Sadness

104 17 2
                                    

"sebenarnya, ibu dan kakakmu dibunuh oleh musuh perusahaanku. Dan mereka menjadikanmu sebagai pelakunya, jika aku berani melaporkan mereka maka mereka akan memberitahukan pers bahwa perusahaanku telah mencuci dana gelap sebesar 100 miliyar. Jika itu terjadi maka perusahaan yang kubangun dengan jerih payahku akan hancur begitu saja, jadi aku merelakan kalian semua menjadi tumbal dari kesalahanku. Aku bukanlah kepala keluarga yang baik, aku hanyalah manusia yang tidak memiliki perasaan. Selama ini aku terus memikirkan bagaimana jika hari ini terjadi, apakah kau akan membenciku ataukah kau akan membenci dirimu karena telah menjadi putraku. Semenjak kejadian itu sampai sekarang yang kurasakan hanyalah penyesalan, dan aku selalu datang ke makam ibu dan kakakmu untuk menangis dan memohon ampunan mereka. Jadi sekarang sudah saatnya aku memohon ampunanmu"

Pak haneul bangkit dari ranjangnya dan melepaskan oksigennya untuk berlutut dihadapan hyo seop setelah menceritakan semua kebenaran yang telah lama disimpannya olehnya kepada hyo seop

"maafkan aku! Tidak, jangan maafkan aku. Bencilah aku seumur hidupmu. Karena aku kehidupanmu hancur, karena aku kau pernah di pandang rendah, karena aku kau harus kehilangan ibu dan kakakmu!"

Pak haneul berlutut menangis dihadapan hyo seop

Sementara hyo seop terjatuh lemas, kakinya sudah tidak bisa berdiri lagi, dunia terasa sangat gelap, dan tiba tiba ia sudah tidak bisa mendengar apa apa, kebenaran yang didengarnya serasa telah mencekiknya, wajahnya menjadi pucat seperti orang yang kehilangan seluruh darahnya

"tolong, jaga putraku baik baik. Hanya kaulah satu satunya yang tersisa untuknya"

Ujar pak haneul kepada se jeong yang matanya sudah membengkak karena menangis

Pak haneul merasakan pusing yang sangat dahsyat, jantungnya yang semakin melemah membuatnya merasakan sangat kesakitan

Se jeong yang panik, langsung memanggil dokter. Para perawat membawa hyo seop yang sudah tergeletak di lantai tak berdaya. Dan dokter segera memasangkan alat pendetak jantung kepada pak haneul

Namun takdir berkata lain, pak haneul telah menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengungkap kebenaran yang selama ini menyiksanya

Sementara hyo seop sudah tidak sadarkan diri lagi, yang telah dipasangkan infus oleh para perawat

Hujan begitu deras sore hari ini, serasa alam ikut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh hyo seop yang sedang meletakkan setangkai bunga putih di makam pak haneul, seluruh karyawan karyawan dan para direktur direktur yang menggunakan pakaian hitam ikut hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pak haneul yang telah pergi meninggalkan dunia fana ini.
Pak haneul dimakamkan berdekatan dengan makam istri dan putra sulungnya

Setelah memberikan salam penghormatan mereka untuk yang terakhir kalinya, mereka kembali satu persatu. Hanya tersisa hyo seop dan se jeong disana

"appaa"

Hyo seop sendiri masih bingung harus membenci atau sedih atas kehilangan appanya. Selama ini ia merasa sangat malu dan segan ketika harus berhadapan dengan appanya karena kesalahannya di masa lalu, tetapi betapa hancur perasaannya saat mendengar kebenaran yang diungkap oleh appanya sebelum pergi meninggalkannya untuk selamanya

"pulanglah!"

Perintah hyo seop kepada se jeong sambil beranjak pergi

"kau mau kemana?"

Tanya se jeong yang merasa tidak mungkin membiarkan hyo seop pergi sendirian, karena saat ini ia benar benar sedang sangat kacau

"aku hanya ingin sendiri saat ini"

Jawab hyo seop lalu langsung masuk kedalam mobilnya mengemudi dengan sangat kencang

"aku harus bagaimana?"

The island of devil 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang