"Semoga kau tersedak air suci."
·✧──── ⊹⊱✿⊰⊹ ────✧·
"Rus, kamu kelas berapa?" Indonesia bertanya di sela mulutnya mengunyah kue cokelat kesukaannya.
"Aku kelas Medrus-A," jawab Russia sambil tersenyum bangga.
"Woah, kamu dapat kelas unggulan juga?! Keren!" puji Indo dengan mata berbinar-binar.
N.K mendecih. "Alah, gak naik kelas aja bangga lu," cibir N.K sembari menyeruput jus jeruknya dan memutar bola matanya malas.
Indonesia yang tengah menikmati es teh manis nya seketika tersedak, mengakibatkan dirinya terbatuk-batuk sambil mencoba untuk tidak tertawa.
"Pfffttt.. apa?? Pfftt..." Indonesia terkikik geli, badannya bergetar hebat, menahan tawa, "serius?"
N.K mengangguk. Terlukis sebuah seringai tipis di wajahnya. "Sebenarnya tuh dia aslinya sekarang udah kelas Sperta. Tapi malah gak naik kelas karena sering absen."
Russia melotot. Ia menatap N.K dengan tatapan kesal. Tak lama kemudian, bibirnya menyungging senyum, senyum yang sangat amat tipis. Menyembunyikan amarah yang terkumpul dibalik senyuman tipis tersebut, serta berusaha mengabaikan nada sarkastik dari lelaki itu.
Tangannya ia kepal dengan erat. Siap untuk dilayangkan kapan saja. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya. Mencoba menenangkan diri.
Indonesia membiarkan tawanya lepas. Ia tak dapat menahannya lagi. Itu terdengar lucu baginya. Dia bahkan sampai harus memegangi perutnya yang terasa sakit karena terus tertawa seakan tak ada hari esok.
Russia menimpali, "Kalau ngomong asal jiplak aja lu ye. Lu aja gue ajak bolos mau mau aja lu."
"Yang penting absen gue gak pernah 'tanpa keterangan'."
"Daripada absen nya izin terus, padahal mah izin bolos. Pake surat lagi. Aneh."
Mereka beradu bacot selama dua puluh menit berturut-turut. Indonesia terus menghabiskan kue cokelat, tidak ikut berkomentar, sesekali geleng-geleng kepala, ia menarik kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman lebar. Duduk bengong sambil nyengir menonton kedua rekannya yang tengah berdebat, ditemani dengan sepiring kue cokelat dan segelas es teh manis.
Ah, jika kantin akademi menjual popcorn, Indo pasti akan membelinya detik ini juga.
Indonesia menyaksikan perdebatan di hadapannya dalam diam. Ia mulai berpikir, bagaimana dia bisa bertahan dengan dua rekannya yang tidak pernah tidak berdebat, bahkan masalah sepele pun dapat menjadi topik perdebatan yang panjang.
Indonesia kini telah menyelesaikan piring kue cokelat nya yang kelima. Ia menyeruput es teh manis nya sembari melirik ke arah alat pengeras suara yang berada tak jauh dari tempat mereka duduk di kantin itu.
Ia merasa bahwa sebentar lagi, suara bel khas akademi akan bernyanyi kembali. Jadi, Indo menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan napas panjang.
Mempersiapkan dirinya agar tidak terkejut dan melakukan hal refleks seperti sebelumnya.
*Sari roti, roti sari roti, TENONET, TT MONYED
Indonesia menghela napas lega. Kali ini, tangannya tidak refleks memukul apa saja yang berada di dekatnya, hanya kedua bahunya saja yang menegang sesaat, bersamaan dengan matanya yang melebar sepersekian detik. Sesudahnya ia kembali rileks, namun, jantungnya masih berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jubah Emas // Countryhuman Indonesia
FantasyNusantara dan Indonesia. Orang yang sama. Namun, dengan kepribadian yang sangat bertolak belakang. Satu tubuh. Dua jiwa. Nusantara, seorang penyihir kegelapan yang mati dengan cukup mengenaskan akibat perang. Nusantara bukanlah orang yang pemaaf...