Kebingungan

15 2 0
                                    

"Sekarang gimana?"
.
.
.
.
Mobil mereka masih terpacu dengan keheningan yang menghiasi perjalanan mereka. Tanpa arah tujuan, mereka masih melanjutkan perjalanan dengan pertanyaan yang sama dalam benak mereka.

Wahyu mengotak-atik ponselnya, berusaha mencari informasi sekecil apapun yang dapat ia temukan.

"ANJINGG!!!"

Maya dan Santi terkejut dengan Wahyu yang tiba-tiba membanting ponselnya. Tak keluar sepatah katapun dari mereka.

"Yu, tenang." ucap Santi dengan gemetar.

"Tenang? TENANG?"

. . . .

Maya menepikan mobilnya pada area SPBU, beruntung SPBU itu tergolong mewah karena terdapat minimarket disebelahnya. Ia keluar mobil dengan memperhatikan situasi sekitarnya.
.
"aneh"
.
.
Tak ada satupun dari monster itu berada di area SPBU, ia memanfaatkan kesempatan itu untuk mengisi penuh BBM-nya. Santi dan Wahyu ikut keluar dari mobilnya.

Wahyu berjalan menyusuri area luar SPBU, mengawasi aktivitas sekitar sambil mencari sesuatu yang bisa ia jadikan senjata.

"Ayo ngumpulin makanan dulu, sambil cari sesuatu yang bisa jadi informasi buat kita. Santi gimana kaki lo? jangan jauh-jauh dari mobil okay?"

"okayy."

Anggukan kecil mengakhiri percakapan antara Maya dan Santi, mereka langsung bergerak dengan tugasnya masing-masing.

"Apa yang bisa gue ambil yaa?"

Maya memasuki minimarket dan mulai 'berbelanja'. Ia mengambil troli dan mulai memilah makanan dan minuman yang dapat ia bawa, dengan hati riang ia memilih belanjaan seakan-akan tidak pernah terjadi apa apa.

. . . .

"c'mon.. masa masih gada sinyal siiiii."

Santi masih terus berusaha mencari sinyal dengan ponselnya, ia hanya bergerak mengelilingi mobil dengan mengangkat ponselnya keatas berharap akan ada sinyal yang tertangkap di ponselnya. Sesekali ia menelepon nomor darurat, namun tetap saja tak ada jawaban.
.
.
.

"YES!!!"

Senyum lebar terukir dari wajah Santi, ponselnya mendapat sinyal. Beberapa pesan darurat masuk kedalam ponselnya.

"WAHYU WAHYUUU, SINIII"

Lambaian tangan dan loncatan kecilnya ia memanggil Wahyu untuk memberikan kabar baik yang ia dapatkan.

Wahyu berlari kecil menuju Santi, ia penasaran dengan apa yang akan ditunjukkan oleh Santi.

mereka berdua mulai membaca beberapa pesan darurat, yang sebagian isinya hanya bentuk 'formalitas' dari instansi pemerintah agar masyarakat tidak panik.

Ada satu pesan menarik perhatian mereka, yaitu informasi bahwa terdapat area militer yang dijadikan tempat karantina dan bebas dari monster, mereka membaca pesan itu dengan penuh harap.

"ck.. anjing lah kebanyakan penjelasan taik kucing! lokasinya dimana bangsat!"

"Sabar Wahyu, pasti ada lokasinya."

'... Area ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan kita sebagai manusia untuk kembali hidup normal, dengan segala upaya dari Pemerintah Indonesia untuk segera mengakhiri bencana ini. Kami harapkan kepada masyarakat yang mampu membaca pesan ini agar pergi menuju Distrik Karantina di kota-"

"AAAAAAAAAAAKKKKK!!!!!!!"

Belum selesai membaca habis pesan itu, mereka dikejutkan dengan jeritan Maya yang berasal dari dalam minimarket. Mereka saling memandang, Wahyu ingin segera membantu Maya namun Santi menggelengkan kepala.

"Jangan.." Santi menahan Wahyu dengan menggelengkan kepala mengisyaratkan agar Wahyu tidak menuju kedalam minimarket.
.
.
.
.

~~~~~*****~~~~~
Agak agak juga buat lanjutin cerita, tapi semoga aja bisa konsisten, susah banget buat konsisten:(

Semoga kalian masih menikmati cerita ini hwheheuehe :'D

20Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang