Lost memory

99 12 0
                                    

Derasnya hujan malam kini telah berganti dengan teriknya sinar mentari

"selamat pagi appa"

Sapa se jeong kepada ayahnya yang sedang membuat sarapan pagi

"benarkah kau diterima di perusahaan Crystal Group? Apakah mereka tidak bisa menemukan orang lain selain dirimu?"

Tanya woojun sambil membuat telur gulung

"apa maksudmu selain aku? Apa aku tidak pantas bekerja disana?"

Tanya se jeong yang pada akhirnya akan memulai perdebatan pagi diantara ayah dan anak itu

"bukan tidak pantas tapi kurang cocok"

Jawab woojun sambil membalikkan telur gulungnya

"sama saja!"

Ujar se jeong kesal

Saat semua makanan sudah siap dihidangkan, se jeong memakan sarapannya dengan sangat lahap

"hei kau sudah dewasa sekarang! Haruskah appa yang selalu membuat sarapanmu?"

Ujar woojun memukul pelan kepala se jeong yang sedang sangat lahap itu

"masakan appa sangat enak! Aku bisa mati jika sehari tidak memakan masakan buatanmu"

Jawab se jeong dengan dipenuhi makanan dimulutnya

"banyak bicara! Katakan saja kau tidak bisa memasak! Entah pria mana yang mau menikahimu nantinya"

Ujar woojun sembari memberikan banyak sayur kepada se jeong

"kenapa membahas itu? Aku tidak mau menikah!"

Jawab se jeong dengan ekspresi tak suka

"kenapa? Kau ingin menjadi beban seumur hidupku?"

Tanya woojun dengan tatapan tajam

"beban? Appa sangat tega kepadakuuu! Apa aku ini beban bagimu?"

Se jeong lagi lagi merasa kesal dan malah merengut seperti anak kecil

"benar! Karena itu cepatlah menikah dan pergilah bersama suamimu!"

Jawab woojun sambil memakan sesuap nasi

"akuuu tidakkk mauuu menikahhhhh! Selera makanku telah hilang"

Rengek se jeong lalu bangkit dari meja makan

"kau mau kemana?"

Tanya woojun

"bekerja"

Jawab se jeong singkat

"sekalian cari calon menantuku"

Ujar woojun lagi

"APPAAAAAAAAAAAAA"

Teriak se jeong histeris lalu membanting pintu dengan keras saat keluar dari rumah

Sementara woojun hanya bisa tertawa melihat tingkah laku putrinya itu

"Calon menantu kakiku! Tidak akan pernah ada calon menantu untukmu"

Ketus se jeong sambil berjalan dengan wajah yang merengut

Sesampai di perusahaan, se jeong telah menggunakan kalung tanda pengenal karyawan dan langsung memasuki ruangannya

Saat duduk dibangkunya, tidak sengaja ia memandang hyo seop yang sedang sibuk bekerja dan kembali mengingat kejadian semalam

"apa dia baik baik saja?"

Tanya se jeong didalam hatinya

"kenapa aku harus mengkhawatirkannya, seharusnya aku mengkhawatirkan diri sendiri karena mengetahui masalah pribadinya!"

The island of devil 2✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang