Pulang sekolah adalah hal yang paling membahagiakan bagi anak-anak yang sudah terlalu lelah dengan berbagai macam pelajaran dan juga tumpukan tugas.
Biasanya saat pulang sekolah berlangsung, anak-anak blok b akan pulang secara berkelompok.
Anak kelas 4, anak kelas 6 dan juga anak smp. Anak-anak seperti Zidan, Satria, dan juga Nadya memang tidak pulang bersama anak-anak yang lain. Pasalnya mereka bertiga sudah terlebih dahulu pulang di jemput oleh Mamah Maya. Sedangkan sisanya, memilih untuk pulang ke rumah dengan berjalan kaki.
Seperti siang ini, Willy pulang sekolah bersama dengan 3 babu nya, siapa lagi jika bukan Cleo, Saka, dan juga Eza. Ke-empat serangkai itu saat ini tengah berjalan menyusuri area perumahan agar sampai ke rumah.
Sekolah dan rumah tempat tinggal mereka memang bisa di bilang sangat dekat, maklum sekolah mereka itu masih di dalam kawasan perumahan neo city. Sehingga memudahkan anak-anak yang mau pulang sendiri tanpa di jemput.
Hanya melewati 3 blok saja.
Sembari mengobrol panjang lebar seraya di selingi tawa canda, perjalanan panjang pun tidak terasa lelah.
Namun canda tawa ke-empat nya harus terhenti tak kala seorang anak laki-laki dengan seragam sekolah yang sama berjalan ke arah nya, lebih tepat nya berjalan ke arah Willy dan menyerahkan sebuah amplop berwarna merah muda.
"Buat kamu." Sodornya.
Yang menerima bukan nya Willy, melainkan Cleo yang menatap anak laki-laki itu dengan mata memicing seolah tidak suka.
"Sana jauh-jauh!" Usir Saka ketus.
"Apa sih jerapah! Aku gak lagi ngomong sama kamu ya!" Seloroh nya dengan nada ketus bercampur kesal saat tubuh kecilnya di hadang oleh tubuh jangkung Saka.
"Wah malah body shamming nih!" Cleo menggeleng kan kepalanya.
"Mending aku mirip jerapah, dari pada kamu? Apaan buntet kaya adonan bolu kurang pengembang!" Saka balik meledek.
"Hahahaha bantet dong!" Ledek Cleo berhasil membuat Willy menahan tawa.
"Apa sipit!" Dengus nya sebal. "Minggir, aku mau ngasih ini buat willy." Lanjutnya sembari menyambar amplop yang tadi di pegang Cleo, dan kembali menyodorkan nya kepada Willy.
"Terima ya." Ucapnya sembari tersenyum manis.
"Gak mau!" Ketus Willy sebal sembari mendorong tangan si bocah itu ke samping.
"Willy bilang gak mau!" Lagi-lagi tubuh kecilnya di hadang oleh tubuh Saka.
Dengan perasaan kesal, bocah itu mendorong tubuh Saka sehingga membuat Saka oleng dan hampir terjerembab.
Untung saja ada Eza yang berdiri di samping nya hingga membuat Saka yang hampir terjatuh bisa di tahan. Ya walaupun tetap saja itu membuat detak jantung Saka berdetak sangat cepat.
Antara terkejut, marah, dan juga malu menjadi satu.
"Aku gak main fisik ya!" Ketus Saka sembari membalas bocah kecil itu dengan mendorong nya hingga tersungkur ke belakang.
Dengan tanpa babibu, si bocah itu kembali berdiri dan juga kembali mendorong tubuh Saka, hingga membuat Saka benar-benar terjatuh.
Bukan jatuh ke tanah seperti bocah tadi, tapi jatuh ke dalam selokan.
Cleo yang melihat Saka terjatuh langsung balas mendorong bocah tadi, tak lupa dia juga sempat-sempat nya merobek amplop yang ada di tangan si bocah menyebalkan itu.
Bukan hanya Cleo yang membalas kan Saka, tetapi Willy juga ikut membalas dengan menjambak rambut si bocah tadi dan menatap nya dengan tatapan kesal. "Aku gak suka kamu ya! Kamu nakal! Kamu dorong sahabat Willy sampai jatuh ke selokan!" Ketus Willy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neo City Gang's
FanficDaily life para penghuni perumahan neo city, tentang kisah para anak-anak manis, tampan, cantik, ceria, namun dengan akhlak yang super tipis. "Anaknya Dimas, kasian banget" "Diem kamu, Jamal!" "Wahahaha Jamal!" "Apa lo Joni?!" "Jangan main pake nama...