t h r e e | suppressed .. again?

4 3 0
                                    

"KAMU suka membaca?"

"Enggak!"

"Truss kenapa mau ikut?"

"Ya Pengen ikut aja sih"

Aku melongo dibuatnya. Apa katanya? Cuma pengen ikut? Terus perpustakaan gunanya apa kalau tidak membaca? Tidur?

Yah, pikiran lelaki dihadapanku memang rada-rada geser. Karena sekarang dia memang sedang tidur diatas meja perpustakaan disamping meja tempatku membaca. Aku sedikit mendengus melihat kelakuannya.

Untung saja murid yang datang keperpustakaan sangat sedikit, jadi kelakuan lelaki kurang sikap ini tidak dilihat orang lain.

"Kalau cuma mau tidur, kamu mending gak usah ikut. Soalnya disini tempat buat nambah ilmu, bukan buat nambah air liur" tak kusangka, sekarang lelaki itu terbangun dari tidur menyampingnya dan langsung melotot menghadapku.

Aku tak bergeming, dan masih asik menyelami dunia novel yang tengah kubaca. "Apa lo bilang? Nambah iler?"

Aku mengangguk ragu. Melihat raut wajahnya yang kelihatan marah, menciutkan keberanianku untuk menatapnya.

"Heh! Lo seharusnya bersyukur bisa deket-deket sama cowok ganteng kayak gue! Jarang loh, gue deketin cewek kayak gini. Apalagi berduaan ditempat sepi kayak sekarang" imbuhnya dengan tampang watadosnya diselingi alis yang naik turun.

Aku memutar bola mata malas"kan kamu yang mau ikut aku! Jadi kenapa harus aku yang disalahin?Terus tentang aku yang beruntung deket sama kamu, aku merasa aku lebih sial deket sama kamu"

"Apa lo bilang?"

"Udah deh aku mau kekelas, dan satu lagi, gak usah ngikutin aku lagi. Karena itu hanya buang-buang waktu, aku pergi"

Setelah mengucapkan kata yang sudah lama kusimpan dalam mulutku, dan sekarang sudah lepas landas terucap dari bibirku membuat perasaanku cukup lega. Aku melangkah keluar perpustakaan meninggalkan murid baru itu. Biarkan saja, aku tidak ingin berurusan dengan orang yang menurutku tidak pantas menjadikan aku sebagai teman. Karena aku memang tak pantas untuk ditemani.

Belum sampai sepuluh detik melangkah, aku dikejutkan dengan semburan air dingin yang langsung menusuk kulitku.
Aku terjatuh duduk dilantai. Sambil berusaha untuk menyadarkan diri dari keterkejutanku, aku dengan sekuat tenaga berusaha untuk mendongak keatas.

Dan lihatlah siapa lagi yang melakukan ini padaku. Nisa dan sepergengannya yang selalu menggangguku tiap waktu.

"Hahaha, rasain! Dingin kan? Lo seharusnya terima kasih sama kita-kita karena udah bantuin lo mandi! Dan sekarang kayaknya lo lebih bau deh dari yang tadi!"Nisa bersidekap dada seraya membusungkan dadanya angkuh sambil sesekali tertawa mengejek kebawahku

"Eww, jijik gue!" Mira menimpali, aku lantas berusaha berdiri sekuat tenaga yang kubisa.

"Ini ada apa sebenarnya Nisa?apa salah aku sama kalian? Kenapa kalian selalu gangguin aku? Apa salah aku?" aku berusaha tetap terlihat baik-baik saja, walau hatiku merasakan perih yang sangat diperlakukan seperti ini didepan umum.

Nisa terkekeh sinis, seraya memajukan tubuhnya padaku. "Heh miskin! Lo gak usah belagu! gue selalu gangguin lo karena lo emang pantes buat dibully! Dan lo tau apa alasannya? Gue benci sama lo! Lo selalu ngalahin gue saat ujian kelas! Dan gue gak suka ada orang yang ngalahin gue! Gue gak suka lo peringkat pertama dari semua ujian....Salma anjing!!"Nisa menjambak rambutku yang sudah basah. Aku tak bergerak sama sekali. Aku menerima semua perlakuan kasar Nisa padaku.

"Salma! Kamu gak papa?ada yang sakit?mana yang sakit?" Arga datang dari dalam perpustakaan setelah tadi mendengar keributan diluar ruangan.

Aku menahan tangisanku yang lagi-lagi ingin merembes keluar, namun berusaha untuk kutahan sekuat mungkin agar tak menetes. "Gak papa, makasih udah bantuin"

Aku melepaskan tangan Arga dari lenganku dan melanjutkan langkah kakiku dengan tertatih-tatih. Meninggalkan bisik-bisik dan cemoohan yang tertuju padaku dari siswa-siswi sekolah ini.

"Salma? Seenggaknya pakai ini buat hangatin badan lo!"

"Makasih" ucapku dengan tulus pada Arga yang menyampirkan jaket hitamnya pada pundakku. Lantas, aku benar-benar pergi meninggalkan kerumunan itu.

• D I V I N E__ D E C R E E, FA T E •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang