Chapter 1

64 6 2
                                    

Drap... drap... drap

Suara langkah kaki menggema saat Gavin Sky Aditama memasuki Aditama Group dengan diikuti sekretaris setianya, Kevin.

Semua mata tertuju kepada pemilik Aditama Group. Bagaimana tidak, di usianya yang menginjak dua puluh delapan tahun gavin telah sukses dalam menjalankan bisnisnya di berbagai bidang usaha.

Menjadi anak tunggal dari keluarga yang memiliki bisnis, membuat gavin menjadi sosok yang hebat yang begitu sukses dalam meneruskan bisnis yang didirikan oleh kedua orang tuanya menjadi lebih maju dan berkembang.

Meskipun di usianya yang masih tergolong muda gavin sangat mampu untuk mengalahkan perusahaan-perusahaan yang menjadi saingan bisnisnya itu.

Oleh karena itu, gavin menjadi Ceo muda yang ditakuti oleh banyak perusahaan dan banyak pula perusahaan yang menginginkan agar bisa bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin oleh gavin.

Mempunyai wajah yang rupawan bak seorang dewa, dengan iris mata yang biru, serta badan yang tinggi dan atletis, menjadi incaran bagi para wanita.

"Selamat pagi tuan !" Seru semua karyawan sambil menundukan kepalanya.

Sementara yang disapa hanya berlalu begitu saja.

"Pagi !" Seru Kevin,

Mereka memaklumi dengan sifat sang pemimpin yang dingin, berbanding terbalik dengan sang sekretaris yang hangat dan ramah kepada siapa saja.

Sesampai di ruangan yang bertuliskan CEO Aditama Group barulah gavin berbicara.

"Apa jadwalku hari ini vin?" Pertanyaan itu dilontarkan ke Kevin, sahabat sekaligus sekretaris dari gavin

"Jam 10.00 nanti ada meting dengan perusahaan F&K tuan." papar kevin, menjelaskan agenda sang atasanya

Meskipun gavin adalah sahabatnya tetapi jika berada di kantor, kevin selalu bersikap formal kepada gavin sekaligus atasannya.

Setelah selesai meeting dengan F&K, gavin terlihat sibuk dengan dokumen-dokumen yang ada di atas meja. Sesekali dahinya mengernyit jika menemukan kejanggalan dalam berkas yang diperiksanya. Kopi panas yang disuguhkan beberapa jam lalu juga sudah tampak dingin, terabaikan begitu saja.

Tok... tok...

Ketukan pintu tidak lantas mengalihkan fokusnya.

"Masuk, " perintahnya

"Ini sudah jam makan siang, tuan. Apakah Anda ingin makan siang di ruangan tuan?" Kevin sudah berdiri di depan mejanya.

Gavin akhirnya mengalihkan fokusnya, melihat jam tangannya yang melingkar indah untuk memastikan bahwa waktu sudah menunjukan siang. Kopi yang sudah dingin akhirnya mendapat perhatiannya.

"Buatkan lagi satu gelas kopi!" Perintahnya sembari meregangkan otot lehernya yang kaku.
Gavin melepaskan jasnya dan membuka kancing atas kemejanya lalu menggulung sedikit lengan kemejanya. Ia pun kembali bekerja.

Tak terasa langit sudah mulai menunjukan warna jingganya, menandakan bahwa sang surya akan tenggelam.

Namun gavin masih berkutat dengan laptopnya. Pekerjaan yang masih menumpuk dan disisi lain ia juga malas pulang ke mansionnya.

Meskipun ia sudah mempunyai istri tetapi istrinya, yaitu rana selalu sibuk dengan urusannya sendiri.
Berbelanja, hangout dengan teman temannya, arisan sesama sosialita.

Sampai-sampai rana mengabaikan suaminya, tidak pernah mengurus segala kebutuhan gavin.

Gavin pun akhirnya keluar, menuju parkiran mobilnya. Di depan parkiran sudah ada kevin-asistennya

Mencintaimu [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang