f i v e t e e n |

0 1 0
                                    

"Lo ngapain dirumah gue!!?"

"G--gue lagi sama ortu" jelas Salma. Gadis itu nampak gugup ditatap lelaki dihadapannya itu.

Terdengar helaan nafas geram dari wajah sangar lelaki itu. Membuat Salma semakin grogi ingin mengucapkan apa.

"Jadi lo kesini mau minang gue?sorry, gue belum siap dinikahin sama lo!"ujarnya seraya melipat tangannya didada dan tersenyum meremehkan.

Salma melotot"nikah? Siapa yang bakal nikah?"gumam Salma berpikir. Yah, gadis itu memang lemot dalam berpikir.

"Apa lo bilang?!!enak aja gue mau minang kuntilanak kayak lo!kege'eran!! Hihh!! Amit-amit!" Salma berujar kesal seraya mundur beberapa langkah.

"Ya trus tujuan lo kesini buat apa, selain mau minang gue? Ngaku gak lo!" ucap lelaki itu tetap kekeuh.

"Apasih!!stop ditempat lo!atau jangan-jangan setiap ada yang berkunjung kerumah lo, lo langsung nyimpulin mereka bakal nikahin cowok jelek gila kayak lo?! Wah, hebat banget sih akting lo!"

"Enak aja!! Gue gak bilang ya setiap ada tamu gue kegee'ran bakal dipinang. Gue bicara kayak gitu ya cuma sama lo! Gak sama yang lain. Ngerti!?" jawab lelaki itu menatap intens cewek didepannya.

Apa?

Cuma gue?

Cuma sama gue?

Gue?

"Kenapa setiap gue ketemu lo itu, selalu aja bicara soal nikah dan nikah?! Pertemuan pertama kita gue kira lo itu cowok gak waras! Jadi gue gak ladenin lo!Dan sekarang? Lo masih cowok gila dan gak waras dimata gue!!" Salma pergi dari hadapan lelaki itu. Namun sebelum pergi, ia menyempatkan menendang tong sampah kecil yang ada dihadapannya kearah lelaki itu.

Amarahnya memuncak.Manusia waras mana yang berbicara seperti itu pada orang yang baru saja 2 hari dikenalnya? Salma sangat keliru. Tak tahu harus berkata dan berucap apa saat ia bertemu dengan manusia itu.

"Sal, dia itu cowok gak waras dan dia gila. Saat lo ladenin manusia gak waras, maka lo lebih gak waras dari mereka! Ngerti?!" batin Salma pada dirinya.

Setelah sampai pada Bunda dan Ayahnya berada, Salma akhirnya dapat bernafas lega. Terlihat mereka sedang menonton ditemani dengan beberapa camilan. Orangtua jaman sekarang ya gitu, maunya kayak anak muda walau udah tahu badan udah bau tanah. Ck. Ck. Ck

"Kok kekamar mandinya lama banget? Sakit perut ya sama masakan tante?"

"Eh engak tante enggak! Masakan tante enak semua kok, hehe, Salma cuma kebelet pipis dan sedikit dandan doang" jawab Salma tak enak hati. Ya itu memang kebenarannya.

"Oh gitu, maafin tante udah nyimpulin yang gak baik ya dari kamu?" ucap Zee merasa bersalah.

Salma mengangguk tersenyum.

"Ngomong-ngomong anak kamu mana Zee? Kok pada gak muncul-muncul?"

Salma melotot saat mendengar ucapan Bundanya itu. Ia menatap lekat Tante Zee saat ingin mengucapkan sesuatu.

Semoga

Semoga lelaki tak waras tadi bukan dari keluarga ini.

Semoga

Semoga dia hanya satpam atau pembantu disini.

Jika sampai lelaki itu punya hubungan keluarga dengan Tante Zee, maka Salma tidak akan mengampuni dirinya karena telah berkata kasar kepada lelaki itu tadi.

Semoga

"Oh itu, anak-anak aku pada lagi sibuk Fan. Biasa, kerjaan anak cowok jaman sekarang" kekeh Zee membuat Fani mengangguk maklum

"Tante gak punya anak gak waras kan?" semuanya terkejut dan menoleh bersamaan pada Salma.

"Sal, kamu kok ngomong kayak gitu?" bisik Fani menyenggol siku Salma

Salma tegang. Apa ucapannya salah? Ia hanya ingin mendapatkan informasi kalau-kalau Tante Zee memang memiliki anak yang tidak waras. Apa itu salah?

Tante Zee berdehem guna menghilangkan hawa canggung. Ia mengubah posisinya kearah Salma dan mendekat kearahnya.

"He'em, tante memang punya anak yang gak waras. Dan sekarang dia ada dirumah ini. Jadi jangan berani-berani untuk berkeliaran seorang diri ya dirumah ini atau disekitaran komplek tante?soalnya dia tuh suka bikin stress dan buat korbannya kejang-kejang dengan bicaranya"bisik Tante Zee kepada Salma. Endra, Fani, dan Edward--suami Zee tidak mendengar perbincangan mereka.

Deg

Hati salma yang mulanya nampak tenang, kini mulai terpompa jedag-jedug. Rasa khawatir, takut mulai menyerang pikirannya. Hawa-hawa negatif mulai bermunculan dimana-dimana didalam otaknya. Sad ending mulai membuat Salma merasa itu adalah takdir akhirnya.

"Hah?enggak tan, enggak!! Tante bohong kan?iya kan tante?" Salma frustasi. Mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini adalah kebohongan.

Zee menggeleng dengan raut wajah serius. Lalu sedetik kemudian, matanya melotot. "K--kamu udah ketemu dia. Iya kan?" tanya Zee cemas

Mata Salma mulai berkaca-kaca. Ia mengangguk pelan dengan mulut yang sedikit terbuka.

"Astaga!"

❤❤❤

"Kamu dan orangtuamu lebih baik segera pergi dari sini. Kewarasan kalian dalam bahaya! Jangan sampai kalian bernasib sama seperti Tante" ucap Zee seraya memijat pelipisnya. Ia sekarang duduk berdua bersama Salma. Endra, Fani, dan Edward sedang fokus menonton video masa-masa sekolah mereka dulu.

Mereka memang tidak menonton film atau acara tv, tapi ya video mereka saat masih jaman-jaman sekolah. Mereka sedang flashback.

Salma tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti semua arahan Tante Zee. Ia mengangguk beberapa kali saat Tante Zee memberitahu jalan keluar untuk keluar dari rumah dan komplek ini.

"Kamu gak bisa keluar dari pintu depan karena disana anak buah anak tante lagi jaga. Untungnya Tante punya pintu cadangan yang mengarah langsung keparkiran" Tante Zee melirik jam tangannya.

"Sekarang masih pukul 08.50,berarti  masih ada 10 menit waktu untuk kamu dan kedua orangtuamu untuk kabur dari sini secepatnya. Parkiran juga kalau jam segini gak dijaga sama mereka" terang Tante Zee semakin membuat Salma panik.

10 menit untuk Salma itu sangat tidak cukup untuk melarikan diri dari rumah sebesar ini. Tapi mau gimana lagi? Itulah jalan satu-satunya.

"Saat kamu gak berhasil lolos, dan tertangkap. Tante udah gak bisa bantu kamu. Sudah banyak korban anak tante yang gak waras itu dibuat gak waras juga sama mereka! Hati-hati" Tante Zee menepuk pundak Salma dan berlalu pergi dari sofa. Meninggalkan Salma yang sekarang sudah menggigil takut hebat.

Salma meneguk ludahnya. Ia tak mau itu sampai terjadi. Kewarasannya masih ia perlukan untuk masa depannya nanti, jadi ia harus berjuang agar lolos dari mereka yang tidak waras itu.

"Gue harus pergi dari rumah aneh ini secepatnya!" tegas Salma berbalik arah dan berlari kencang menuju Endra dan Fani.

Hola hola yuhuuu

Waduh Li udh lama bnget gak muncul.

Alasannnya bnyk gaes sebenarnya. Yah begitulah, anak yg penuh dengan peraturan hidup. Kdng selalu sibuk, kdng juga turu sampe gak inget dunia.

Btw, selamat menunaikan ibadah puasa yah bagi umat islam disini. Dan besok udah ID aja. Satu bulannya gk kerasa bnget. Dan diri ini msih pengen libur dan turu sampe brutal.

Li pengen nanya sama kalian

Kalian besok udh idul fitri apa lusa?

Keluarga Li soalnya masih bingung

Yaudah deh papay

Btw, aku hari ini ulang tahun ygy huhu
Ucapin dongsss readers ku cintaku..

Maaf juga kalau Li ada salah ye. Selamat memunaikan ibadah puasa dan selamat menuju kemenangan.

Yeyyyyy.....

• D I V I N E__ D E C R E E, FA T E •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang