s e v e n | awal baru + friend kampret

5 3 0
                                    

HARI ini, gadis yang tengah memakai hoodie berwarna macaron hijau itu berada disebuah ruangan kepala sekolah. Lantas ia mengisi semua berkas-berkas yang memang wajib ditandatangani bagi murid pendatang. Dan saat semuanya selesai, gadis itu diantarkan keruang kelasnya berada dengan didampingi bapak kepala sekolah itu sendiri.

"Assalamualaikum .. ini anak barunya udah dateng, ayo nak masuk!"

Salma melangkah kikuk saat semua tatapan mengarah pada dirinya. Lalu ia tetsenyum mesem guna mencairkan suasana.

"Oh iya pak, terimakasih sudah mau repot-repot nganter kekelas. Padahal panggil saya kan juga bisa" balas guru perempuan yang sedang mengajar dikelas itu cengengesan.

Pak kepsek memutar bola mata malas ala-ala anak muda jaman sekarang"kalau saya panggil kamu sama saja namanya. Mending saya hemat tenaga buat jalan kekelas ini, iya kan semuanya?"

"Betul pak kepsek!!!!!" balas para murid-murid bersahutan. Sebagian besar sudah ketawa-ketiwi dibelakang sana.

Pak kepsek tersenyum simpul lalu berpamitan setelah menepuk-nepuk pundak Salma. Entah kenapa begitu ramah padanya, namun tidak pada guru perempuan itu. Salma keliru brutal.

"Baik, perkenalkan dirimu"

Salma yang awalnya hanya diam membisu lantas tersenyum"halo semuanya! Perkenalkan gue Salma, Salma Rajendra, senang sekelas dengan kalian semua!"

"Kek pernah denger tuh marganya, tapi dimana ya?"bisik salah satu siswi yang tentu dapat didengar Salma karena ucapan itu nyatanya bukan sebuah bisikan, namun sebuah perkataan yang dapat didengar semua orang. Mungkin karena semuanya mendadak sunyi.

"Ayah saya memang bernama Rajendra"

Semuanya terdiam. Termasuk guru perempuan itu. Salma hanya bisa tersenyum canggung ala kadarnya.

"L--lo anaknya pak Endra?"

Salma mengangguk dan langsung membuat mereka syok ditempat entah Salma berbuat kesalahan apa.

"Baiklah .. Salma sekarang kamu duduk disebelah Tesya, karena cuma itu sisa bangku yang kosong"

"Baik bu"

•••

"Wah! Hebat ya lo Sal, bisa ngadepin ujian hidup seberat beton ini"ujar Tesya seraya bertepuk-tepuk tangan memandang Salma yang tengah menyeruput es cincaunya.

Salma membalas dengan anggukan, " ya gitu, gue juga bersyukur udah diberi kekuatan sama Tuhan sampai ketitik ini"

Sebenarnya, Salma menceritakan semua tentang cerita hidupnya pada Tesya. Salma juga tidak keberatan dengan itu. Toh, mereka juga baru masuk tahap-tahap awal persahabatan. Entah itu menceritakan hobi, makanan kesukaan, cita-cita dan tentang semua latar belakang kita.

Salma bukannya gadis yang dengan mudah menceritakan semua kisah hidupnya, namun dia hanya mencoba untuk mulai akrab dengan teman barunya itu. Tentu semua kisah hidupnya tidak ia ceritakan. Hanya sepenggal kehidupan pahitnya dan itu-itu saja. Kesukaannya ataupun yang tidak disukainya.

Dulu, saat masih di Bandung, Salma tidak mempunyai satupun teman. Mungkin karena dia miskin dan kucel. Maka dari itu, mulai sekarang Salma akan lebih terbuka keorang-orang baru yang menurutnya orang baik.

"Lo udah pernah pacaran gak?"Tesya berlagak antusias

Salma tersedak minumannya mendengar perkataan Tesya yang menurutnya  sensitive itu. "Enggak lah, gue masih belum mau pacar-pacaran. Kata Bunda, seorang perempuan akan istimewa saat laki-laki yang bertemu dengannya menjadi pilihannya seorang"

"Gak ngerti jalan pikiran lo deh!"

Salma tertawa"ya pokoknya gue mau lulus sekolah dulu, baru mikirin hal-hal yang begitu-begitu"

Tesya mesem-mesem"iyadeh iya!sipaling alim!"

"Jelas!"

"Tapi kalau soal bias, lo punya?"

"Kalau yang ntu satu, gak usah diaskingin! Punya lah!"

"Siapa siapa?" Tesya menyerobot penasaran.

Salma terkikik geli"dia adalah ..... Atok dalang! yeay! Gimana gimana? Ganteng kan?!"

Tesya tak sengaja menjatuhkan air liur kenikmatannya dari mulut, saking menganganya bibir berlipstik itu. Lantas, dengan cepat mengambil beberapa lembar tissue diatas meja mereka, berusaha menyembunyikan aibnya yang bisa saja dilihat orang-orang dikantin.

"Apa lo bilang Sal? Atok dalang? Kakek tirinya upin-ipin maksud lo?" bisik Tesya merapatkan tubuhnya dekat dengan Salma.

Salma mengangguk antusias, lantas mendapat tepukan keras dikepalanya. Siapa lagi pelakunya, jika bukan Tesya seorang.

"Lo tu ya! Kakek-kakek bau tanah yang jadi idola lo! Kek gue dong, taehyung--ssi•suga--ssi•jimin--ssi•jin--ssi•jungkook--ssi•j-hope--ssi•sama Rap monster--ssi!"ujar Tesya mulai berlagak macem orang gila. Menopang kedua kakinya pada tangan, lalu melipat tangannya dikaki--hadeuhhhh---

Salma sedikit meringis menerima tepukan keras dikepalanya,"ya itu lo! Gue tetep jadi penggemar to dalang pokoknya!"kekeuh Salma

Tesya memutar bola mata malas"tok dalang kan kurus! Gak  punya perut six-pack kayak oppa-oppa korsel sama korut gue! Gila juga selera Salma! Perlu dirasukin bubuk-bubuk modern nih!"batin Tesya mendelik

"Eh Sal!"

"Paan?" Salma mendongak dari layar ponselnya

"Lo kenal para most-wanted sekolah gak?

Salma mengernyit lalu mengendikkan bahu tak tahu. Tesya semakin sumringah dibuatnya.

"pasti setelah liat mereka, lo langsung terbang deh kelangit! Mereka berempat ngalahin tok dalang lo pokoknya!"Tesya tersenyum lebar,membuat Salma memutar lubang hidung malas.

"G a k p e r d u l i!"

"Ck, siap-siap Salma neng syuantikkk! Lo bakal mimisan saat mereka datang! liat aja"ujar Tesya mengakhiri pembicaraan. lalu kepalanya celingak-celinguk kanan kiri. Entah mencari sosok siapa.

"NAH! itu mereka! Calon my husband!"jeritnya tertahan. Reflek, Salma menoleh kepintu utama kantin. Disana tengah muncul beberapa cowok-cowok yang sangat familiar dipandangan Salma.

"Itu yang lo bilang?"

"He'em! Ganteng parah banget kan?! Kyiaaaaaaa~~~~aaaaaa babang Dewa ganteng banget anjir!" Salma dibuat berjengit kala Tesya berteriak kencang dihadapannya.

Salma menepuk-nepuk bagian jantungnya yang berdenyut-denyut.

"Denyut jantungku berdetak~~serasa debarnya~~Punya temen kok gini banget!" nyanyi pilu Salma seraya berdramatis.

Tesya yang melihatnya langsung memutar bola mata marah"lo tu ya Sal! Gue teriak karena reflek liat para calsu gue tau gak!"

"Calsu maksud lo?"

"Ya calon suami atuh" kembali kumat gila Tesya. Kali ini gadis berkuncir kuda itu memilin seragam sekolahnya seraya digigit. Pergerakannya tentu seperti sedang gemas, atau apalah itu. Yang pasti, Salma ingin muntah plus boker sekarang.

"Sya! Gue kekamar mandi dulu ya!tunggu disini, oke"Salma berlari seraya memegang perutnya, tanpa mendengar jawaban dari sang empu yang tengah diajaknya bicara.

Tesya menatap kepergian temannya dengan sinis" tu anak satu! Baru aja masukin makan keperut, udah mau minta boker! Hadeuhh---puyeng kepala ane mwass!"setelahnya Tesya kembali menyelesaikan makan siangnya yang tinggal setengah seraya tersenyum-senyum melirik para cogan dibangku paling belakang sana.


• D I V I N E__ D E C R E E, FA T E •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang