Kembali memulai

412 47 44
                                    

"Huh..., hari yang cukup melelahkan," gumamku. Bagaimana tidak? Hari ini semua pegawai dipaksa lembur untuk mengejar deadline yang sempat terhenti akibat pandemi ini. Ya, tempatku bekerja terkena imbas dari pandemi yang sedang mengguncang dunia.

Sedikit cerita, aku salah satu pegawai di kampus ternama yang berada di kota Bekasi. Baik perkuliahan ataupun administrasi, semua nya sempat terhenti lantaran kasus pandemi yang melonjak naik. Meskipun akhirnya, kampus kembali beroperasi walau hanya untuk pegawai saja.

Hari ini para pegawai berantusias kembali bekerja dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dari pemerintah. Semua terlihat bersemangat, tapi dengan tatapan rasa takut.

'mungkin takut tertular,' pikirku.

Tiga bulan kampus tidak beroperasi, tentu banyak sekali pekerjaan yang tertunda dan rencana kegiatan yang gagal dilaksanakan. Setelah menyelesaikan pekerjaanku, aku beristirahat sejenak, melepas lelah sambil menyeruput teh hangat yang telah ku buat tadi.

"Gimana liburannya, Yu?" tanyaku diiringi gelak tawa kepada Wahyu disebelahku.

"Hahaha, libur kekampus iya, tugasnya mah enggak, Ham." Jawab Wahyu.

Obrolan kecil menemani kami yang hanya berdua diruangan. Kami bersenda gurau setelah sekian lama tidak bersua. Cukup lama kami berbincang hingga tak menyadari bahwa hari sudah semakin larut, jam dilengan ku sudah menunjuk pukul 00.15 .

Ohiya, aku mensetting jam dengan zona Waktu Indonesia Tengah atau biasa disebut dengan WITA. Yang berarti, waktu asli di tempat kami sudah pukul 23.15 WIB. Alasanku sederhana, agar aku dapat lebih mudah mengatur waktu.

"udah larut nih, yuk cabut. Ngeri ada apa apa" ucapku sambil bergurau.

"iyaa nih, ngeri demit pada muncul hahaha" balas Wahyu dengan tertawa kecil

Seperti biasanya, kami bekerja sama membersihkan ruangan dan mematikan perangkat elektronik.

"Ham, gue duluan ya. Gapapa kan gue tinggal sendiri? " ucap Wahyu.

"payah banget ah lo. Ga cees lagi dah sono." ucapku.

Sejujurnya, aku takut bila ditinggal sendiri dalam ruangan sepi dan hampir tengah malam. Tapi akan sangat memalukan bila aku mengatakannya kepada Wahyu.

" Hati-hati banyak penunggu nyaa. " Ucap Wahyu sembari perlahan pergi.

Wahyu terlihat bak ditelan dalam kegelapan meninggalkan diriku yang masih di dalam ruangan.

" siaalll.. " gumamku kesal dalam hati.

Setelah aku memastikan bahwa semua sudah bersih dan rapih. Aku pun bergegas keluar ruangan yang terlihat menyeramkan dengan suasana gelapnya.

" srekk.. srekkk.. sreekk "

Aku mematung. Karena penasaran, aku mencoba tenang dan menelaah suara apa yang baru saja ku dengar.

" sreeekkk.... sreeeekk " suara itu makin keras.

" seperti suara sobekan kertas " pikirku.

Dengan diselimuti rasa takut, akupun...

*next part 2

20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang