Pagi ku cerah ku matahari bersinar. Itulah cuaca pagi hari ini yang terlihat sangat cerah. Cuaca yang sangat baik untuk mengawali hari di minggu pagi.
Suasana pagi di blok b sama seperti suasana pagi pada umumnya. Bunga-bunga yang sudah di siram, bapak-bapak yang sibuk kerja bakti, dan ibu-ibu yang tengah berkumpul di tukang sayur dengan pakaian daster nya.
Anak-anak masih ada yang tertidur, ada juga yang sudah siap dengan sepeda nya. Kebiasaan di minggu pagi, pasti ada saja anak-anak yang bermain sepeda.
"Hari ini mau masak apa nih ibu-ibu?" Tanya Mamah Egi sembari menimang ingin membeli sayur apa hari ini.
"Masak yang simple aja lah, mau masak yang ribet juga, tetep aja Willy sama Nana mau nya makan ayam goreng terus, lama-lama mereka mirip upin-ipin." Keluh Mamih Bunga.
"Lucky sama Ekal juga sama, kalau ditanya mau makan apa, jawaban nya terserah mamah. Sekali nya di masakin terserah mamah nya gak mau di makan. Katanya bukan selera mereka." Ucap Mamah Egi sembari menghela nafasnya lelah.
"Ya Allah sama, Reyhan kalau ditanya mau makan apa jawabnya malah makan tiang listrik, katanya biar tinggi. Mana ada dong orang mau makan tiang listrik." Ucap Umi Windy sambil geleng-geleng kepala.
Kalau inget ucapan Reyhan tempo hari itu, umi mendadak pening, beda sama abi, waktu anaknya bilang mau makan tiang listrik, respon abi cuman ketawa.
"Ada, itu buktinya Reyhan mau makan tiang listrik." Celetuk Bunda Senja sambil terkekeh.
"Kalau Jendral sama Satria sih untung nya gak banyak cingcong kalau soal makan. Gak mau di makan, di pelototin dikit sama saya atau Dimas langsung di makan. Ya walaupun sekarang makan nya dikit, tapi alhamdulillah setidak nya tiap hari mereka makan nasi sama sayur saja sudah syukur banget saya." Ucap Bunda Senja.
"Gischa sama Eza gimana? Kayanya mereka bukan anak yang pilih-pilih makan?" Tanya Mamah Maya.
"Ya sama aja kaya anak yang lain, Gischa kalau makan kalau gak ada sambal suka rewel. Kalau di turuti malah mencret, kalau Eza alhamdulillah gak se-rewel Gischa." Jawab Ibun Joyi.
"Aduh enak banget punya anak kaya Eza, kalau Cleo sama Nadya bikin pusing kalau urusan makan. Yang satu mau nya makan telur tomat terus, yang satu kalau makan mau nya sama mie terus. Sekali nya di masakin menu lain, pada ngamuk, katanya gak usah masak aneh-aneh." Keluh Bubu Jeni sembari menghela nafasnya lelah.
"Ya bagus dong Teh, budget makan mereka dikit." Ucap Mamih Bunga sambil terkekeh.
Bubu Jeni lantas mendelik. "Iya emang dikit, yang ada anak gua bisulan sama bengkak. Makan nya mie sama telur terus." Dengus Bubu Jeni.
"Kalau anak-anak pak dokter gimana nih? Sama, rewel juga?" Tanya Umi Windy.
"Alhamdulillah mereka kalau di masakin apapun gak rewel." Jawab mamah Jihan yang mendapat tatapan iri dari para ibu-ibu.
"Kapan ya Deryl sama Yuan kaya Mahen sama Karin." Mommy Lisa menghela nafas nya lelah. "Setiap pulang kerja, makanan di meja makan tetap utuh, alasan nya sudah kenyang karna jajan. Mau marah, gak bisa karena udah capek sendiri. Ngadu sama Tirta, ujung-ujungnya aku malah bertengkar sama suami, karna gak terima lihat anak di marahin." Ucapnya.
"Dereen sama Sandy, kalau bukan karena anaknya Yudha udah persis mirip Yuan sama Deryl." Kata Mimih Sana. "Kadang kasian liat mereka kalau sudah di marahin Yudha soal urusan makan, cuman kalau gak di gituin nanti malah jadi sakit." Lanjutnya.
"Zidan sama Saka gimana nih? Kalau anak tunggal gak serewel yang punya anak dua kan?" Tanya Mamah Egi.
"Zidan alhamdulillah gak rewel, justru dia lagi lahap-lahap nya banget." Jawab Mamah Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo City Gang's
FanfictionDaily life para penghuni perumahan neo city, tentang kisah para anak-anak manis, tampan, cantik, ceria, namun dengan akhlak yang super tipis. "Anaknya Dimas, kasian banget" "Diem kamu, Jamal!" "Wahahaha Jamal!" "Apa lo Joni?!" "Jangan main pake nama...