Terpisah

14 4 4
                                    

Wahyu mulai membuka pintu ruangan dengan perlahan, posisinya siap menyerang kapan saja.

Lorong itu sepi, hanya ada bekas darah yang mengering dan sobekan pakaian.

Santi berpegangan tangan dengan Maya. Wahyu memperhatikan sekitar dengan fokus. sedangkan Ilham, menjaga sisi belakang agar tidak mendapat serangan dadakan.

"Kok sepi, ya? yang kemarin jari nya kepotong udah gada tubuhnya" Tanya Maya.

"orang tolol mana yang bakal tetep diem pas jarinya kepotong?" cletuk Wahyu.

"mereka kan udah bukan manusia..."

Maya dan Wahyu nampak asik memperdebatkan kemana perginya monster itu. Tanpa mereka sadari, kegaduhan yang mereka buat telah mengundang 'mereka' mendekat.

---

Perjalanan mereka sampai di aula depan kampus, tetapi mereka tidak melihat satupun dari 'mereka'. Yang ada hanya pemandangan seperti kapal pecah.

"Ini... serius?"

"serius mereka gada?"

"ini bercanda, kan?"

Mereka terlihat kebingungan, melihat kesetiap sudut ruangan, namun apa yang mereka cari ternyata memang tidak ada disana. Ini semua hanya nampak seperti habis terkena gempa.

"Sebaiknya kita harus cepet dari sini. gue rasa mereka gamungkin pergi tanpa sebab" Ucap Wahyu dengan berjalan cepat menuju pintu keluar diikuti oleh Maya dan Santi, sedangkan Ilham masih melihat-lihat sembari mencari sesuatu yang ingin dibawanya.

Tanpa diduga, mereka dikejutkan oleh segerombolan monster yang muncul dari belakang. Wahyu dengan cepat berlari ke pintu aula, membukanya selebar mungkin untuk memudahkan teman temannya keluar.

"CEPET!!" teriak Wahyu sambil melambaikan tangannya.

Santi dan Maya berusaha berlari sekuat tenaga, dengan upaya keras mereka menuju Wahyu yang berdiri di pintu aula. Ilham yang berada di paling belakang terlihat berusaha menahan monster itu dengan memukul kepala hingga beberapa jatuh tersungkur.

BRAKKK ....

Ilham menutup pintu dengan kencang dan menyelipkan potongan kayu di gagangnya agar tidak dapet dibuka.

Mereka mulai berlari menuju basement tempat mobil terparkir, tetapi sepertinya basement bukanlah tempat yang aman.

"Sstttt...." Wahyu memojokkan diri ke dinding dan menahan Maya yang berada tepat dibelakangnya.

"Mereka juga ada disini." bisik Wahyu dengan pelan.

Di dalam basement, ternyata lebih sedikit monster dibandingkan di aula tadi.

"Yu, keknya kita gabisa diem disini deh.." ucap Santi dengan gemetar sambil menunjuk bayangan yang muncul dari cahaya luar.

"Mobil lu yang mana may?" tanya Wahyu sembari memperhatikan rute yang akan dilewatinya.

"Innova putih didepan itu, plat belakangnya THR"

"Okey sip, ikutin gua."

Beruntungnya mereka, mobil Maya terparkir menghadap pintu keluar, mereka hanya perlu menuju mobil dengan selamat.

Wahyu mulai berjalan perlahan, monster-monster itu belum menyadari keberadaan mereka.

Mereka berempat sudah hampir sampai, hanya perlu melewati beberapa baris mobil lagi, tetapi sialnya, semakin dekat mereka dengan mobil Maya, maka semakin banyak pula monster yang berjaga disana.

"gue bakal bukain jalan, lu pada jangan sampe ketinggalan!" Wahyu langsung berlari menghadapi segerombolan monster itu.

Dengan membabi buta, Wahyu mulai memukul para monster dengan senjata buatannya, semakin darah monster itu bercucuran, semakin membara nafsu membunuhnya.

Maya dan Santi berlari mengikuti langkah Wahyu, mereka fokus menuju mobil. Sedangkan Ilham melawan monster-monster yang berusaha menyerang dari belakang.

BRUKKKK!!

Santi terjatuh, semua peralatan dan barang bawaan yang dibawanya berceceran. Wahyu dan Maya sudah berada di dekat mobil, Maya dengan cepat masuk kedalam mobil dan berusaha menyalakan mesinnya.

Ilham yang melihat Santi terjatuh, dengan cepat mendekatinya dan membantu membereskan bawaan yang berserakan itu.

"Ayo diri, cepet!!" perintah Ilham sambil menarik tangan Santi agar segera berdiri.

"Gabisa, kaki aku keseleo. sakit..." dengan nada lirih, Santi mulai menangis. Wahyu yang melihat kedua temannya sedang kesusahan, dengan cepat bergerak menyusul.

"Bopong Santi!, gua bakal ngalihin mereka!" ucap Ilham. Wahyu sedikit kaget mendengar ucapan Ilham.

Dengan cepat dan sedikit paksaan, Wahyu merangkul Santi dan membawanya menuju mobil.

Tas yang semula dibawa Santi, kini digendong oleh Ilham.

Santi dan Wahyu dengan cepat langsung masuk ke dalam mobil Maya yang telah menyala, mereka telah siap pergi.

TING! TING!! TING!!!

"PERGI DULUAN, NANTI GUE NYUSUL!"teriak Ilham, ia mulai berlari kearah berlawanan diikuti oleh monster-monster yang terpancing dengan suara yang dibuat oleh Ilham.

"TOLOLLLL!!!" ucap Wahyu dengan nada kesal.

"Terus kita gimana?" tanya Maya.

Santi hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan kata-kata, terlihat beberapa monster mulai berdatangan menuju mobil Maya yang menyala.

"Jalan." ucap Wahyu lirih.

"Tapi-"

"JALAN!!!"

Maya dengan terkejut mulai memacu mobilnya keluar dari basement, meninggalkan Ilham yang pergi kembali kedalam.

20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang