu, kemudian tiba di hatinya.
Dia tersenyum menghangatkan. Bak malaikat. Tapi hatinya tidak sebaik bentuk fisiknya. Dia menangis terisak-isak. Mengeluarkan seluruh perasaan dan emosi yang selama ini tertimbun.
Hari ini, semua cerita harus usai.
***
Indonesia berjalan berdampingan dengan PKI sambil menggenggam erat lengan nya. Mereka terlihat seperti sepasang adik-kakak dari desa terpencil yang tersesat di sana.
Manik mata ungu pucat milik PKI menunjukkan sorot mata tajam. "Lagian kenapa sih, kau harus jadi perempuan," bisik PKI dengan suara yang sangat kecil.
"Ya.. tidak apa-apa, sekali-sekali, gitu." Indonesia menyimpulkan senyum.
PKI memutar bola matanya. Mereka akhirnya berhenti di sebuah toko yang sebelumnya mereka kunjungi (secara terpisah).
"Oh! Halo! Tuan Muda Haris, saya senang Anda kembali lagi ke toko ini," sapa William dengan ramah.
PKI hanya mengangguk. William sedikit terkejut ketika melihat Indonesia di sana. "Ah.. Halo, Nona Jelita. Senang melihat Anda kembali kesini lagi." William tersenyum hangat. Indonesia membalas dengan senyuman juga. "Apakah ini adik Anda, Tuan Muda Haris?" tanya William.
"Benar." PKI menyerahkan sebuah kantong goni kecil, begitu juga dengan Indonesia.
William sudah langsung menebak apa yang ada di dalamnya, tentu saja organ dalam tubuh manusia. "Tuan, bagaimana jika..."
Manik mata biru safir milik Indonesia berkeliling. Selama PKI berbincang dengan William, dia melihat-lihat toko-toko yang ada di sana. Tak ada satupun toko yang menarik. Namanya saja pasar gelap, apa yang dapat diharapkan?
Di tengah keramaian, Indonesia tanpa sengaja melihat sesosok pemuda yang tinggi, memiliki manik mata medium blue serta rambut seputih salju.
Bersama dengan teman nya yang lain. Berambut usafa blue, senada dengan manik mata nya. Dan mata kanannya yang ditutup dengan eyepatch yang terdapat simbol bintang berwarna merah.
Tubuh Indonesia seketika gemetar. Matanya membulat sempurna. Lidahnya kelu. Potongan-potongan kehidupan masa lalu yang menyenangkan dan mengerikan seketika terbayang di benak nya.
Buru-buru ia memalingkan wajahnya ketika salah satu pemuda itu memutar bola matanya ke arahnya.
"Ya, baiklah, terserah Anda saja, Tuan. Ayo kembali sekarang," ajak PKI kepada Indo setelah selesai berbincang dengan William.
Indonesia hanya mengangguk pelan. Dia semakin memegang erat tangan PKI. "Kau kenapa?" tanya PKI bingung.
"Tidak apa-apa." Suara Indonesia tercekat. Kerongkongan nya kering. Dia seharusnya tetap bersikap normal. Tapi kenapa malah jadi seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jubah Emas // Countryhuman Indonesia
FantasíaNusantara dan Indonesia. Orang yang sama. Namun, dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Satu tubuh. Dua jiwa. Nusantara, seorang penyihir kegelapan yang mati dengan cukup mengenaskan akibat perang. Nusantara bukanlah orang yang pemaaf...