Salma terkikik geli melihat raut wajah Aska"makasih udah nganterin yah babang ganteng!Salma turun, bye"
Aska hanya menoleh sekilas, lalu mulai meninggalkan gerbang sekolah Salma dengan perasaan jengkel. Bagaimana tidak jengkel? Permintaan Salma tadi membuatnya harus menahan diri untuk tak mencekik leher adiknya itu.
"Oke, karena abang udah janji mau nurutin apapun yang Salma minta, jadi sekarang adek gemes ini mau ngajuin satu!" Salma berseru riang. Rasa penasaran terhadap lelaki kemarin entah hilang meluap kemana. Saking senangnya gadis berkuncir kuda itu.
"Tapi janji jangan yang aneh-aneh + rugian abang!"
Salma mengernyit tak suka. Lantas menggeleng beberapa kali"udah janji! Janji itu hutang, gak boleh diingkarin!"
Aska membuang napas pasrah"jadi mau apa!"
"Santai juga dong bang!"
"Salma pengen abang nemenin Tesya buat nonton bioskop malam ini! Titik gak pake bantahan dan nada julid!" Salma tersenyum senang.
Aska yang mendengarnya menggeleng tegas. "Tesya temen kamu itu?engak--enggak! Enak aja! Gak mau abang!"
Salma cemberut, "lah kok abang gitu sih! Kan udah janji! Pokoknya abang bakal nemenin temen Salma malam ini! Yang lebih parah lagi dia beruntung pasti ditemenin cowok ganteng kayak abang! Kan?" Salma menaik-turunkan alisnya menggoda. Berharap hati sekeras batu Aska itu dapat pecah berkeping-keping.
"Gak! Abang gak mau pokoknya! Temen kamu itu heboh dan super duper cerewet! Abang gak mau!"Aska tetap kekeuh pada pendiriannya.
Salma memberenggut kesal. Ide licik muncul diotak cantiknya" gini aja! Kita buat kesepakatan!"
Alis Aska menukik"cewek yang abang taksir kan kata abang lagi deket sama cowok lain, jadi gimana kalau kita buat rencana nyemburuin dia? Wekend nanti malam kan bakalan banyak muda-mudi kebioskop buat nonton film yang baru liris itu! Nah, siapa tahu cewek itu juga dateng sama cowoknya! Jadi abang bisa panas-panasin deh! Gimana? Pinter kan adek imut abang?"
Aska nampak berpikir. Ada untungnya ide adiknya itu. Dia bisa membuat cewek yang tengah disukainya itu cemburu dengan menonton film bersama temen Salma. Walaupun dalam hati, Aska tidak rela berduaan dengan Tesya sih! Tapi mau gimana lagi? Ia harus berjuang untuk menceraikan kedua insan yang tengah menjalin pdkt itu nanti malam!
"Oke, abang setuju dengan rencana busukmu!"
"Ih! Kok busuk sih bang?licik kan lebih bagus!"
"Sama aja adek anjing! Eh--? Maaf-maaf dek jangan laporan bunda sama ayah karena udah ngatain kamu! Abang setuju rencana licik itu!"
Awalmya muka Salma nampak emosi sesaat, namun kalimat terakhir sudah lebih dari cukup membuat amarahnya terkontrol dengan baik. Untung jiwa setannya tidak dipaksa keluar oleh Aska, bisa mati abangnya itu ditangan adeknya sendiri.
"Tapi abang janji dulu!"
"Iya-iya abang janji Salma!" balas Aska ogah-ogahan. Ingin sekali menyumpalkan kaos kaki pada mulut Salma yang terus menertawakannya itu.
Salma melambaikan tangan sebagai tanda perpisahannya dengan mobil Aska. Ia lalu berbalik dan melangkah santai seperti biasa menuju kelasnya berada. Hari ini cuaca cukup cerah, secerah hati Salma yang cukup segar dan ceria. Entah kenapa dirinya begitu bahagia hanya karena Aska akan menggantikan posisinya untuk menemani Tesya menonton nanti malam. Tentu dibalik senyuman itu, ada sedikit kekhawatiran yang muncul. Khawatir dengan rencana yang sudah dibuatnya untuk nanti malam. Apa tidak akan gagal? Dan tidak akan ada kendala?

KAMU SEDANG MEMBACA
• D I V I N E__ D E C R E E, FA T E •
Fiction généraleHuh .. Huh.. "MAU LO APA ANJING! LO SIAPA MAIN NGAJAK-NGAJAK GUE PACARAN?! GUE BELUM TAHU IDENTITAS LO BANGSAT! RUPA LO AJA KAGAK! MAIN NGAJAKIN ANAK ORANG PACARAN! SANTAI AMAT TUH MULUT! BAU AJA IYA PASTI!" Urat-urat tenggorokan Salma mendadak mem...