Kaget

70 11 2
                                    

Sudah 2 bulan aktivitas kembali berjalan sejak pertama kali beroperasi kembali, kehidupan sudah berjalan normal, tentunya dengan kebiasaan yang baru. Senang, karena akhirnya pekerjaanku menjadi tidak sebanyak dan sesibuk sebelumnya. Sedih juga, karena tunjangan juga menjadi sedikit.

Akhirnya, terjadi penurunan kasus pada kota tempat tinggalku. Menjadikan aktivitas sedikit lenggang, walau harus tetap melakukan beberapa aturan yang dianjurkan pemerintah.

Tokk.. tokk..

"Iya, silahkan masuk." Ucap Wahyu.

Yang datang adalah Kepala Unit Administrasi dan Keuangan, meminta kami untuk mengerjakan tugas 2x lebih banyak, dengan alasan bahwa banyak pegawai yang tidak dapat datang kekampus dikarenakan sakit. Kira-kira seperti itu yang diucapkan olehnya.

Ia hanya menyampaikan perintah itu, kemudian pergi meninggalkan ruangan kerja kami.

Mau tidak mau, kami harus menerimanya. Disini, memang unit kami lah yang dikenal sebagai unit yang dapat diandalkan.

"Ah.... baru juga pengen santai-santai." Eluhku sambil menghembuskan napas panjang.

"Lembur dehh," saut Maya.

"Yah namanya juga kerja, yuk semangat yuk semua." Ucap Santi.

Aku memandangi Santi untuk beberapa saat, dia tetap terlihat ceria, meski kembali dibebankan dengan tugas yang banyak.

Ah, dia memang wanita idaman. Bagaimana aku bisa mendapatkannya, dengan tugas segini saja masih sering mengeluh, bisa-bisanya mengharapkan wanita seperti dirinya.

"Ham, beli cemilan kuy." Ajak Wahyu.

"Gile aja lu, masih jam kerja bang." Ucapku.

"Iya, sana beli. Cemen banget jadi cowok!" Balas Maya dengan ketus. Santi hanya tertawa kecil melihat perbincangan kami.

"Beli yang banyak, jangan pelit!" Lanjut Maya.

"Aku nitip minuman soda ya," Pinta Santi.

"Ayo Ham!, yakin nih mau bikin cewek nunggu?" Ucap Wahyu.

"Iya ayo, Ilham baik deh." Rayu Santi.
Dengan sedikit paksaan, akhirnya aku menyetujui ajakan mereka.

Tentu saja karena Santi, rasanya ketika dia meminta sesuatu padaku, aku tak dapat menolaknya.

"Yaudah iya, kalo ada apa apa hubungi aja ya." Jawabku.

Akhirnya, aku dan Wahyu pergi keluar untuk membeli cemilan kami.
Kami pergi ke supermarket terdekat, mengambil jajanan apa saja yang ada pada rak makanan, dan beberapa minuman penyegar serta soda yang dipesan Santi. Hingga tanpa sadar, kami berbelanja hingga menghabiskan uang sekitar 500 ribu. Angka yang cukup banyak hanya untuk sekedar cemilan lembur saja.

Sebelum kembali ke kantor, aku mengajak Wahyu untuk mampir sebentar ke Apotek yang tak jauh dari supermarket, untuk membeli Vitamin dan beberapa obat untuk jaga-jaga andai saja kami terserang mules dan sebagainya.

Terdengar dering ponselku berbunyi, saat aku hendak melakukan pembayaran. Kubuka ponselku dan kulihat siapa yang menelepon. Ternyata itu adalah Maya, teleponnya tidak langsung kuangkat, dengan terburu-buru aku memberi uang kepada kasir, dan langsung pergi menuju luar.

Diluar, kulihat Wahyu sedang duduk di motor sambil telponan dengan seseorang.

"Iya tunggu ya!" Ucap Wahyu. Ia langsung memutus telponnya.

"Siapa?" Tanyaku padanya.

"Maya, nyuruh cepet ke ruangan, katanya udah laper banget ampe pen pingsan." Jawab Wahyu.

'ahahaha, untung ga gua angkat telponnya." Batinku.

"Lama lu, ayo balik, capek gua denger ocehan si Maya, nyuruh buru-buru, kentut!" Oceh Wahyu.

"Kalem bang." Ucapku. Aku segera menaiki motornya, dan berjalan menuju Kantor kami.

***

"LAMA BANGET SIH!" Omel Maya. Kami yang baru saja datang, melangkah masuk dan menaruh belanjaan kami di meja tanpa menjawab omongan Maya.

"Makasih sayangku, banyak banget aaaa..."Lanjut Maya, ia berjalan menghampiri belanjaan yang ada dimeja.

"Nanti makannya." Ucapku datar.

"iyaudah sih, gue juga tau kali, biasa aja." Ketus Maya.

'what the.... cewek gajelas' Batinku.

Kulihat jam di lenganku, baru menunjukan pukul 12.30, waktu istirahat masih sekitar satu jam lagi.

***

"Capek banget men," Ujar Wahyu.

"Iya, baru bisa santai jam segini. Tapi gapapa lah, yang buat besok jadi lebih sedikit." Balas Maya.

Memang, kami semua terlalu fokus mengejar tugas yang diberikan, hingga tak sadar jam pada layar monitor komputerku sudah menunjukkan jam 22.00 WIB.

Akupun iseng untuk berselencar diinternet, dengan tujuan untuk merefreshing otak. Tetapi, entah secara sengaja atau tidak, aku membuka sebuah portal berita yang isinya membuatku menelan ludah.

"Sebanyak 1.310 Relawan vaksin yang diuji coba mengalami gejala yang sangat mengerikan."

Begitulah Thumbnail yang disajikan, membuatku sangat penasaran hingga membuka artikel itu secara lengkap.

"...Gejala-gejala yang dialami diantaranya adalah mata memerah, muntah darah hebat, dan kanibalisme. Mereka saling serang satu sama lain, sekarang ini mereka sedang diisolasi dalam bunker khusus oleh pemerintah. Sebanyak 50 Bunker disediakan, dan setiap 1 Bunker berisi sekitar 26 Relawan. Para peneliti masih mencari penyebab gejala ini pada mereka."

Mengerikan, disaat manusia sedang membutuhkan sebuah vaksin, tetapi calon vaksin itu malah menjadi malapetaka bagi umat manusia.

Saat ku perhatikan lagi, ternyata portal berita itu dibuat pada bulan Juni, itu artinya berita itu sudah ada sejak sebulan yang lalu.

Ingin kutanya pada Wahyu dan yang lainnya, tapi rasanya merekapun masih ingin mengistirahatkan diri sejenak, tak enak rasanya jika aku membuka bahasan tentang ini.

20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang