3 : I'm, virgin! But, not for you.

181 12 7
                                    

Buat yang usianya masih di bawah umur...
Skip...
Gak usah di baca .

..
..
..
...
...
...
...
...
...
...

Brak...
Pintu jendela kami tertutup dengan keras oleh angin yang berhembus kencang. Sepertinya, kehangatan matahari siang tadi akan berubah kembali menjadi malam dingin dengan rintik hujan.

Duarr....!!
Aku kembali terkejut saat suara petir menggelegar kencang, aku langsung menarik tubuh Moon Bin ke dalam tubuhku, kepalanya terbenam di antara kedua belah dadaku. Aku pun merasa malu dan segera melepaskannya.

"Mian, aku kaget!" aku segera menutup mataku.

Aku segera memutar tubuhku dan bangun dari tempat tidur, aku menutup jendela karena hujan sudah turun dengan deras. Angin yang masuk juga menusuk dingin ke kulitku. Lebih dingin lagi, saat tangan Moon Bin masuk ke dalam tubuhku dan melepaskan pakaian yang aku kenakan.

Aku terkejut dan memutar tubuhku, aku hampir saja menamparnya. Tapi aku ingat, sekarang dia adalah suamiku. Aku kembali memeluknya saat lampu kamar kami tiba-tiba saja mati. Aku merasakan kembali sesuatu yang menegang itu kini menyentuh pahaku.

Moon Bin kembali menciumku dengan lembut dan menciumi leherku, aku mendesah geli. Namun desahanku membuatnya semakin bergelora. Aku yang tak bisa mengontrol diriku lagi pun, mulai menggerakkan tangan jailku dan melepas resleting celana jeans nya, lalu ia lanjut melepaskannya juga menurunkan celana yang aku kenakan. Sehingga, tubuh kami berdua sekarang hanya berbalut dalaman.

Ah, entah kenapa aku merasa bersyukur karena lampu tiba-tiba saja mati. Dia tidak akan bisa melihat betapa gugup aku saat ini. Aku juga tidak akan malu melihat bentuk tubuhnya, tapi aku ingin melihatnya.

Moon Bin mengangkat tubuhku kembali ke atas tempat tidur, dia menindih tubuhku dan meremas kedua dadaku.

"Ahh, Bin..."

Aku menggelinjang, saat mulutnya mulai mengulum sebelah dadaku. Sementara tangan yang satunya mulai bermain di sekitar CD ku yang sepertinya mulai basah. Aku sudah tak bisa menahan lagi setiap sentuhan yang membuatku merangsang. Aku pun membalas dengan menyentuh miliknya.

Dia melepaskan pakaian kami yang masih tersisa hingga sekarang kami tak memakai sehelai busana pun. Saat itu, lampu kamar kami tiba-tiba saja menyala. Aku dan Moon Bin saling berpandangan melihat tubuh masing-masing dan segera berbaring di atas tempat tidur sambil berebut tarik menarik selimut. Kami berdua tidur saling membelakangi.

Aku menelungkup kan wajahku di bantal karena malu, dia pun melakukan hal yang sama. Ah, suasana macam apa ini? Padahal tadi kita hampir saja melakukannya. Setelah diam sekitar 10 menitan, kami berdua akhirnya saling berhadapan.

"Maaf, baru pertama kali, jadi aku masih kaku dan gak tau harus gimana,hhh..." kata Bin.

"A-aku juga gak tau," jawabku.

"Sayang banget, kalau udah pemanasan tapi kita berhenti di tengah jalan. Udah sama-sama liat juga kan?" tanyanya.

"Hmm," jawabku.

Dengan lembut, Moon Bin kembali menyentuh dadaku yang masih belum tertutup. Dia memainkannya perlahan dan kembali menciumku. Aku benar-benar merasakan sensasi yang tidak biasa. Ia kembali menindih tubuhku dan menggesek-gesekan miliknya di milikku.

"Bin, masukin!" desahku.

"Udah gak sabar ya?" tanyanya.

"Hmm, ahhh, Bin..." desahku saat jarinya mulai masuk ke dalam milikku.

"Sakit?" Dia segera menarik kembali jarinya, tapi aku menahannya.

"It's good!" kataku.

Dia kembali mengecup bibirku kemudian menarik ku untuk bangun. Aku sepertinya mengerti apa yang dia inginkan, kini aku bergantian memainkan miliknya. Menariknya keluar masuk di mulutku, Moon Bin mendesah. Desahannya membuatku tidak tahan lagi.

HUSBAND & BOYFRIEND (21+) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang